Dirjen Minerba ke Babel, Meninjau Smelter Titanium Satu-satunya di Indonesia

Untuk tahap awal telah dimulai dengan melibatkan PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo) untuk proses verifikasi.

Penulis: Riki Pratama |
IST/Dokumentasi Kominfo Babel
Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Ridwan Djamaluddin kunjungan kerja (Kunker) di Provinsi Kepulauan bangka Belitung (Babel), Jumat (11/2/2022) lalu.

Dalam kunkernya, ia meninjau kegiatan produksi pengolahan mineral ikutan timah yang dilakukan PT Berkat Sahabat Jaya (Bersahaja) di kawasan industri Baturusa, Kabupaten Bangka.

Menurutnya, pabrik smelter ini menjadi satu-satunya tempat peleburan logam titanium di Indonesia.

Untuk tahap awal telah dimulai dengan melibatkan PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo) untuk proses verifikasi.

PT Bersahaja sendiri sudah menyiapkan lahan seluas 20 hektar untuk pembangunan smelter peleburan atau pengolahan logam titanium.

Pembangunan akan dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun, setelah dikeluarkannya rekomendasi dari pemerintah pusat.

Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengatakan, Pemprov Babel telah mendapat dukungan dari Dirjen Minerba sehubungan dengan rencana pengajuan salah satu perusahaan swasta untuk mendirikan smelter pengelolaan titanium.

"Jadi kemarin mendapat kunjungan Dirjen Minerba sehubungan dengan rencana pengajuan salah satu perusahaan swasta kita mendirikan smelter ilmenit yang nanti output produknya adalah titanium dan besi," kata Gubernur Erzaldi kepada Bangkapos.com, Selasa (15/2/2022).

Erzaldi mengatakan, saat ini pembangunan smelter sedang berproses dan diharapkan secepatnya dapat berdiri di Babel.

"Berproses sudah berapa kali sudah dilakukan verifikasi Sucofindo, kemarin pak dirjen datang memberikan arahan, agar adanya percepatan dari Sucofindo, karena sudah empat bulan belum selesai verifikasi. Sedangkan perusahaan sudah mau melakukan investasinya segera," terangnya.

Mantan Bupati Bangka Tengah ini mengatakan, ini merupakan tindak lanjut dari upaya pemurnian minieral ikutan dari timah yang dilakukan sejumlah smelter Bangka Belitung.

"Setelah dilakukan perusahan untuk zirkon dia ekspor, tetapi ilmenit untuk ditingkatkan nilai jualnya, jadi mutu ditingkatakan. Sehingga ilmenit diproses menjadi titanium dan besi nilainya jadi bertambah," terangnya.

Erzaldi mengatakan upaya pembangunan hilarisasi ini, sejalan dengam perintah Presiden Republik Indonesia terkait hilarisasi dari tambang timah.

"Sejalan apa disampaikan Presiden Jokowi, industrisasi dan hilarisasi dalam rangka memperdayaakan masyarakat lokal dan meningkatkan harga komoditas tersebut," katanya.

Sementara, Anggota Komisi III DPRD Provinsi Babel, Azwari Helmi mendukung terkait rencana pembangunan pabrik smelter produksi pengelolaan mineral ikutan timah.

"Kita dukung secara pribadi, apalagi ada pemanfaatan limbah menjadi bahan berharga yang dimaksimal kenapa tidak memaksimalkanya," kata Helmi

Namun, Helmi meminta terkait izin lingkungan dan dampak terhadap masyarakat menjadi prioritas dalam pembangunan smelter tersebut.

"Tentunya harus menyerap tenaga kerja, kemudian pengelola bahan baku harus secara maksinal. Izin lingkungan seperti apa, sumber bahan baku seperti apa. Karena izin semua sekarang sudah ada di pusat jangan sampai pembangunan itu berimbas ke tataran masyarakat sekitar," ujar Politisi PPP ini.

Dia juga mempertanyakan asal bahan baku tailing yang didapatkan nantinya, untuk pengelolaam logam titanium.

"Kalau itu memang dari bahan eks timah atau tailing berapa banyak barang itu tersedia. Berapa banyak betul kajianya, sudah dikaji belum jangan nanti hanya bertahan beberapa tahun karena cuman dapat setengah ons. Tentunya disamping perusahan akan rugi dan bekerja tidak maskimal," terangnya.

Ia meminta, perusahaan yang bakal melakukan pengolahan logam titanium dapat menggunakan teknologi yang mumpuni nantinya.

"Kita setuju dengan adanya upaya hilarisasi, cuman seberapa banyak betul barang itu tailing apakah sudah melalui kajian. Cukup untuk berapa lama itu harus dikaji, dan sumber bahan baku berasal dari mana. Secara pribadi saya mendukung apabila berimbas pada pendapatan daerah dan masyarakat Babel," harapnya.

(Bangkapos.com/Riki Pratama)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved