Sunan Kalijaga Kecewa Terhadap Sikap Orang Tua Diduga Pelaku Pemukulan Sean: Hati Saya Mendidih

"Saya tidak akan mundur walaupun ada menteri kabinet pak @Jokowi dibelakang orang tua terduga pelaku. Saya maju terus untuk membela anak saya," tulis Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga Spill CCTV Pemukulan Sean

Sunan Kalijaga menunjukan CCTV yang menjadi bukti bahwa putranya, Sean mengalami perundungan di sekolah.

Dari CCTV tersebut terlihat bahwa kejadian terjadi di sekolah, di ruang kelas.

Awalnya Sean tengah duduk di bangku dengan beberapa orang di sekitarnya, ada pula sosok yang diduga pelaku berdiri di belakang Sean.

Terlihat sosok yang diduga pelaku itu mendorong tubuh Sean beberapa kali hingga membuat Sean akhirnya berdiri.

CCTV yang tidak memuat suara itu menunjukan bahwa tak lama setelah Sean berdiri, sosok yang diduga pelaku langsung melayangkan pukulan ke wajah Sean.

Tak terima, Sean mencoba membalas pukulan tersebut dan terjadilah perkelahian.

Dalam unggahannya, Sunan Kalijaga mengatakan bahwa Sean bukan takut, ia hanya sabar saat menghadapi permasalahan tersebut.

Sebelumnya, Sunan Kalijaga mengatakan bahwa Sean diduga mengalami pengeroyokan.

Dugaan ini diketahui usai dirinya mendatangi sekolah dan meminta keterangan dari pihak sekolah dan juga beberapa pelaku.

"Setelah tadi saya datang ke sekolah dan bertanya dengan wali kelas, guru BK, lalu dengan kepala sekolah, serta pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap putra saya, saya agak sedikit kaget," ujar Sunan Kalijaga.

"Ternyata posisinya bukan berantem biasa, tapi adanya dugaan bahwa Sean mengalami pengeroyokan yang menyebabkan lebam di matanya dan kepalanya juga berkali-kali terkena pukulan," imbuhnya.

Sunan Kalijaga selaku orang tua meminta pertanggung jawaban dari pihak sekolah.

Sebab menurut Sunan Kalijaga, kejadian pengeroyokan yang menimpa putra semata wayangnya tersebut terjadi di area sekolah bahkan di jam belajar.

Selain itu, Sunan Kalijaga juga meminta untuk stop kekerasan di lingkungan sekolah.

Karena menurutnya, kekerasan yang terjadi di sekolah dan hanya dibiarkan saja akan berdampak pada munculnya bibit-bibit premanisme di kemudian hari.

(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)