Berita Belitung Timur
Asyik dan Serunya Sya'ban Camp, SD Alam Aqila Belitong Terapkan Experience Based Learning
Ada yang unik dari SD Alam Aqila Belitong jelang bulan Ramadhan, yakni kegiatan rutin tahunan yang dinamai Sya'ban camp.
POSBELITUNG.CO , BELITUNG -- Ada yang unik dari SD Alam Aqila Belitong jelang bulan Ramadhan, yakni kegiatan rutin tahunan yang dinamai Sya'ban camp.
Sekolah yang bersebelahan langsung dengan Hotel Fairfield by Marriott, Kelurahan Tanjungpendam, Belitung dalam Sya'ban Camp mengajarkan anak didiknya apa saja yang akan dilakukan pada bulan Ramadhan serta, kegiatan mengeksplor desa yang ada di seputaran sekolahnya.
Kepala SD Alam Aqila Belitong, Novita F Uktolseja menuturkan Sya'ban camp sempat ditiadakan pada 2020 lalu, saat itu Covid-19 sedang tinggi-tingginya di Belitung.
Tahun ini kembali dilaksanakan lagi, agar anak-anak menyambut ramadan dengan gembira atau sesuatu yang di tunggu-tunggu.
"Bulan Syaban kan sebelum ramadan, jadi mereka diajak belajar di luar atau outdoor, nah ini berbeda-beda perkegiatannya tapi yang wajib ada, yakni tarhib ramadan, mereka di beritahu apa yang akan dilakukan mereka saat puasa nanti, misal sahur, berbuka, tarawih dan lainnya agar mereka lebih siap menghadapi Ramadhan," ujarnya kepada Posbelitung.co, Senin (5/4/2021).

Pada kegiatan eksplore Minggu (4/4/2021) sejak pukul 08.00 WIB, murid kelas 1 SD Alam Aqila sudah bersiap memasuki Museum Tanjungpandan, di mana tematik pelajaran mereka sedang mengenal nama hewan, termasuk bahasa inggris.
"Jadi tetap dimasukan pelajaran sekolah namun pengemasan belajarannya dengan cara lebih menyenangkan," jelasnya.
Kemudian dilanjutkan ke Desa Terong, mereka menuju ke peternakan ayam , di sana mereka dapat langsung melihat puluhan ribuan ayam.
Dia menyampaikan prinsip Experience Based Learning yang diterapkan di SD Alam Aqila Belitong, yakni belajar berdasarkan pengalaman akan melekat di dalam diri anak.
"Jadi misal di kelas diberitahu ayam itu ada petelur dan ayam pedaging nah sekarang mereka melihat langsung kelapangan peternakan ayam seperti apa," ucapnya.

Selanjutnya mereka berpindah lokasi ke Desa Batu Itam, mereka ke sawah di mana di sana ada hamparan sawah yang luas, ada sungai mereka pun menyebrangi sungai dengan meniti batang kayu.
"Jadi motorik mereka terlatih dan tertantang. Bersamaan juga disana sedang ada petani yang panen padi, jadi mereka bisa tahu proses pelepasan padi dari tangkainya, merekan juga menjadi tahu proses panjang dari mulai pembenihan hingga beras itu pun mereka dapat kan dilapangan dari petani langsung," jelas Novita.
Dari sawah mereka diarahkan ke Dermaga Sepiak yang terlatak antara daerah Batu Itam dan Aik Sagak yang mana mereka mendapatkan pelajaran tentang mangrove, para murid diberi pengetahuan bahwa bakau itu harus dijaga, jangan sampai terjadi abrasi.
Tak sampai di situ saja, anak didik SD Alam Aqila juga melihat proses pembuatan perahu secara langsung tepatnya di Jerambah Kubu.
"Intinya sekolah alam itu institut development mengangkat kearifan lokal supaya mereka tahu potensi yang ada di sekitar mereka. Jangan sampai mereka anak pantai tidak tahu cara ngeresmis (mencari kerang), nyulo (mencari ikan atau udang di malam hari) di seputaran pantai. Oleh karenanya kami kenalkan dengan apa yang ada di sekitar lingkungan sekolah," kata Novita.