Hanya Karena Dengarkan Radio AS, Kapten Kapal Nelayan Korea Utara Ditembak Mati di Muka Umum
Regu tembak mengeksekusi seorang kapten kapal nelayan di Korea Utara. Penyebabnya, kapten kapal itu sering mendengarkan radio yang didanai AS.
Hanya Karena Dengarkan Radio AS, Kapten Kapal Nelayan Korea Utara Ditembak Mati di Muka Umum
POSBELITUNG.CO - Regu tembak mengeksekusi seorang kapten kapal nelayan di Korea Utara.
Kapten berusia 40-an yang diketahui bermarga Choi itu ditembak mati di muka umum, setelah dia ketahuan mendengarkan radio yang didanai AS.
Eksekusi dilaksanakan pada pertengahan Oktober karena Choi secara tertatur mendengarkan Radio Free Asia.
Sumber di internal penegak hukum Korea Utara mengungkapkan, Choi merupakan pemilik dari armada yang berjumlah 50 kapal nelayan.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Pfizer Bisa Ubah Manusia Jadi Buaya, Begitu Celoteh Presiden Brasil Bolsonaro
"Selama investigasi, Kapten Choi mengakui sudah mendengarkan radio RFA sejak umur 24 tahun, ketika dia menjadi operator radio di militer," ulas sumber itu.
Pihak berwenang dilaporkan sudah diberi tahu mengenai perilaku Choi oleh salah seorang awak kapalnya di kota pelabuhan Chongjin.
Sumber itu menambahkan, Choi mengaku ketika dia mendengarkan radio terlarang tersebut, masa-masa indahnya selama di militer kembali muncul.
Meski begitu, alasan tersebut tidak diterima. Choi dituding sudah melakukan aksi subversif dan membangkang terhadap Partai Buruh.
"Dia ditembak mati di pangkalan dekat fasilitas pemrosesan ikan, dan disaksikan oleh lebih dari 100 kapten kapal dan manajer," terangnya.
Dilansir New York Post Sabtu (19/12/2020), Choi disebut merupakan korban dari kediktatoran rezim Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un.
Baca juga: Donald Trump Minta Tunda Suntik Pejabat AS, Padahal Program Vaksinasi Covid-19 Sudah Dimulai
Choi dan kapten kapal lainnya diminta untuk memperbanyak tangkapan ikan, karena Korea Utara mengalami kekurangan makanan di tengah sanksi dunia dan wabah Covid-19.
Sementara sumber lain kepada radio AS itu menuturkan, Choi dieksekusi karena sudah bertindak sombong dan melecehkan seiring dengan kekuasaanya.
Karena kesombongannya itu, seorang awak kapalnya kemudian memutuskan mengadukan bosnya mengenai perilakunya yang suka mendengarkan radio asing.
"Otoritas keamanan memutuskan bahwa masa memaafkannya sudah usai. Jadi, mereka mendatangkan regu tembak untuk mengeksekusinya," jelas sumber tersebut.
Baca juga: Gandeng Korea Utara, China Kibar Bendera Perang Dagang ke Australia, Tolak Batubara Negeri Kanguru