Profil Tokoh

Biodata Wiranto, Pendiri Hanura yang Kini Keluar dari Partainya: Sistem Navigasinya Berubah

Saya dengan satu dan lain hal terpaksa melepaskan Hanura, sistem navigasinya berubah, maka saya melepaskan Partai Hanura. Tapi, itu pengalaman yang.."

|
Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto 

Nama Wiranto mulai menarik perhatian publik saat dia dipercaya untuk menjadi ajudan Presiden Soeharto.

Perjalanan karier seorang prajurit tidak terlepas dari faktor dedikasi dan kemampuannya. Demikian halnya karier Wiranto kian menanjak tatkala ABRI memberi kepercayaan kepadanya menjadi Ajudan Presiden RI selama 4 tahun (1989-1993). Suatu masa jabatan Ajudan Presiden yang relatif lama.

Baca juga: Biodata Terbaru Ruben Onsu, Nama Anak, Pendidikan, Akun Media Sosial, dan Penghargaan

Baca juga: Penembak di MUI Ngaku Wakil Nabi Muhammad, Ketua MUI Pastikan Kalangan Internal Tak Kenal Pelaku

Baca juga: Biodata Kompol Zulkarnain, Kasat Narkoba di Deli Serdang Disorot Gegara Anak Aniaya Mahasiswa UISU

Dalam pendidikan pengembangan spesialisasi, Wiranto mengikuti Sussar Para (1968), Susjur Dasar Perwira Intelijen (1972), dan Suspa Binsatlat (1977).

Beliau mencapai prestasi sangat memuaskan sebagai Siswa Terbaik.

Berkat dedikasi dan kemampuannya, ABRI memberikan kepercayaan kepada Wiranto untuk menjadi Ajudan Presiden RI selama 4 tahun (1989-1993).

Suatu masa jabatan Ajudan Presiden yang relatif lama.

Karier Wiranto terus menanjak dengan jabatan yang dipangkunya sebagai Kasdam Jaya (1993), lalu dipromosikan menjadi Pangdam Jaya (1994).

Karir beliau melejit lebih tinggi setelah beliau menjabat sebagai Pangkostrad pada tahun 1996.

Pengalaman sebagai Pangkostrad selama 15 bulan membuat beliau dipercaya menjadi Direktur Latihan pada ‘Latihan Gabungan ABRI 1996’.

Dinilai baik, Wiranto kemudian diangkat menjadi Kepala Staff TNI Angkatan Darat (Kasad) pada 1997.

Setelah menjadi ajudan presiden, karier militer Wiranto semakin meningkat ketika dia dipromosikan menjadi Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, hingga menjadi KSAD. Pada bulan Maret 1998, Presiden Soeharto kembali menunjuk Wiranto, kali ini untuk menjadi Pangab (sekarang disebut Panglima TNI).

Baca juga: Biodata Aming Sugandhi, Aktor Sekaligus Aktor yang Dikenal Nyentrik Kini Telah Hijrah

Baca juga: Biodata Isyana Sarasvati, Penyanyi yang Dijuluki Pelawak ini Didiagnosis Idap Lupus

Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP OPPO Find N2 Flip Varian 8/256GB, 12/256GB dan 16/512GB

Kala itu terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional dari Presiden Soeharto ke Presiden BJ Habibie. Posisi Wiranto ini tetap dipertahankan hingga era Presiden BJ Habibie.

Dengan adanya pemisahan Polri (Kepolisian Negara RI) dari organisasi ABRI pada 1 April 1999 dan sebutan ABRI pun berubah menjadi TNI, sejak itu jabatannya menjadi Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima Tentara Nasional Indonesia.

(Menhankam/Panglima TNI). Setelah SU MPR 1999, Wiranto ditunjuk oleh Presiden RI sebagai Menko Polkam. Beliau mengemban jabatan ini hingga Mei 2000, saat beliau menyatakan mundur dari jabatannya.

Setelah pensiun dari militer, Wiranto mencoba berkarier ke dunia politik. Di awal-awal tahun Reformasi,pada 2004, Wiranto melaju sebagai kandidat presiden dari Partai Golkar berpasangan dengan Salahudin Wahid. Wiranto maju capres setelah memenangkan konvensi capres yang digelar Partai Golkar.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved