TKI
Derita TKI Menjelang Ramadhan, Satu Windu di Perantauan Tidak Bisa Pulang
Sebelumnya, TKI ini sudah delapan kali menyambut Ramadhan di Taiwan seorang diri. Sekarang, Ramadhan 2023 dirinya harus kembali melaksanakan ibadah...
POSBELITUNG.CO -- Derita menjadi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau yang saat ini disebut Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Bekerja jauh dari keluarga membuat para TKI ini tidak bisa pulang seenaknya.
Mereka terikat beban kerja yang berat dan juga aturan yang tidak bisa dilanggar.
Seperti Nifta, TKI perempuan yang bekerja di Taiwan.
Lewat kanal YouTube pribadinya, TKI perempuan ini membagikan keluh kesahnya selama bekerja di Taiwan.
Mengurus majikan yang memiliki keterbatasan fisik akibat kecelakaan, membuat TKI perempuan ini tidak bisa pulang di Ramadhan 2023.
Sebelumnya, TKI ini sudah delapan kali menyambut Ramadhan di Taiwan seorang diri.
Sekarang, Ramadhan 2023 dirinya harus kembali melaksanakan ibadah puasa di Taiwan, TKI perempuan ini lagi-lagi tidak bisa pulang.
"Delapan tahun puasa di negara orang, delapan tahun melaksanakan ibadah bulan suci Ramadhan di negara orang," kata Nifta.
"Delapan kali puasa, delapan kali lebaran, masih tetap stay di Taiwan," tambahnya.
Meski mengaku sedih jauh dari keluarga, namun TKI perempuan ini tetap merasa bersyukur atas kesehatan yang diberikan.
Umur yang panjang membuat dirinya masih bisa untuk bertemu dengan bulan Ramadhan, meski terpisah jarak dengan keluarga.
"Alhamdulillah aja mentalnya masih aman, masih dikasih kesehatan, masih diberikan panjang umur, dan masih bisa menjadi tulang punggung keluarga," kata TKI perempuan tersebut.
"Alhamdulillah banget, aku bersyukur banget, karena sampai saat ini tu masih diberi kesempatan untuk bisa bekerja ke luar negeri," imbuhnya.
Profesi sebagai TKI menurut Nifta tidak bisa diemban oleh semua orang.
Meski terkesan pekerjaan TKI erat kaitannya dengan pekerjaan kasar, namun dari situlah Nifta bisa menafkahi keluarganya.
Dari menjadi TKI, perempuan ini bisa membeli kendaraan untuk keluarga, membiayai kebutuhan sang anak, membangun rumah, serta tak jarang dirinya juga turut membantu kebutuhan kedua orang tuanya.
"Menurut aku nggak semua orang bisa, sebenarnya semua orang bisa tapi nggak semua orang dikasih kesempatan untuk kerja ke luar negeri,"
"Awalpun aku jauh dari keluarga, walaupun Ramadhan masih belum bisa pulang ke rumah, tapi tetep disyukuri, karena setidaknya masih bisa mencari nafkah buat keluarga aku, alhamdulillah banget," ujar Nifta.
Derita menjadi TKI, perempuan bernama Nifta ini sudah satu windu tidak pulang ke Tanah Air bertemu keluarga.
Sedih, namun dirinya tetap tegar dalam menjalani hidup yang telah ditentukan.
"Jadi aku udah delapan kali puasa, delapan kali lebaran aku sama sekali nggak pulang ke rumah. Bismillah semoga kuat, ini aja udah mau nangis," tutupnya.
(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)
| Siti, Mantan TKI Taiwan Rela Berkorban untuk Anak Majikan Difabel, Nafkah Bagi Dua dengan Keluarga |
|
|---|
| Ibu Lebih Sayang Anjing Ketimbang Anak, Mantan TKI Ini Bawa Anak Majikan Pulang ke Indonesia |
|
|---|
| Gadis Cantik Ini Bongkar Alasannya Betah jadi TKI di Malaysia, Ternyata Sudah 7 Tahun Bekerja |
|
|---|
| Ingin Kerja di Kilang RBA Malaysia? Simak Tips TKI Bernama Amalia Zaida Berikut |
|
|---|
| Perempuan Ini Spill Biaya Hidup Jadi TKI di Malaysia, Sebulan Rp2,5 Juta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/20230322-nifta-tki-taiwan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.