Viral Bacaan Anies Baswedan, Ini Isi Lengkap Buku How Democracies Die, Karya Dua Profesor Harvard

Foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tengah bersantai dan membaca sebuah buku ramai diperbincangkan.

Editor: M Ismunadi
Twitter/kolase Tribunnews.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah santai dan membaca buku How Democracies Die, Minggu (22/11/2020). 

Sementara itu mantan rekannya sebagai wakil ketua DPR, Fahri Hamzah justru mengatakan bahwa dirinya sudah lama mempersoalkan buku tersebut, yakni setahun yang lalu.

Hal itu dibuktikan dengan cuittan dari Fahri Hamzah pada tahun 2019 yang sudah membahas buku 'How Democracy Die' tersebut.

Baca juga: Anies Terancam 1 Tahun Penjara Denda Rp100 Juta, Rizieq Shihab Melanggar PSBB Didenda Rp50 Juta 

Baca juga: FPI Tidak Terdaftar sebagai Ormas di Kemendagri, Kapuspen: Idealnya Tak Boleh Ada Kegiatan

Dalam cuittan setahun lalu itu, Fahri Hamzah mengatakan nasib demokrasi ditentukan oleh kudeta militer dan sistem pemilihan umum.

"Sebetulnya itu adalah kesimpulan 2 guru besar universitas Harvard: Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.
Dalam buku mereka yang terkenal “How Democracy Die”, mereka menuturkan bagaimana demokrasi bisa mati oleh kudeta militer atau oleh pemilu yang menaikkan para pemimpin curang," kata Fahri Hamzah.

Selain itu tak ketinggalan, Budiman Sudjatmiko juga turut memberikan komentarnya.

Dirinya mengakui lebih memilih orang yang membaca satu buku namun mendapatkan banyak pikiran, ketimbang banyak buku namun hanya sebatas menjadi kutipan belaka.

"Saya tak pernah terkesan dgn orang yg membaca buku sampai saya berdiskusi membedah isi dengannya.

Lebih baik orang membaca 1 buku & dia keluarkan banyak pikirannya sendiri ketimbang dia membaca banyak buku tp isi perkataannya cuma hasil kutipan buku yg dibaca," ucapnya.

Selanjutnya ada juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman.

Dirinya mengunggah sebuah foto buku berjudul Democracy Without the Democrats.

Buku tersebut rupanya karya dari Fadjroel sendiri yang ditulis ketika dalam tahanan di Nusakambangan dan Sukamiskin.

"Perjuangan demokratisasi demokrasi itu perjuangan tanpa akhir. Perjuangan demokrasi sejak kemerdekaan, dihadang tahapan antidemokrasi hingga #Reformasi21Mei1998 dan sekarang terus membongkar lembaga, regulasi dan orang2 yang memanfaatkan demokrasi utk menghancurkan demokrasi ~ FR," tulis Fadjroel.

Lebih lanjut, ada juga tanggapan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya dan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Yunarto Wijaya kali ini justru memberikan sindiran kepada Anies.

Dirinya mengingatkan Anies terkait musibah banjir di musim hujan.

Oleh karenanya, ia meminta kepada Anies supaya lebih baik mengurusi pengerukan sungai.

"Pakgub lagi belajar cara membuat demokrasi mati? Mending urusin pengerukan sungai pak, mulai hujan mulu...," tulis Yunarto Wijaya.

Terakhir dari Burhanuddin memberikan masukan untuk menyelamatkan demokrasi.

"Kata penulis ini, agar demokrasi tidak mati, politisi sebaiknya tdk membangun electoral base dengan mengeksploitasi apa yg Jeff Flake sebut sbg “sugar high of populism, nativism, and demogaguery” ujarnya. (TribunNewsmaker.com/ *)

Diolah kembali dari artikel di Kompas.com dengan judul Ramai Anies Baca Buku How Democracies Die, Buku Tentang Apa Itu?, TribunWow.com dengan judul Anies Baswedan Baca Buku How Democracies Die, Lihat Reaksi Fadli Zon hingga Yunarto Wijaya, dan Tribunnewsmaker dengan judul ISI LENGKAP How Democracies Die Buku Viral Bacaan Anies Baswedan, Reaksi Istana, Fadli Zon, Pengamat

Editor: Agung Budi Santoso
Sumber: Kompas.com

Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved