Ferdy Sambo Tersangka
Tanpa Kompromi, Jenderal Listyo Sigit Potong Polisi Melanggar, Komitmen Jaga Marwah Polri
Jenderal Listyo Sigit akui sedang membersihkan Polri, tak cukup potong kepala bersihkan badan. Tak ada kompromi yang melanggar langsung potong
Pasalnya, ia tidak ingin sekitar 430.000 anggota dan 30.000 pegawai negeri sipil (PNS) Polri lainnya justru ikut menjadi rusak seperti segelintir anggota yang rusak.
“Justru karena saya sayang terhadap hampir 430.000 anggota Polri dan 30.000 anggota PNS yang selama ini juga saya lihat, mereka juga sudah bekerja mati-matian. Saya lihat di daerah-daerah terpencil itu tapi mereka semangat,” kata Listyo Sigit.
Bongkar Kekuatan Besar Sambo
Kekuatan Irjen Ferdy Sambo di Mabes Polri ternyata sangat besar.
Selain menjabat sebagai Kadiv Propam, Ferdy Sambo juga menjabat sebagai Kepala Satgasus Merah Putih.
Sebagai Kadiv Propam, nasib anggota Polri berada di dalam genggaman tangannya.
Bila tak mengikuti perintah, Ferdy Sambo dengan mudah memutasi atau bahkan memecatnya.
Pengaruh dan kekuatan besar Ferdy Sambo hingga membuat para penyidik ketakutan.
Saat awal kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat muncul, tidak ada penyidik yang berani memeriksa Ferdy Sambo.
Kekuatan Ferdy Sambo melemah ketika jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri dan Kasatgasus dipreteli Kapolri.
Seperti diketahui, setelah Listyo membentuk Tim Khusus (Timsus) menangani pembunuhan Brigadir J, ada lima orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah Ferdy Sambo, istri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi, Bharada E atau Richard Eliezer, Brigadir Ricky Rizal dan Kuwat Maruf.
Namun, ada sejumlah oknum polisi lain yang mengikuti skenario Ferdy Sambo kini telah ditetapkan sebagai tersangka menghalang-halangi penyidikan.
Mereka juga telah dipecat dari kepolisian karena melanggar kode etik korps Bhayangkara.
Cerita Listyo mengenai pengaruh besar Ferdy Sambo di Mabes Polri disampaikan kepada jurnalis senior Budiman Tanuredjo di Satu Meja The Forum.