Profil Artis
Biodata Astrid Khairunisha, Anak Pendeta yang Memilih menjadi Mualaf, Begini Kisah Spiritualnya
Astrid Khairunisha memiliki nama asli Astrid Margaretha, ia lahir di Jakarta pada 20 Maret 1980, kini usianya sudah 42 tahun.
POSBELITUNG.CO - Astrid Khairunisha memiliki nama asli Astrid Margaretha, ia lahir di Jakarta pada 20 Maret 1980, kini usianya sudah 42 tahun.
Astrid Khairunisha dikenal publik dengan nama Astrid Kuya, yakni istri dari artis Uya Kuya yang berkarier sebagai seorang presenter.
Astrid Kuya dan Uya Kuya menikah pada 17 Mei 2003, pernikahan mereka mendapatkan pertentangan dari keluarga Astrid lantaran berbeda agama.

Dari pernikahan tersebut, Astrid dan Uya dikarunai dua orang buah hati, yaitu Cinta Rahmania Putri Khairunisha (Cinta) dan Sydney Agusto Putra Utama (Nino).
Kisah cinta Astrid Kuya dan Uya Kuya dapat dikatakan cukup unik, awalnya Uya Kuya mengenal Astrid yakni saat mereka menjadi pembawa acara di suatu pagelaran.
Sepulang dari acara tersebut, Uya hendak dipukuli segerombolan orang. Beruntung ada seseorang melindungi Uya kala itu yakni tunangan Astrid dan rekan-rekannya.
Empat tahun berselang, Astrid dan Uya dipertemukan kembali di sebuah warung makan nasi goreng.
Uya membuat Astrid terkejut setelah dia menyamar menjadi seorang penyanyi dan membawakan lagu khusus untuk wanita yang kini jadi istrinya tersebut.
Sebelum menikah dengan Uya Kuya, Astrid adalah seorang modelling, berkat memiliki paras wajah yang cantik, postur tubuh ideal, serta keluwesan berpose di depan kamera.
Paras cantiknya itu ia dapat dari sang ibu yang memiliki campuran Belanda dan Jerman, sementara sang ayah mempunyai campuran Arab-Indonesia.
Namun setelah menikah, Astrid memutuskan untuk berhijab dan mulai membatasi diri tampil di layar kaca. Ia lebih memilih untuk tampil sebagai memandu acara di televisi.

Banyak yang beranggapan bahwa Astrid menjadi seorang mualaf lantaran menikah dengan Uya Kuya, pada kenyataannya Astrid menepis itu semua.
Melansir dari kanal YouTube Oki Setiana Dewi, Astrid menegaskan bahwa dirinya sudah memeluk agama Islam jauh sebelum menikah dengan suaminya, Uya Kuya.
Diakui Astrid, kala itu dirinya belajar tentang Islam sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Ia mulai mencari tahu tentang Islam dan membaca Alquran.
"Jadi banyak yang bilang aku mualaf karena ikut suami, sebenarnya aku mualaf dari kuliah semester 4. Namanya kita bertumbuh kan mencari jati diri, keimanan kita, naik turun," ungkap Astrid.
"Ketika SMA pertanyaan aku waktu itu, aku kan non muslim, ada beberapa pertanyaan yang aku lontarkan ke pemuka agama aku, dan ada beberapa pertanyaan yang mereka enggak bisa berikan jawaban ke aku,"
"Terus aku mulai baca-baca ternyata Alquran, katanya kan itu yang terakhir, ada Taurat, Alkitab, dan Alquran itu yang melengkapi semuanya," urai Astrid.

Perjalanan spiritual Astrid untuk berpindah keyakinan tidaklah mudah, lantaran memiliki orang tua seorang pendeta, tentu penolakan harus diterima oleh Astri kala itu.
Bahkan ibu dua anak ini sempat mengatakan mukena yang ia miliki sampai dibuang oleh ibunya lantaran kecewa dengan keputusan putri kesayangannya itu.
"Orangtuaku kebetulan pendoa, pendeta. Mereka marah dan kecewa, sudah pasti. Mukena juga ketahuan sama mama dilempar, kayak sinteron, sampai nangis-nangis," ucap Astrid.
Namun seiring berjalannya waktu, kedewasaan dan keegoisan yang dikesampingkan membuat orang tua Astrid akhirnya mengikhlaskan anaknya tersebut memilih jalannya sendiri.
Bukan karena sudah tidak sayang, namun ibunda Astri menyadari setiap manusia pada akhirnya akan kembali dan menghadap Tuhan dengan mempertanggung jawabkan kehidupannya masing-masing.
"Ibuku cuma pesan, 'Mama sadar nanti kita meninggal pun sendiri-sendiri, enggak ada yang nemenin. Jadi semua dosa dan pahala punya kamu sendiri," ujar Astrid.
"Toh nanti kita meninggal sendiri-sendiri, ini hidup kamu jalani hidup kamu sendiri,'" sambungnya.
(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)