Berita Bangka Selatan

15 Warga Bangka Selatan Derita Penyakit Kaki Gajah, Bahkan Ada yang Meninggal

Belasan masyarakat Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung mengidap penyakit kaki gajah

Penulis: Cepi Marlianto |
handover/ tribunpalu.com
Ilustrasi penyakit kaki gajah. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA – Belasan masyarakat Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung mengidap penyakit kaki gajah alias filariasis. Di mana keseluruhan warga yang terserang penyakit itu saat ini sudah dalam kondisi kronis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengatakan, tercatat terdapat 15 orang di daerah itu menderita penyakit kaki gajah.

Mayoritas penyakit itu telah diderita masyarakat sejak belasan tahun lalu. Bahkan beberapa di antaranya sampai ada yang meninggal dunia.

“Dari tahun 2005 sampai dengan sekarang terdapat 15 orang menderita penyakit kaki gajah. Banyak semuanya dalam kondisi kronis,” kata dia kepada Bangkapos.com, Senin (18/9/2023).

Slamet memaparkan, warga penderita filariasis itu tersebar di enam desa yang ada di tiga kecamatan. Di Kecamatan Payung, penyakit kaki gajah tersebar di  Desa Payung, Desa Malik, Desa Bedengung dan Desa Irat. Sedangkan di Kecamatan Pulau Besar ada di Desa Batu Betumpang, serta di Kecamatan Tukak Sadai di Desa Tukak.

Sementara untuk kategori pengidap penyakit kaki gajah di Bangka Selatan mayoritas berusia 40 tahun ke atas. Sementara untuk usia anak-anak belum ditemukan sampai saat ini. Pasalnya, dari masa inkubasi hingga seseorang dapat divonis filariasis membutuhkan waktu lama.

“Paling banyak di Desa Payung sampai empat kasus. Rata-rata mereka yang terserang penyakit kaki gajah berumur 40 tahunan ke atas. Untuk anak-anak tidak ada,” papar Slamet.

Menurutnya, penyakit kaki gajah memang cenderung berkembang di negara yang memiliki dua musim. Seseorang dapat tertular penyakit kaki gajah jika digigit nyamuk yang mengandung larva stadium III (L3) sewaktu menghisap darah penderita.  Penyakit kaki gajah terjadi akibat pembengkakan tungkai akibat infeksi cacing jenis Filaria.

Cacing ini menyerang pembuluh getah bening dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit parasit tropis yang memengaruhi kelenjar limfa dan pembuluh limfa ini disebarkan oleh nyamuk yang terinfeksi. Gigitan nyamuk ini menularkan parasit yang menuju sistem limfa.

“Cacing jenis tersebut juga dapat menular antar manusia melalui gigitan nyamuk. Pembengkakan kasus kaki gajah juga dapat terjadi di bagian tubuh manusia yang lain di antaranya seperti di bagian lengan, kelamin, serta bagian dada,” urainya.

Kendati demikian kata Slamet, saat ini masyarakat penderita penyakit kaki gajah berada di dalam pemantauan petugas medis dari pusat pelayanan kesehatan setempat. Semua kasus selalu di pantau dan sudah dilakukan edukasi terhadap penderita. Bagaimana cara merawat luka (self care) secara mandiri.

Filariasis merupakan penyakit menahun alias kronis. Bila tidak mendapat pengobatan, akan menimbulkan kecacatan yang menetap seumur hidup. Misalnya berupa bengkak atau pembesaran di beberapa anggota tubuh misalnya kaki, lengan, atau buah zakar atau skrotum.

“Saat ini masyarakat penderita filariasis sudah kronis. Tidak bisa diobati lagi. Hanya bisa meminum obat cacing,” pungkas Slamet. 

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved