Berita Pangkalpinang
DJPb Babel Dukung Rencana Pusat Distribusi Barang, Upaya Pengendalian inflasi di Bangka Belitung
Pusat distribusi barang juga akan memastikan stok dan penyimpanan bahan pokok, serta memudahkan mengendalikan harga-harga.
POSBELITUNG.CO, PANGKALPINANG - Rencana Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) membangun pusat distribusi barang dinilai sebagai langkah yang baik.
Apalagi pasar induk atau pusat distribusi barang itu sebagai satu diantara upaya Pemprov Babel untuk menekan inflasi.
Pusat distribusi barang juga akan memastikan stok dan penyimpanan bahan pokok, serta memudahkan mengendalikan harga-harga.
"Itu langkah yang positif, karena salah satu permasalahan di Bangka Belitung itu terkait ketersediaan barang, banyak barang kita yang dikonsumsi masyarakat Babel itu datang dari luar," ujar Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Bangka Belitung (Babel), Edih Mulyadi, Minggu (5/3/2023).
Ia berharap pusat distribusi barang itu dapat dikelola secara baik agar dapat menangani inflasi sesuai tujuannya.
"Kalau ada satu organisasi atau institusi yang bisa mengelola itu pasti akan bagus pengendalian inflasi di Bangka Belitung," katanya.
Dia menyarankan agar Pemprov Babel memperhatikan distribusi dan ketersediaan barang di Babel untuk menekan inflasi.
"Sangat teknis ya tentang itu, kita harus belajar dulu dari permasalahan utama seperti distribusi, masalah ketersedian, itu penting diperhatikan karena berhubungan dengan inflasi daerah," katanya.
Dilansir sebelumnya, Pemprov Babel berencana membangun pasar induk atau pusat distribusi barang.
"Kami harus berhati-hati, pasar induk menurut kewenangannya itu kabupaten kota, maka kami menyebutkan itu pusat distribusi barang," ujar Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Bangka Belitung, Fery Insani, Kamis (2/3/2023).
Berdasarkan Pasal 13 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan, pusat distribusi provinsi memiliki kriterian sebagai berikut:
a. luas lahan paling sedikit 10.000 m2.
b. berlokasi tidak jauh dari pelabuhan laut dan bandar udara.
c. memiliki akses jalan yang memadai ke atau dari daerah kabupaten dan kota yang menjadi wilayah layanannya.
"Analogi seperti Tanah Abang, pasar ini kan berjenjang, dalam arti sempit pertemuan pembeli dan penjual. Ada kesepakatan harga itulah pasar," katanya.
Namun belum ditentukan lokasi yang tepat untuk dibangunnya pasar induk atau pusat distribusi barang.
Pemprov Babel sedang menyusun feasibility study (FS) dalam upaya penentuannya agar tempatnya strategis.
"Kita juga sedang menyusun feasibility study (FS), dimana posisi yang paling pas, setelah FS itu nanti bikin rancang bangun rinci (Detail Engineering Design atau DED), sehingga benar-benar bermanfaat," katanya.
Dia menjelaskan dengan feasibility study (FS), ada hitungannya dengan pertimbangan dari pelabuhan tidak boleh jauh dan dari pusat juga dekat.
"Misalnya kita akan menampung produksi cabai dari Bangka Tengah, dari Pangkalpinang tidak jauh kemudian distribusi ke Bangka, Muntok dan sebagainya maka perlu FS. Kita menduga tetap di Pangkapinang karena di tengah Pulau Bangka," katanya.
Dia menekankan Detail Engineering Design (DED) nanti akan dipertimbangkan dengan cermat agar bermanfaat bagi masyarakat.
"DED ini seperti apa, jangan sampai orang tidak nyaman ke pasar, layout juga harus menjamin kemudahan orang bergerak di dalamnya.
Ini salah satu prioritas yang akan kita bangun, maka kita FS dan ada DED. Kita pertimbangkan betul, tak hanya fisik tetapi sistem distribusi juga kita atur, kapal masuk gimana, truk gimana, ada sistem logistik di pelabuhan," katanya.
Untuk pembagunan pasar induk atau pusat distribusi barang, pemprov akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota.
"Jadi pedagang ada tempat yang representatif, mudah diakses konsumen sehingga omset mereka naik. Kita butuh pasar induk, yang kita gagas dan upayakan, tentu kami akan koordinasi dengan kota dan kabupaten sekitarnya," katanya.
Dengan adanya pusat distribusi barang ini menjadi satu diantara upaya dalam hal mengendalikan inflasi di Bangka Belitung.
"Kita menduga inflasi itu terjadi karena salah satunya, karena tidak punya pasar induk, karena itu yang mengatur distribusi, mengatur stok ketersedian bahan pokok, dan segala macam serta ada penyimpanan," katanya.
Dia menjelasan beberapa hal penyebab inflasi yang perlu menjadi perhatian pemerintah provinsi, kabupaten dan kota.
"Barang ini kan gampang rusak, seperti bawang, cabai, ikan selar dan sebagainya itu perlu diperhatikan penyimpanan dan distribusinya. Inflasi itu ada dua macam penyebabnya, karena stok barang-barang kebutuhan pokok dan karena kebijakan pemerintah seperti kenaikan BBM, kenaikan tarif listrik dan pesawat," katanya. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)
Bulog Siapkan 1.500 Ton Stok Beras Jelang Ramadan |
![]() |
---|
Kabur dari Lapas Tuatunu Pangkalpinang, Sulthon Sempat Singgahi Rumah Mantan Istri |
![]() |
---|
Kisah Sukses Mukse Petani Babel Bertanam Sayur dan Kelapa Pandan Wangi, Berhasil Kuliahkan Anak |
![]() |
---|
Zara Apriyanti Gadis Belitung Timur Masuk Timnas Putri U-20, Berlaga di Kualifikasi Piala Asia 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.