TKI

Kerap Dipandang Miring sampai Dibilang Gaji Haram, TKI di Taiwan Ini Sebut: Saya Tidak Jual Diri

TKI di Taiwan dihujat sampai dibilang gajinya haram hanya karena bekerja mengurus majikan dengan keterbatasan fisik yang berjenis kelamin laki-laki.

Editor: Hendra
YouTube Titi tilah channel
Titi Tilah, TKI yang bekerja di Taiwan 

TKI perempuan ini sering dituding terlalu kasar dengan sang majikan.

Padahal, Titi Tilah melakukan itu semua lantaran ia harus mampu membagi waktu agar sang majikan tidak terlambat sampai ke kantor.

"Jadi saya tu menghargai waktu, seandaianya saya setengah delapan harus keluar dari rumah (berangkat bekerja), dua jam sebelum berangkat kerja tu harus menyiapkan bos dulu," jelas Titi Tilah.

"Memandikan, mengganti baju, memakai celana, pakai sepatu, bopong ke kursi roda. Satu jam nggak cukup, paling tidak itu dua jam, itu persiapan buat bos sendiri," sambungnya.

"Trus saya? Saya juga harus siap-siap untuk berangkat kerja itu (ikut majikannya)," kata Titi Tilah.

Titi Tilah dan majikannya bersiap hendak berangkat bekerja
Titi Tilah dan majikannya bersiap hendak berangkat bekerja (YouTube Titi tilah channel)

TKI perempuan ini telah bekerja menjaga majikan yang ia panggil 'mas bos' itu selama 10 tahun.

Tentu kedekatan yang terjalin tak perlu diragukan lagi, bahkan Titi Tilah mengurus majikannya tersebut sudah seperti ia mengurus anaknya sendiri.

Namun ternyata pekerjaan TKI perempuan ini banyak mendapatkan hujatan pedas.

Lantaran ia mengurus majikan yang berjenis kelamin laki-laki, Titi Tilah sampai dituding mendapatkan gaji yang haram.

"Dan sekarang pun banyak komentar-komentar yang pedas, seperti 'bukan muhrim, haram menjaga seorang laki-laki, kasihan anaknya dikasih uang haram,' kayak gitu," tutur Titi Tilah bercerita.

"Trus kalau haramnya itu dari mana? Saya di sini juga nggak menjual diri gitu," ucap Titi Tilah dengan suara yang sedikit bergetar.

"Saya bekerja dengan tenaga, saya harus membopong setiap hari, membantu orang lain yang berkebutuhan khusus, membutuhkan tenaga saya, dan saya digaji karena kerja keras saya," sambungnya.

Pilihan untuk menjadi seorang TKI bukanlah pilihan yang mudah.

Semua dilakukan Titi Tilah untuk mengangkat derajat kedua anaknya yang ada di kampung halaman, Indonesia.

"Saya memang orangnya kayak gini, minim pendidikan. Dibilang 'pendidikan cuma SMP, bisanya apa sih, paling cuma jadi pembantu saja', ya nggak apa-apa, emang itu kemauan saya," kata Titi Tilah.

"Kepengen membahagiakan kedua anak saya, supaya anak saya lebih dihargai orang lain, ataupun bisa seperti orang lain," ujarnya.

"Jadi semampu saya menjunjung anak saya supaya bisa setara dengan orang lain, meskipun mamanya hanya seorang pembantu, TKW," sambung Titi Tilah menambahkan.

Ikuti Artikel Tentang TKI lainnya di Posbelitung.co

(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved