Traveling
Kini Buaya Ganas Itu Hidup di Kampoeng Reklamasi, Terapkan Konsep Wisata Konservasi
Berdasarkan penelitian yan dilakukan International Union for Conservation of Nature (IUCN), buaya menyerang manusia karena empat alasan.
POSBELITUNG.CO -- Berdasarkan penelitian yan dilakukan International Union for Conservation of Nature (IUCN), buaya menyerang manusia karena empat alasan, mereka lapar, mempertahankan wilayahnya, melindungi telur mereka dan salah sasaran ketika akan memangsa hewan liar.
Begitu pula fakta yang terjadi di Provinsi Bangka Belitung (Babel). Sudah banyak peristiwa manusia diterkam buaya di daerah ini.
Pada awal Tahun 2023 ini saja, sudah ada dua kasus dari binatang aligator itu yang membuat geger masyarakat.
Kasus terbaru di antaranya terjadi di Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) dan Mendobarat, Kabupaten Bangka.
Di antara banyaknya korban, ada yang meninggal dunia juga ada yang berhasil selamat namun penuh luka serius.
Peristiwa manusia diterkam buaya yang baru-baru terjadi di Bangka Belitung :.
1. Sungai Celau, Sungaiselan
Peristiwa ganasnya buaya baru-baru ini terjadi kepada Saidar (40) Warga Desa Kerantai, Kecamatan Sungai Selan diterkam buaya di kawasan Sungai Celau, Selasa (11/1/2023).
Nyawanya tak terselamatkan usai diterkam buaya saat memancing bersama tiga temannya.
Kejadian terjadi Pukul 19.30 WIB saat korban berniat mengangkat pancing yang sebelumnya ada di pinggir sungai.
Serangan pun terjadi begitu cepat, diberitakan Bangkapos.com sebelumnya, korban diterkam buaya pada bagian kaki.
Ia kemudian berteriak dan ditarik oleh teman-temannya saat hendak diseret buaya ke dalam air.
Kedua kakinya hancur dan menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit sekira Pukul 21.15 WIB.
2. Sungai Bangka, Mendobarat
Buaya di Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel) juga memakan korban pada awal Tahun 2023.
Muhammad Arpani (24) menjadi korban yang meninggal dunia saat memancing di Muara Sungai Mendo, Desa Mendo, Kecamatan Mendobarat, Kabupaten Bangka.
Arpani ditemukan dalam kondisi tewas di dasar sungai, Jumat (6/1/2023).
Ia ditemukan sekitar 10 jam usai menghilang setelah diterkam buaya saat sedang memancing.
Berdasarkan keterangan saksi, Arpani diterkam buaya saat mancing pada Kamis (5/1/2023) sekira pukul 19.00 WIB. Ia kemudian ditemukan keesokan harinya Pukul 05.00 WIB dalam kondisi luka putus tangan.
Arpani sempat berteriak sehingga rekan korban berusaha mendekati namun terlambat dan masuk ke dalam air.
3. Kolong Bekas Tambang Timah
Hilang di kolong bekas tambang timah selama tiga hari, Hengky (34) akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa, Kamis (24/11/2022).
Warga Sempan, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka yang akrab disapa pergi ke kebun pukul 07.00 pagi dilanjutkan memancing ikan pada Senin (21/11/2022).
Namun hingga pukul 18.00 Akiong tak kunjung pulang seperti biasanya.
Istri dan keluarga korban pun berupaya mencari Akiong namun hanya menemukan sandal, handphone dan kunci motornya saja di pinggir kolong.
Warga bersama Bhabinkamtibmas yang melakukan evakuasi mendapati Akiong sekitar 200 meter dari lokasi sudah meninggal dunia dengan kondisi kedua tangan serta kaki kanannya tidak ada akibat terkaman buaya.
Buaya pun berhasil ditombak dan sempat memuntahkan tangan kanan Akiong.
4. Selokan Kebun di Desa Airanyir
Ketua DPRD Bangka, Iskandar Sidi menjadi penyintas ganasnya terkaman buaya di Pulau Bangka.
Ia menjadi korban penyerangan buaya saat sedang mencuci tangan di bandar (selokan -red) di dekat kebun miliknya di Desa Air Anyir, Merawang, Bangka, Senin (1/11/2022).
"Awalnya sempat shock dan kaget, bahkan malemnya juga saya sempat enggak bisa tidur karena masih trauma," kata Iskandar.
Selain trauma secara mental, kejadian tersebut juga memberikan luka goresan pada pada kaki sebelah kirinya, tepatnya pada bagian betis.
5. Kolong Kero, Belitung Timur
Agus (53), Warga Desa Padang, Manggar, Belitung Timur (Beltim) selamat walau sempat dua kali diserang buaya di Kolong Kero, Selasa (6/9/2022) pukul 20.30 WIB.
Ia diserang buaya berukuran sekitar empat meter.
Warga Desa Padang, Manggar, Belitung Timur (Beltim) itu awalnya ingin mencari ikan dan lobster bersama anak dan menantunya.
"Awalnya airnya tenang, sempat beberapa dapat. Tiba-tiba dari depan ada buaya langsung menerkam saya. Langsung saya sikut matanya langsung terlepas gigitannya," kata Agus, Kamis (8/9/2022) dikutip dari Pos Belitung, Rabu (11/1/2023).
Saat lepas serangan pertama, buaya itu kembali menyerang Agus lagi. Saat serangan kedua buaya itu menggigit pahanya hingga banyak mengeluarkan darah. Buaya sempat ingin menariknya ke dalam air tapi Agus bisa melawannya sekuat tenaga.
Setelah terlepas lagi, Agus naik ke daratan dan langsung ke rumah untuk mengobati luka-lukanya.
6. Pemandian umum bekas tambang timah di Parittiga
Serangan buaya lainnya dialami seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kecamatan Paritiga Kabupaten Bangka Barat.
Sari'a (52) diserang buaya berukuran sekitar 3 meter saat memcuci pakaian di pemandian umum, Dusun Perumnas, Desa Sekarbiru, Kecamatan Parittiga, Senin (5/9/2022) pagi.
Kondisi Sari'a cukup mengkhawatirkan usai mendapat serangan buaya tersebut.
IRT itu mengalami luka robek di tangan sebelah kiri dan patah tulang.
Hal ini membuat perempuan 52 tahun tersebut terpaksa harus dibawa ke Puskesmas setempat guna mendapat perawatan.
Kampoeng Reklamasi
Nah berdasarkan fakta di atas, bisa dikatakan buaya sangat ganas dan mengancam kehidupan manusia. Namun pada sisi lain, kelestarian buaya juga harus tetap dilakukan.
Keseimbangan ekositem pun harus dijaga. Makanya buaya ganas yang menyerang manusia itu, sebagian berhasil ditangkap dan kemudian ditempatkan ke sebuah habitat baru.
Upaya itu dilakukan oleh Pihak PT Timah Tbk bersama pihak terkait. Sebuah tempat dinamakan Kampoeng (Kampong) Reklamasi Airjangkang menjadi tempat baru bagi sang predator agar tak lagi menyerang manusia.
Selain sebagai upaya penyelamatan satwa liar, upaya ini sekaligus menjadi upaya pengembangan destinasi wisata, setidaknya destinasi wisata edukasi.
Kampoeng Reklamasi Airjangkang terletak di Desa Riding Panjang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka ini merupakan lahan bekas tambang yang kini disulap menjadi kawasan terintegrasi dan bisa menjadi alternatif pilihan untuk berlibur bersama keluarga.
Aneka spot wisata di Kampoeng Reklamasi Airjangkang itu mengusung Konsep Edu Eco Tourism. Di mana kawasan ini mengintegrasikan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, agrowisata, wisata air, hingga pusat penyelematan satwa.
Di Wisata Kampoeng Reklamasi Airjangkang ini, anda juga bisa melihat tanaman sayur berkonsep hidroponik, tanaman buah-buahan, pembibitan, kolam ikan dan peternakan sapi.
Tidak hanya itu pada kawasannya ini juga terdapat Pusat Penyelamatan Satwa (PPS). Berbagai satwa yang dilindungi seperti burung, kukang, buaya serta hewan-hewan lainnya.
Kondisi tempat wisata Airjangkang yang didukung dengan beberapa ikon yang bisa menjadi spot untuk berfoto seperti landmark kampoeng reklamasi Air Jangkang, rumah panggung, dermaga menuju wisata air, taman bunga matahari jika sedang musim berbunga.
Berbagai fasilitas juga tersedia di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang seperti musala dan toilet.
Kampoeng Reklamasi Airjangkang juga kerap menjadi wisata edukasi, pasalnya sering didatangi pelajar yang berkunjung secara langsung ke kawasan ini.
Kehadiran Kampoeng Reklamasi Airjangkang merupakan langkah nyata PT Timah Tbk dalam melakukan pengelolaan lahan bekas tambang.
Di mana kawasan ini terus dikembangkan sebagai upaya untuk menata kembali lahan tersebut.
Selain di Kampoeng Reklamasi Airjangkang, PT Timah Tbk juga menata lahan bekas tambang di Belitung Timur melalui cara membuat Kampong Reklamasi Selinsing.
Manager PPS ALOBI, Endy Yusuf mengatakan PPS merupakan lembaga konservasi untuk kepentingan khusus. Semua satwa yang ada di Kawasan Kampoeng Reklamasi Airjangkang merupakan satwa yang dilindungi.
"PPS ini berbeda dengan lembaga konservasi umum seperti kebun binatang atau taman satwa. PPS Alobi tidak bisa dikunjungi oleh pengunjung umum, tetapi boleh dikunjungi untuk kunjungan terbatas dalam rangka sosialisasi dan edukasi," kata Endy, Senin (7/11/2022) lalu.
Pihaknya juga mengapresiasi, PT Timah Tbk yang berkomitmen membantu menjalankan kegiatan konservasi di PPS Alobi Bangka Belitung.
"Sudah seharusnya program seperti dijalankan oleh perusahaan karena manfaatnya sangat luar biasa dalam melakukan penyelamatan, perawatan hingga sampai pelepasan satwa. Tujuan akhirnya adalah untuk menambah populasi satwa liar di habitat yang mana peran mereka sangat penting dalam menjalankan ekosistem di alam," jelas Endy.
Jadi bagi anda yang ingin mengenal lebih dekat seputar kehidupan buaya, datang lah ke Kampoeng Reklamasi. Tempat ini sekaligus bisa dijadikan sebagai tempat liburan atau wisata edukasi yang menyenangkan bagi keluarga. (Posbelitung.co/Sela Agustika/Nur Ramadhaningtyas)
Wisata Edukasi
traveling
Buaya Bangka Belitung
Kampung Reklamasi Selinsing
Kampong Reklamasi PT Timah
PT Timah Tbk
Konservasi Buaya
Posbelitung.co
| Swiss-Belresort Belitung Hadirkan Paket Kamar Spesial ''Sweetember To Remember'' |
|
|---|
| Wisata Gratis di Jepang, Datang ke Tempat ini Dijamin Hemat Biaya |
|
|---|
| Wisata Kuliner di Nusantara, Rasanya Bikin Ketagihan, Datanglah ke Warung Pecel Ini |
|
|---|
| Wisata Kuliner di Demark, Menunya Beragam Harganya Selangit |
|
|---|
| Wisata Pantai di Pulau Belitung, Kunjungi Destinasi ini ! |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.