Perairan Ancol dan Angke Tercemar, Ditemukan Mengandung Paracetamol, DLH DKI Heran Kok Ada di Laut

DLH DKI Jakarta heran, hasil penelitian Oseanografi LIPI di perairan Ancol dan Angke mengandung paracetamol

Editor: Hendra
ISTIMEWA
Ilustrasi Paracetamol 

POSBELITUNG.CO, JAKARTA - Temuan peneliti Oseanografi LIPI Wulan Koagouw di perairan Ancol dan Angke sangat mengejutkan.

Bagaimana tidak, dari laporan hasil penelitian di tempat tersebut, mengungkapkan air laut di sejumlah titik di Teluk Jakarta mengandung parasetamol.

Mengetahui hasil penelitian tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan segera turun tangan.

Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan, pihaknya akan menelusuri sumbernya dan membuat sebuah kebijakan  untuk mengatasi pencemaran itu.

Baca juga: Sambil Gendong Anaknya, Istri Saksikan Perselingkuhan Suami, Digerebek Berduaan di Kamar Kos

"Nanti kami dalami, kami telusuri di mana sumbernya dan akan membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi pencemaran itu," ucap Yogi kepada wartawan, Jumat (1/9/2021).

Menurutnya, kandungan obat-obatan di air laut termasuk ke dalam parameter khusus yang jarang diteliti.

Namun demikian, adanya temuan ini dapat dikategorikan sebagai pencemaran air laut. 

Maka dari itu, DLH DKI Jakarta membutuhkan pendalaman untuk menguji kualitas air laut di Teluk Jakarta.

"Iya (pencemaran), karena bukan pada tempatnya. Parasetamol kok ada di laut, apa pun yang tidak pada tempatnya, apapun yang melebihi kadarnya di suatu tempat tergolong pencemaran," ucapnya.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pencemaran tersebut akan sangat berdampak bagi biota laut.

"Kan harus di tempatnya ya, pasti akan berpengaruh ke biota laut gitu kan, bisa juga teracuni atau seperti apa.  Mungkin kalau untuk manusia nggak berefek ya tapi terhadap biota laut lainnya ada pengaruhnya," ucapnya.

Sementara itu,  kata Yogi, ia bersama pihaknya telah rutin melakukan pemantauan air laut selama dua kali dalam setahun.

Baca juga: Terkuak Ketelibatan CIA di G30S PKI, Dendam Amerika saat Soekarno Sebut Go to hell with your aid!

Namun,  parasetamol tidak menjadi komponen yang diuji.

"Kalau parasetamol bukan parameter yang standar ya. Cuma memang si perisetnya meneliti yang lebih spesifik, mungkin karena punya pengalaman tertentu makanya kepikiran ke arah sana. Nanti kita cek juga sih, nanti bisa jadi parameter yang kita ukur juga," ucapnya.

Sebelumnya diketahui, sebuah studi berjudul 'Konsentrasi Tinggi Paracetamol di Wilayah Perairan Teluk Jakarta, Indonesia' yang ditulis peneliti Oseanografi LIPI Wulan Koagouw dan beberapa peniliti lain, melaporkan Teluk Angke dan Ancol yang ada di wilayah Jakarta Utara, tercemar paracetamol dengan konsentrasi tinggi.

Penelitian ini melibatkan sampel dari empat wilayah teluk di Jakarta dan satu dari wilayah teluk di Jawa Tengah.

Hasil dari penelitian sampel tersebut menunjukkan wilayah perairan tersebut telah terkontaminasi, dan beberapa kandungannya adalah senyawa dari obat-obatan.

Data pada penelitian awal ini menunjukkan sejauh mana kualitas wilayah perairan tersebut dan hasilnya adalah kandungan yang ada di perairan tersebut melewati batasan paramater dari standar kualitas air laut di Indonesia.

Kemudian yang menarik dari hasil penelitian tersebut adalah ditemukan kandungan paracetamol yang tinggi pada dua wilayah di Jakarta, yaitu Angke dan Ancol.

Kandungan paracetamol yang terkandung di Angke bahkan mencapai 610 nanogram per liter.

Sedangkan di Ancol kandungannya mencapai 420 nanogram per liter.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Pemprov DKI Tindaklanjuti Temuan Kandungan Parasetamol Tinggi di Perairan Ancol dan Angke

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved