Berita Belitung

Anggota DPRD Sentil Pelayanan RSUD, dr Ratih: Akhir-akhir ini Pasien Memang Banyak

Keterisian tempat tidur harian bisa lebih dari 100 bahkan pernah sampai 120 bed. Bila pasien banyak, kadang kita harus menyediakan ekstra bed

|
Posbelitung.co/tedja pramana
Direktur RSUD Marsidi Judono Tanjungpandan, Belitung, dr Ratih Lestari Utami MMR. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG – Keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Marsidi Judono, Tanjungpandan, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung (Babel) hingga 90 persen lebih dari jumlah tempat tidur yang dimiliki 125 buah.

“Kapasitas RSUD ada 125 bed, sementara keterisian tempat tidur harian bisa lebih dari 100 bahkan sampai 120 bed. Bila pasien banyak, kadang kita harus menyediakan ekstra bed,” kata Direktur RSUD Marsidi Judono Tanjungpandan, Belitung, dr Ratih Lestari Utami MMR kepada Pos Belitung di Jam Gede Cafe, Sabtu (15/7/2023).

Dikatakan dr Ratih, kondisi seperti ini menjadi sebab mengapa seorang pasien berusia 57 tahun yang masuk UGD RSUD Marsidi Judono pada Senin (19/6/2023) lalu, butuh waktu hingga 12 jam baru bisa dipindahkan ke ruang rawat inap karena tak ada bed yang tersedia.

“Untuk kasus terbaru, pasien nunggu 12 jam baru dapat ruang rawat inap, kami bukan mau cari-cari alasan untuk pembelaan diri. Tapi akhir-akhir ini pasien memang banyak. Sedangkan kapasitas kami cuma 125 bed, keterisian harian bisa lebih dari 100 bahkan sampai 120 bed,” kata dr Ratih.

Kata dr Ratih, pertanyaan pasien jika tingkat keterisian 120 bed, berarti masih tersisa lima bed kosong yang bisa diberikan kepada pasien yang masuk.

Namun menurut dr Ratih hal itu tidak mungkin bisa dilakukan. Karena bed kosong itu ada di ICU, perawatan bayi atau kamar bersalin yang tidak mungkin pasien biasa dimasukan ke ruang itu.

“Misalnya ruang perawatan infeksi, kalau pasien tidak infeksi tidak mungkin kami masukan ke situ. Memang karena bed penuh itulah, terhambat pasien-pasien masuk ke ruang perawatan,” kata dr Ratih.

Sebelumnya kasus pasien nunggu hingga 12 jam baru bisa masuk ruang rawat inap tersebut disampaikan anggota DPRD Belitung, Vina Cristyn Ferani pada Rapat Paripurna DPRD Belitung pada Jumat (17/7/2023) lalu.

Pengalaman tersebut dialami oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Belitung ini yang saat itu membantu tetangga di belakang rumahnya yang sakit. 

Sembari menunggu pindah ke ruang rawat inap, keluarga pasien meminta bantuan Vina agar berkomunikasi dengan pihak RSUD Marsidi Judono sehingga dapat dipindahkan ke ruang rawat inap. 

"Berulang kali sebagai tetangga dan anggota dewan, wakil rakyat, kami mengkomunikasikan dengan bagian pelayanan RSUD, namun sangat disayangkan ternyata pasien baru bisa mendapatkan kamar dengan alasan kamar penuh," ucap Vina pada Jumat (14/7/2023). 

"Tetapi begitu pasien masuk kamar rawat inap, ternyata ada dua ranjang yang kosong. Ini sangat disayangkan, harusnya ini tidak terjadi jika pelayanan mengikuti SOP," kata Vina. 

Menurutnya, ini hanya contoh kecil dari buruknya kualitas pelayanan RSUD Marsidi Judono. Ia merasa miris karena meskipun sebagai wakil rakyat ternyata dirinya belum bisa membantu tetangga sendiri.

"Kami tidak ingin menjatuhkan siapapun juga, tetapi apa yang kami sampaikan hendaknya bisa menjadi catatan dan perbaikan ke depannya. Kalau anggota dewan saja sudah tidak didengar, bagaimana dengan rakyat jelata yang menelpon ke rumah sakit dan semua petinggi dan pejabat di rumah sakit," sentilnya.

Sementara itu dr Ratih mengatakan, untuk kasus ini ia telah berkomunikasi dengan Vina untuk menelusuri datanya, apa yang menjadi masalah, apakah waktu itu pasien sedang ramai atau ada kesalahan lain sehingga pihaknya bisa memperbaikinya.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved