Donald Trump Ledek Joe Biden, Memalukan Kalah Perang di Afganistan, Didesak Mundur Jadi Presiden

Donald Trump beberkan dosa-dosa Joe Biden, kalah perang lawan Taliban di Afganistan hingga dinilai tak becus tangani covid-19

Editor: Hendra
OLIVIER DOULIERY / AFP
Donald Trump mantan Presiden Amerika Serikat 

POSBELITUNG.CO, WASHINGTON -  Jatuhnya pemerintahan Afganistan menjadi bomerang bagi Pemerintahan AS yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden.

Desakan agar Joe Biden mundur dari jabatan Presiden AS pun datang dari seterunya Donald Trump.

Pernyataan sudah saatnya Joe Biden mundur dari jabatannya ini disampaikan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) itu Minggu (15/8/2021).

Ini terkait dengan sederet 'dosa' yang 'diizinkan terjadi' di Afghanistan, bersamaan dengan lonjakan luar biasa dalam kasus virus corona (Covid-19), bencana di perbatasan, penghancuran kemerdekaan energi, dan ekonomi yang lumpuh di AS.

Baca juga: Pemerintahan Afganistan Runtuh, Presiden Ashraf Ghani Kabur, Istananya Berhasil Direbut Taliban

Trump menyatakan, 'mundurnya Biden' seharusnya bukan merupakan masalah yang besar dan rumit, karena menurutnya, Biden 'tidak terpilih secara sah sejak awal'.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah kelompok Taliban mengumumkan bahwa mereka telah masuk ke ibu kota Afghanistan, Kabul, dan menguasai semua distrik di kota itu.

Dikutip dari Sputnik News, Senin (16/8/2021), beberapa jam sebelum Trump menggaungkan seruannya agar Biden mengundurkan diri.

Trump juga mengeluarkan pernyataan lainnya yang menjuluki kebijakan Biden di  Afghanistan sebagai 'salah satu kekalahan terbesar dalam sejarah Amerika'.

Juru Bicara Taliban Mohammad Naeem mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa perang di Afghanistan telah 'berakhir'.

Ia mencatat, jenis pemerintahan dan bentuk rezim di negara tersebut akan segera dibentuk secara jelas.

Naeem meminta misi diplomatik asing untuk tetap memiliki 'keyakinan penuh' kepada Taliban bahwa tidak akan ada bahaya yang mengancam mereka di Afghanistan.

Baca juga: Gagal Tangani Covid-19, PM Malaysia Mundur dari Jabatannya, Tanpa Pemilu Ini Pejabat Sementaranya

Karena 'pasukan Imarah Islam telah ditugaskan untuk menjaga keamanan di Kabul dan kota-kota lain di negara itu'.

Sebelumnya, negara-negara Barat, termasuk AS, terus mengevakuasi personel diplomatik mereka dari negara tersebut.

AS dan Prancis untuk sementara memindahkan kedutaan mereka ke Bandara Kabul, tempat di mana banyak orang kini tengah berupaya untuk meninggalkan negara itu.

Untuk membantu mengevakuasi warganya dari Afghanistan, Biden pun mengizinkan penambahan pasukan AS di negara itu menjadi 5.000.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved