Berita Bangka

Lantik Kepengurusan Baru LPA Babel, Kak Seto Soroti Kasus Pernikahan Dini di Bangka Belitung

Dia membeberkan lembaga perlindungan anak merupakan rumah terhadap setiap permasalahan anak yang seyogyanya dilindungi oleh negara.

Editor: Kamri
Foto LPA Babel
Psikolog anak sekaligus Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi melantik Dewan Pengurus Lembaga Perlindungan Anak Bangka Belitung Periode 2022 - 2027 di Rrang aula Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Bangka Belitung, Kamis (16/2/2023). Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nurmala Dewi Hernawati berharap kepengurusan baru dapat bekerja secara baik dan penuh tanggungjawab. (Foto LPA Babel). 

Pria yang kerap disapa Kak Seto ini miris mendengar kasus pernikahan dini di Bangka Belitung yang tinggi.

"Salah satu yang diperhatikan adalah pernikahan dini, cukup tinggi dan angka stunting, mungkin akibat dari pernikahan dini, mungkin perhatian anak kurang optimal, gizinya dan makanannya. Mungkin kualitas di usia remaja, tidak baik dengan kesehatan bayi," ujar Kak Seto.

Dia sempat menyingung pula tingginya angka perceraian, karena remaja masih labil, emosi.

"Anak usia 19 tahun sudah kawin cerai, itu sangat dikhawatirkan karena menganggu kualitas sumberdaya manusia (SDM) di masa depan," katanya.

Dari catatan bangkapos.com, Pada tahun 2021, pernikahan dini di Babel tertinggi nomor lima berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dengan angka 14,05 persen.

Sementara, persentase angka kelahiran remaja umur 15 -19 tahun di Bangka Belitung (Babel) sebesar 29 persen pada tahun 2022.

Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun ini, secara langsung berhubungan dengan pernikahan dini, serta berdampak pada angka stunting juga.

Soal stunting, berdasarkan status Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Bangka Belitung hanya turun 0,1 persen, awalnya 18,6 persen menjadi 18,5 persen pada tahun 2022.

Ada empat kabupaten yang mengalami penurunan yakni Bangka Barat, Bangka, kota Pangkalpinang dan Belitung Timur.

Sedangkan tiga kabupaten lain seperti Bangka Selatan, Bangka Tengah dan Belitung malah naik.

Selain masalah pernikahan dini, Kak Seto juga menyoroti soal masalaha anak lainnya seperti pelecehan anak.

"Selain itu masalah soal pelanggaran anak, kekerasan anak, pelecehan anak, dari predator membuat anak-anak menjadi trauma dan bermasalah kesehatan jiwa, tidak percaya diri, dendam dan melakukan tindakan seperti bunuh diri, lari ke narkoba, ini tentu tidak baik untuk hak anak. Maka betul-betul dimohon direalisasikan perlindungan anak di Babel ini," katanya. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)

 

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved