Kuota Solar Subsidi Habis, Express Bahari 3E dan KM Srikandi Lines Terancam Tidak Berlayar

Akibatnya, biaya operasional membengkak sehingga pihak perusahaan dihadapkan dua pilihan, berhenti beroperasi atau menaikan tarif.

Penulis: Dede Suhendar | Editor: Novita
IST/Dokumentasi Ivan
Kapal cepat Express Bahari 3E sandar di dermaga Pelindo Tanjungpandan. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Dua kapal pelayaran penumpang dan barang non Pelni dan ASDP rute Bangka Belitung (PP), Express Bahari 3E dan KM Srikandi Lines, terancam tidak beroperasi.

Hal ini dikarenakan kuota BBM jenis solar subsidi habis dan hanya tersedia solar industri.

Tentunya dengan selisih harga dari Rp5 ribuan per liter menjadi Rp12 ribuan per liter.

Akibatnya, biaya operasional membengkak sehingga pihak perusahaan dihadapkan dua pilihan, berhenti beroperasi atau menaikan tarif.

Pimpinan PT Sakti Inti Makmur Cabang Tanjungpandan, Ivan Febrianto, mengatakan, untuk operasional kapal Express Bahari 3E, pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut karena hanya berlaku bagi perusahaan pelayaran non plat merah.

Sementara kapal Express Bahari 3E termasuk jalur penyeberangan laut Bangka Belitung yang menyasar masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

"Jadi pilih mana? Naikkan harga tiket menyesuaikan kenaikan harga BBM, kapal tidak beroperasi karena merugi atau pemerintah menambah kuota BBM subsidi," kata Ivan kepada Posbelitung.co, Kamis (23/12/2021).

Ia menyarankan sebaiknya instansi terkait mengadakan rapat evaluasi agar tidak terjadi penghentian suplai BBM subsidi karena berkaitan dengan alokasi.

Selain itu, lanjut Ivan, menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) terhitung semenjak 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022, pemerintah memperketat syarat keberangkatan calon penumpang.

Calon penumpang wajib dua kali vaksin ditambah rapid test antigen dan anak di bawah 12 tahun yang belum divaksinasi diwajibkan tes PCR.

"Hal tersebut pastinya sangat berpengaruh dengan pendapatan penumpang harian selama Nataru. Tambah lagi pembatasan kapasitas angkut jadi 70 persen karena social distancing," bebernya.

KM Srikandi Lines
KM Srikandi Lines (IST/Dokumentasi PT BMNL)

Sementara itu, Kepala Cabang PT Bukit Merapin Nusantara Lines (BMNL) Pangkal Balam, Darmawati, sangat menyayangkan pemerintah menyamaratakan seluruh perusahaan pelayaran.

Padahal, setiap perusahaan memiliki kebutuhan dan frekuensi pelayaran yang berbeda-beda.

"Misalnya, kami dalam tiga bulan terakhir lima kapal kami sudah jarang beroperasi. Seharusnya kuota itu masih ada, tapi kok disamaratakan, itu yang sangat kami sayangkan," kata wanita yang akrab disapa Wati itu saat dihubungi Posbelitung.co, Kamis (23/12./2021).

Ia menambahkan, khusus rute Pangkal Balam-Tanjungpandan (PP), masih beroperasi hingga akhir pekan nanti.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved