Makna Terselubung dari Pakaian Khas Pengikut Al Zaytun saat Salat, Pakai Jas dan Dasi

Panji Gumilang bahkan dianggap sebagai seorang nabi. "Syahadat itu bukan 'Tiada Tuhan selain Allah', tapi 'Tiada Negara kecuali Negara Islam..."

|
Tribunnews.com/Istimewa
Penampakan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akhirnya turun tangan menanggapi polemik Ponpes Al Zaytun. 

POSBELITUNG.CO -- Makna dari pakaian khas pengikut Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu akhirnya terungkap.

Seperti diketahui, pengikut Ponpes Al Zaytun selalu mengenakan jas dan dasi saat melaksanakan ibadah salat.

Jas dan dasi yang dikenakan saat melaksanakan ibadah salat ada maksud khusus dari penggunaan tersebut.

Dilansir TribunWow.com, hal itu diungkap eks pengikut pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, Ken Setiawan.

Pendiri NII Crisis Center itu mengatakan Panji Gumilang sengaja mewajibkan pengikutnya memakai jas dan dasi saat salat.

Hal itu diungkap dari acara CATATAN DEMOKRASI tvOne, Selasa (20/6/2023).

"Karena dididik menjadi negarawan, salatnya dilarang pakai sarung," ungkap Ken.

Baca juga: Ratusan Ribu Pengikut Panji Gumilang Kumpul Tiap Muharram, Al Zaytun Dianggap Madinahnya Indonesia

Baca juga: Murah Meriah! Harga HP OPPO A17k dan Oppo A17 Dibandrol Rp1 Jutaan di Bulan Juni, Cek Spesifikasinya

Baca juga: Biodata Lady Nayoan, Istri Sah Rendy Kjaernett yang Bongkar Perselingkuhan Suaminya dengan Syahnaz

"Salatnya dilarang pakai sarung, salat pakai celana, jas, dasi karena mereka dididik sebagai seorang negarawan."

Dalam acara itu, Ken juga membongkar sederet ajarna 'nyeleneh' Panji Gumilang.

Salat Idul Fitri di Ponpes Al Zaytun, Indramayu. Terkuak alasan pengikut Panji Gumilang mengenakan jas dan dasi saat salat.
Salat Idul Fitri di Ponpes Al Zaytun, Indramayu. Terkuak alasan pengikut Panji Gumilang mengenakan jas dan dasi saat salat. (Instagram @kepanitiaanalzaytun)

Menurut Ken, Panji Gumilang hingga kini sudah memiliki ratusan ribu pengikut.

Di kalangan pengikutnya, Panji Gumilang bahkan dianggap sebagai seorang nabi.

"Syahadat itu bukan 'Tiada Tuhan selain Allah', tapi 'Tiada Negara kecuali Negara Islam'," ucap Ken.

"Barang siapa bernegara selain negara Islam maka dia kafir."

"Dan siapa saja yang menyampakan risalah agama, layak disebut sebagai seorang nabi."

"Jadi dulu kami meyakini Panji Gumilang adalah nabi baru setelah Nabi Muhammad," imbuhnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved