Traveling

Wisata Sejarah Sungai Nil Simpan Segudang Mitos, Kisah Putri Duyung hingga Firaun dan Nabi Musa  

Sejumlah sumber menyebutkan, Sungai Nil punya hubungan sejarah terhadap Bangsa Mesir, terutama Mesir kuno. 

istimewa
Wisatawan yang sedang berwisata menyusuri Sungai Nil dengan kapal (Ramon Perucho dari Pixabay) 

POSBELITUNG.CO -- Sejumlah sumber menyebutkan, Sungai Nil punya hubungan sejarah terhadap Bangsa Mesir, terutama Mesir kuno. 

Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah Bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. 

Antara lain, sumbangan dari Sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. 

Tanah yang subur ini memungkinkan penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan peradaban sejak ribuan tahun yang lalu, seperti dikutip pala Laman Tribunnewswiki.com. 

Sungai Nil terbentuk sebagai hasil dari pergerakan kerak benua.

Kerak tersebut adalah Lembah Rift yang bermula dari timur Afrika dan berhujung di utara di daerah patahan Palestina dan Levant.

Pergerakan kerak ini juga menghasilkan Laut Merah.

Lembah-lembah awal aliran proto-Nil yang bermuara di Laut Tethys berusia jutaan tahun.

Namun, alirannya baru meluas ke luar Mesir setelah dataran tinggi Etiopia menjauhi Laut Merah sekitar 800.000 tahun yang lalu.

Selanjutnya, tanah tempat aliran sungai Nil modern baru terbentuk sekitar 12.500 tahun yang lalu

Mata air Nil bersumber di wilayah danau di Rwanda dan Burundi modern.

Di Khartoum, S. Nil Putih bersatu dengan Sungai Nil Biru yang seperti air terjun mengalir ke bawah dari pegunungan di Etiopia bagian utara.

Di sebelah utara Khartoum, sungai itu membentuk induk Sungai Nil, dan menerima air dari satu-satunya sungai besar lain, S. Atbara, yang bersatu dengan Sungai Nil kira-kira 300 km di sebelah timur laut Khartoum.

Sungai Nil kemudian mengalir berkelok-kelok melalui dataran tinggi Sudan bagian utara yang tandus, melewati enam hamparan batu granit keras yang membentuk enam riam antara Khartoum dan Aswan yang merupakan perbatasan antara wilayah Nubia dan Mesir kuno.

Akhirnya, setelah kehilangan banyak airnya karena penguapan oleh sinar matahari yang panas terik dan karena kebutuhan untuk irigasi Mesir, kira-kira 2.700 km di sebelah utara Khartoum, Sungai Nil bermuara di Laut Tengah.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved