TKI

TKI Arab Saudi Berstatus Janda Ini Sukses Menikahi Brondong Afrika, Begini Kisahnya

TKI perempuan bernama Windi asal Brebes sukses memikat hati brondong Afrika. Statusnya sebagai TKI serta janda ternyata tidak menjadi persoalan.

YouTube FITRIA DENAFA
TKI Arab Saudi Berstatus Janda Ini Sukses Menikahi Brondong Afrika, Begini Kisahnya 

POSBELITUNG.CO -- TKI perempuan bernama Windi asal Brebes sukses memikat hati brondong Afrika.

Statusnya sebagai TKI serta janda ternyata tidak menjadi persoalan bagi laki-laki berkebangsaan luar tersebut.

Kini Windi dan suami hidup bahagia dan sudah menetap di Arab Saudi.

"Alhamdulillah dapat suami yang menetapnya di Arab Saudi, trus dia nerima apa adanya saya, karena dulu status saya sebagai pembantu," kata Windi bercerita, melansir dari kanal YouTube FITRIA DENAFA.

Tidak hanya itu, TKI perempuan ini juga dulu bekerja di rumah majikannya yang baik.

Saat ia dilamar oleh laki-laki Afrika tersebut, semua persyaratan dan dokumen diurus oleh majikannya.

"Majikan saya baik, pas dia ngomong sama majikan saya terus terang, diurus semuanya, pokoknya resmi lah saya," ujar Windi.

Awalnya TKI perempuan ini bekerja di Arab Saudi selama enam tahun, sejak 2005 silam.

Laki-laki yang kini menjadi suami Windi dulu bekerja di kantor orang tua majikan Windi.

Lalu oleh majikannya, Windi dihadiahi naik haji, semua berkas dan dokumen laki-laki berdarah Afrika tersebutlah yang mengurusnya.

"Nggak pernah ketemu, ketemu sekali waktu mau haji. Dia ngurus semua, mulai dari daftar, nganterin ke kantornya, dia perhatian, suruh hati-hati saat haji," tutur Windi berkisah.

"Begitulah perkenalannya," tambah Windi.

TKI perempuan ini mengungkapkan, awal bertemu ia tidak memiliki perasaan apapun kepada laki-laki tersebut.

Namun suatu ketika, saat TKI perempuan ini tengah melaksankana ibadah haji di Muzdalifah, ia melihat ada anak kecil yang memiliki paras sangat cantik.

Paras cantik yang dimiliki anak perempuan tersebut didapat dari kedua orang tuanya yang merupakan blasteran.

Windi jatuh hati kepada anak tersebut dan sangat menginginkan anak blasteran.

Ia kemudian mengangkat kedua tangannya dan meminta kepada Allah SWT. agar diberikan jodoh orang luar agar bisa mendapatkan anak blasteran.

"Nggak ada perasaan apapun, waktu di Muzdalifah, saya liat ada anak kecil cantik, saya tanya siapa, katanya ini anak blasteran Filipina - Indonesia, trus saya bilang ya Allah cantik banget," ucap Windi.

"Trus saya ngangkat tangan, 'ya Allah saya pengen nikah, pengen punya suami, walaupun item, walaupun dari negara mana, yang penting baik', kata temen-temen saya amin, terjabah doa saya," tambah Windi.

Selesai melaksanakan ibadah umroh, Windi kembali dijemput oleh laki-laki yang kini telah menjadi suaminya tersebut.

Ia kemudian diantar kembali ke rumah majikannya, saat itulah laki-laki berdarah Afrika itu meminta izin kepada majikan Windi untuk menikahi TKI perempuan ini.

Tak ada perkenalan apalagi pacaran, Windi dan suaminya tersebut langsung melaksanakan pernikahan.

Namun sebelumnya, TKI perempuan ini terlebih dahulu meminta izin kepada keluarganya yang ada di Tanah Air dan langsung direstui.

Hal itu tidak berlaku kepada keluarga dari pihak laki-laki, sebelum menikah keluarga laki-laki meminta mereka untuk melaksanakan salat istikharah terlebih dahulu.

Diketahui sebelum menikah dengan laki-laki berdarah Afrika tersebut, Windi menyandang status janda beranak satu.

Perbedaan usia mereka pun sangat jauh, yakni 15 tahun.

Beruntungnya status itu tidak menjadi persoalan bagi suaminya.

"Suami saya ting-ting, belum pernah menikah, beda umur 15 tahun," ungkap Windi.

Kini Windi dan sang suami sudah membangun mahligai rumah tangga selama 10 tahun lebih.

Namun dari pernikahan tersebut, Windi dan sang suami belum dikaruniai buah hati.

TKI perempuan ini sempat hamil dua kali, namun ia harus rela kehilangan cabang bayinya tersebut.

Di sisi lain, Windi mengatakan selama menikah dengan suaminya itu, apa yang ia inginkan selalu tercukupi.

Bahkan anak Windi pun ikut merasakan dampak atas kebahagiaan yang dirasakan oleh TKI perempuan ini.

"Pengen apa aja alhamdulillah terlaksana. Anak saya alhamdulillah dari nikah dia nikah yang pertama sampai lahiran berapa kali, semuanya suami yang kirim ke Indonesia," tutur Windi.

Sementara untuk duka, Windi mengatakan harus pintar-pintar mengendalikan emosi dan perasaan.

Lantaran berasal dari dua budaya yang berbeda, maka TKI perempuan ini harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan jika berkumpul dengan keluarga dari pihak suami.

"Kita kan orang Indo trus punya keluarga beda negara, beda aturan, ketemu ipar, ketemu mertua, semuanya, harus bisa menyesuaikan," kata Windi.

"Jangan tersinggung, jangan sakit hati, kadang bahasa kita nggak ngerti. Kalau makanan saat kita nggak mau, karena kita menghormati harus mau," tambahnya.

(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved