TKI

Wajib Tahu, Segini Gaji TKI Singapura 2023, Baik yang 'Non' Maupun yang Sudah Berpengalaman

Gaji TKI yang bekerja di Singapura bagi yang baru atau non sebesar 650 Dolar Singapura. Sementara yang sudah berpengalaman dapat 800 Dolar Singapura..

tribunnews.com
Ilustrasi Dolar Singapura, gaji TKI 

POSBELITUNG.CO -- Seorang perempuan bernama Sakira membagikan update gaji TKI di Singapura.

Sakira merupakan seorang TKI perempuan yang bekerja di negara dengan lambang Singa tersebut.

Sebagai informasi, di Singapura Sakita bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT).

Dirinya kerap membuat konten tentang kesehariannya menjadi TKI dan kemudian mengunggahnya di platform YouTube.

Banyak yang bertanya, berapa gaji TKI yang bekerja di Singapura, baik yang non maupun yang sudah berpengalaman atau eks.

Lewat kanal YouTube-nya yang tayang pada 18 Januari 2023, Sakira mulai membagikan informasi terkait gaji TKI di Singapura.

Baca juga: Kisah Noviana Indah dan Puluhan TKI Disekap di Myanmar, Kerap Terima Pukulan dan Tidak Bisa Melawan

Baca juga: Anggun Risdiana Lebih Pilih Jadi TKI di Hongkong Ketimbang di Taiwan, Ternyata Ini Alasannya

Ia menyebutkan bahwa gaji TKI yang bekerja di Singapura bagi yang baru atau non sebesar 650 Dolar Singapura.

Nominal tersebut ternyata naik 50 Dolar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Jika di rupiahkan, nominal sebesar 650 Dolar Singapura tersebut sekitar Rp 7 jutaan (tergantung dengan nilai tukar).

"650 Dolar dikali Rp 11.619 sama dengan Rp 7.552.000, kira-kira jumlahnya segitu untuk saat ini," kata Sakira.

"Jadi jumlahnya juga mengikuti penukaran ya," sambungnya.

Lebih lanjut, TKI perempuan ini menjabarkan terkait gaji TKI Singapura yang eks atau yang sudah berpengalaman.

Disebutkan oleh Sakira bahwa standar gaji TKI yang sudah berpengalaman di Singapura adalah sebesar 800 Dolar Singapura.

Jika dikurs ke rupiah, nominal tersebut menyentuh angka Rp 9 jutaan.

"800 Dolar dikali Rp 11.619 sama dengan Rp 9.295.000. Jadi gajinya itu satu bulan hampir mendekati 10 juta ya," sebut Sakita.

Ia menambahkan, bagi TKI eks Singapura bisa saja mendapatkan gaji dengan nominal yang lebih tinggi.

Semua tergantung dengan negosiasi TKI itu sendiri dengan majikannya.

"Untuk yang eks Singapura itu biasanya bisa negosiasi dengan majikan ya, antara majikan sama agensi juga, tapi keputusan biasanya ada di majikan,"

"Enaknya itu, yang eks bisa tawar menawar," jelas Sakira.

Baca juga: Gaji TKI di Taiwan Ternyata Lebih Besar dari Hong Kong, Beda Hampir Rp 1 Juta

Baca juga: TKI Hong Kong Bernama Anggun Risdiana Dapat THR dari Majikan, Total Sebesar Rp 3 Jutaan

Setelahnya, Sakira tak lupa membagikan beberapa tips yang harus menjadi perhatian para calon TKI yang hendak bekerja ke luar negeri.

Pasalnya, banyak sekali TKI yang tidak memikirkan hal-hal ini sebelum mereka berangkat.

Alhasil, setelah sampai di negara tujuan ada banyak kendala bahkan masalah yang akhirnya muncul.

Sakira menegaskan bahwa sebelum berangkat, para TKI setidaknya harus menguasai 40 persen bahasa Inggris.

"Ada tiga hal yang harus diperhatikan, ini khususnya untuk calon TKW Singapura. Pertama mengenai bahasa,"

"Bahasa itu penting banget, setidaknya bisa menguasai 40 persen bahasa Inggris," sebut Sakira.

Ia menganjurkan bagi calon TKI yang belum bisa bahasa Inggris, lebih baik tidak tergesa-gesa memutuskan untuk berangkat keluar negeri.

"Seandainya ada calon TKW yang udah dapet majikan, tapi belum bisa menguasai bahasa Inggris, sebaiknya nggak usah buru-buru, nggak usah dipaksai,"

"Soalnya yang belum bisa bahasa itu banyak sekali yang terjadi miscommunication sama majikan," jelasnya.

Selanjutnya, Sakira mengingatkan bagi calon TKI yang sudah berkeluarga, orang rumah harus tahu pekerjaan pasangannya.

Disebutkan bahwa selama masa potongan, para TKI ini biasanya tidak diperbolehkan menggunakan alat komunikasi.

Hal ini tentu saja menyulitkan untuk menghubungi pasangan atau keluarga yang ada di Tanah Air.

"Selama masa potongan, nggak dikasih HP. Jadi mungkin seminggu sekali disuruh ngabarin ke rumah,"

"Jadi seorang suami harus menyadari dengan hal itu," tegasnya.

Terakhir, TKI bernama Sakira menyampaikan bahwa sebelum berangkat menjadi TKI, selain harus bisa bahasa juga harus menyiapkan mental dengan baik.

Bekerja ke luar negeri menjadi seorang PRT bukan suatu hal yang mudah.

Terlebih jauh dari keluarga dan tidak memiliki siapa-siapa.

Harus kuat mental dan tahu tujuan utama bekerja ke luar negeri.

"Harus kuat mental, karena kebanyakan TKW yang non eks itu merasa tertekan batinnya, merasa tertekan pikirannya,"

"Nah, yang sudah-sudah kalau sudah merasakan seperti itu, akhirnya kepengen pulang, kalau udah pulang kasihan keluarganya karena harus menanggung ganti rugi ke PT," urai Sakira.

"Jadi sebelum berangkat, pesen saya harus benar-benar siapkan mental baja ya," tutupnya.

(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved