Traveling

Wisata Budaya, Makna Ruah Kubur di Bangka Belitung Bukan Sekadar Mendoakan Keluarga yang Meninggal

Berbagai budaya dan tradisi ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Tradisi budaya itu antara lain dinamakan Ruah Kubur.

Bangkapos.com/Dok
Suasana acara Nganggung pada perayaan ruah kubur Desa Keretak 

Tradisi Ruwah Kubur di Desa Keretak pelaksanaannya Tanggal 12 Ruwah atau 12 Sya’ban dan ini membedakannya dari desa-desa lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang pada umumnya dilaksanakan pada tanggal 15 Ruwah atau 15 Sya’ban (bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban).

Seperti yang terjadi, Minggu (5/3/2023), pagi kemarin di Desa Keretak dan Desa Keretak Atas, Kecamatan Sungaiselan Bangka Tengah. Belasan kavling tenda berdiri di sekitaran Masjid Al-Ihsan, daerah setempat.

Di bawahnya ada alas berupa tikar yang digelar sebagai tempat duduk masyarakat yang hendak mendengarkan kegiatan Tabligh Akbar Perayaan Ruah Kubur 1444 H.

Semua kalangan mulai tokoh masyarakat, pejabat daerah, tokoh pemuda, anak sekolahan, ibu-ibu pengajian dan lain-lain tampak bersukacita.

Apalagi ketika waktu menyantap makanan yang ada di wadah tempat makanan yang dinamakan dulang telah dimulai.

Tudung saji motif dan warna yang khas dibuka, berbagai jenis makanan terlihat menggugah selera. 

Kebanyakan adalah makanan khas lebaran seperti rendang, opor ayam dan ketupat.

Namun ada juga beberapa kudapan pendamping lainnya seperti aneka kue dan buah-buahan.
 
Para masyarakat tampak dengan lahap menyantap hidangan tersebut sembari bercakap-cakap dan bersenda gurau.

Satu di antara masyarakat tersebut adalah Adi (54) yang menyebutkan bahwa Perayaan Ruah Kubur ini memang sudah menjadi budaya masyarakat sejak lama.

"Adat ruwahaan (ruah kubur-red) memang sudah ada sejak lama, tujuannya untuk mempererat silahturahmi," ucap Adi, Minggu (5/3/2023).

Kepala Desa Keretak, Ahmad Nurihsan mengatakan, kegiatan Ruwah Kubur ini memang sudah menjadi agenda rutin tahunan masyarakat setempat.

"Kegiatan ini sudah ada dari zaman nenek moyang dulu dan beberapa tahun kemarin sempat terhenti akibat Pandemi Covid-19," jelas Ahmad, Minggu (5/3/2023).

Kata dia, perayaan kali ini ada sekitar 1.500 dulang yang disiapkan oleh masyarakat setempat untuk acara Nganggung dalam memeriahkan perayaan Ruwah Kubur tersebut.

Menurut Ahmad, dalam momentum seperti ini, setiap rumah di Desa Keretak dan Keretak Atas bisa menyiapkan makanan berupa daging dan ayam hingga 10-20 kilogram.

"Itu semuanya disiapkan oleh masyarakat, karena hari juga kami lebaran dan open house. Jadi semua orang dari daerah mana pun boleh datang dan bersilahturahmi," ujarnya.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved