Berita Pangkalpinang

Disperindag Upayakan Pasok MinyaKita ke Bangka Belitung

Minyak goreng bersubsidi dengan merek MinyaKita di sejumlah pasar tradisional di Kota Pangkalpinang kini menghilang atau langka dari pasaran.

Penulis: Rusaidah | Editor: Novita
Bangka Pos/Andini Dwi Hasanah
Ketersediaan minyak goreng kemasan merek Fortune di Pasar Induk Pembangunan Pangkalpinang. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Minyak goreng bersubsidi dengan merek MinyaKita di sejumlah pasar tradisional di Kota Pangkalpinang kini menghilang atau langka dari pasaran.

Para pedagang hanya menjual minyak goreng kemasan bermerek Fortune dan Tawon yang harganya di atas harga eceran tertinggi (HET)

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tarmin mengaku ada permasalahan distribusi minyak goreng bersubsidi tersebut.

Kata Tarmin, kemacetan produksi MinyaKita tersebut sudah terjadi sejak dua minggu lalu.

"Iya memang ada macet produksi dari produsen MinyaKita, sudah dua minggu ini minyak tersebut belum lagi masuk ke Bangka Belitung," sebut Tarmin kepada Bangka Pos Group, Senin (6/2/2023).

Tarmin mengatakan, kemacetan produksi MinyaKita ini tidak hanya dirasakan oleh Bangka Belitung saja, tapi juga dirasakan di beberapa daerah lainnya.

"Sudah kita koordinasikan dengan pihak produsen memang masih ada kemacetan produk Minyakita ini dan kita sedang mengupayakan agar produsen bisa mengembangkan MinyaKita ini bisa langsung masuk Bangka dan Belitung," jelasnya.

Dengan demikian, diharapkan MinyaKita dengan harga murah tersebut dapat terus tersalurkan kepada masyarakat.

"Karena harga MinyaKita yang murah jadi memang menjadi idola di pasaran, makanya saat ini kita sedang mengupayakan agar ini bisa tersalurkan kepada masyarakat," sebut Tarmin.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik, sebab masih banyak jenis minyak yang tersedia di pasaran, hanya MinyaKita yang diluncurkan Kementerian Perdagangan saja yang mengalami kemacetan.

Menghilangnya minyak goreng bersubsidi di pasaran membuat sejumlah konsumen mencari keberadaan minyak tersebut.

Diakui Eko, pedagang gorengan di Jalan Depati Hamzah Kota Pangkalpinang, sudah sejak dua minggu terakhir ini ia tak menemukan minyak goreng jenis MinyaKita tersebut.

Kata Eko, biasanya dia menggunakan MinyaKita dan dicampur dengan minyak jenis Fortune.

"Biasanya kita campur, kalau MinyaKita saja kurang bagus hasil gorengannya, tapi kalau digabung dia jadi menyatu lumayan kalau untuk jualan harganya lebih murah jadi terbantu," kata Eko.

Eko menyebut, ia terpaksa membeli minyak goreng kemasan jenis lain yang memang lebih tinggi harganya sehingga membuat keuntungannya berkurang.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved