Galez, Siswa SMP di Lampung Tewas Tersambar Petir di Kamar saat Hujan Deras, Atap Rumah Ikut Hancur

Cuaca sore itu turun hujan dan terdengar suara petir yang menyambar. Posisi korban sedang berada di dalam kamarnya sambil bermain handphone (HP)...

Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq
Penampakan kondisi rumah Galez Catur Pratama, siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Sakti, Terusan Nunyai, Lampung Tengah, yang tewas tersambar petir, Senin (27/11/2023). 

POSBELITUNG.CO -- Seorang remaja bernama Galez Catur Pratama tewas usai tersambar petir di rumahnya di Kampung Lempuyang Bandar, Kecamatan Way Pengubuhan, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, pada Senin (27/11/2023).

Korban yang berinisial G merupakan siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah.

Saat korban tewas, ditemukan bekas luka hitam di punggung dan bercak di sekujur tubuhnya.

Diduga petir menyambar rumah korban karena TV di rumah masih menyala.

Kejadian bermula saat korban sedang berada di dalam rumah bersama kakek dan neneknya pada Senin (27/11/2023).

Cuaca sore itu turun hujan dan terdengar suara petir yang menyambar.

Posisi korban sedang berada di dalam kamarnya sambil bermain handphone (HP).

Baca juga: Cerita Pilu Mohamed Hadid, Ayah Bella Hadid Ungkap soal Nakba 1948: Yahudi Usir Kami dari Palestina

Baca juga: 50 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Pilihan Ganda UTS, PTS IPS Kelas 8 SMP/MTs, Kurikulum Merdeka

Baca juga: Biodata Betharia Sonata, Sampai Sujud di Kaki Ibu Rinoa untuk Damai dan Minta Leon Dozan Dimaafkan

Kondisi rumah Galez Catur Pratama, siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Sakti, Terusan Nunyai, Lampung Tengah, yang tewas tersambar petir, Senin (27/11/2023).
Kondisi rumah Galez Catur Pratama, siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Sakti, Terusan Nunyai, Lampung Tengah, yang tewas tersambar petir, Senin (27/11/2023). (Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)

Kronologi versi tetangga korban

Saat kejadian, salah satu tetangga korban, Antonika (40) mengaku mendengar suara seperti ledakan.

"Pas azan magrib, saya dengar suara ledakan. Setelah itu, listrik padam," kata Antonika, Selasa (28/11/2023), dikutip TribunLampung.com.

Antonika mengatakan, saat itu, hujan belum turun, namun tampak awan mendung gelap yang disertai kilat dan guntur.

Dia tidak menduga, suara ledakan itu adalah suara petir yang menyambar rumah salah satu tetangganya.

Antonika pun baru mengetahui tetangganya tersambar petir setelah melihat warga berkerumun di rumah korban untuk melakukan evakuasi.

Baca juga: 55 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Pilihan Ganda PAS/UAS PJOK Kelas 10 SMA/MA, Kurikulum Merdeka

Baca juga: Inilah Doa Penghapus Dosa Termasuk Pelebur Dosa Zina dan Bacaan Istighfar Rasulullah

Baca juga: Harga HP Oppo Reno10 Pro 5G Akhir November 2023 dan Spesifikasi, Kamera Utama 50 MP, Banyak Diminati

"Saat petir menyambar, di dalam rumah hanya ada dua orang, yaitu korban dan neneknya," ujar Antonika.

Dalam kejadian itu, dia mengungkapkan, sang nenek selamat, namun nyawa G tidak tertolong.

Menurut kesaksian sang nenek, Antonika menyampaikan, sebelum kejadian, korban tengah bermain ponsel di kamarnya.

"Dari keterangan neneknya, cucunya saat itu sedang bermain HP di dalam kamar. Saat itu juga TV sedang menyala," ucap Antonika.

Usai tersambar petir, kamar dan seisi rumah korban porak-poranda. Kaca jendela pun pecah berhamburan.

"Setelah dipastikan kondisinya oleh medis, korban dibawa ke rumah duka milik saudaranya sebab rumahnya tak memungkinkan karena hancur," ungkapnya.

Penampakan kondisi rumah Galez Catur Pratama, siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Sakti, Terusan Nunyai, Lampung Tengah, yang tewas tersambar petir, Senin (27/11/2023).
Penampakan kondisi rumah Galez Catur Pratama, siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Sakti, Terusan Nunyai, Lampung Tengah, yang tewas tersambar petir, Senin (27/11/2023). (Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)

Kronologi versi kakek korban

Sugino, kakek korban, yang mengaku ada di rumah tersebut saat kejadian, menyampaikan kronologi yang sedikit berbeda.

Menurut Sugino, sebelum salat magrib, dia sempat melihat cucunya sedang berbaring di kasur.

"HP sedang dicas di sebelahnya, sementara dia (cucunya) tengah berbaring," tutur Sugino, Selasa (28/11/2023).

Sugino menceritakan, sebelum rumahnya tersambar petir, dia mendengar suara guntur menggelegar satu kali dan tidak terlalu keras.

Setelah rakaat pertama salat magrib, Sugino mendengar suara gemuruh dan petir yang menyambar rumahnya. Seketika, atap rumahnya runtuh.

Sugino tertimpa reruntuhan asbes dan sempat pingsan beberapa saat.

Baca juga: 60 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Pilihan Ganda PAT IPS Kelas 7 Semester 2

Baca juga: 25 Contoh Soal dan Jawaban Pilihan Ganda PAT Ekonomi Kelas 10 Semester 2

Baca juga: Jadi Sorotan, Tatapan Gadis Israel ke Hamas Hingga Isi Surat Ibu yang Disandera Hamas Getarkan Dunia

"Seingat saya, masih rakaat pertama, sadar-sadar saya tampar pipi saya, saya masih selamat," bebernya.

Setelah sadar, Sugino masih mendengar suara cucunya menggeram. Namun, dia tidak bisa melihat karena lampu di rumahnya padam.

Sugino pun sempat meraba-raba sekitarnya dan mendapati kepala cucunya sudah ada di depan pintu. Dia memastikan bahwa sang cucu terpental sekitar 1,5 meter dari tempatnya berbaring.

"Posisinya terpental, yang tadinya telentang menjadi tengkurap," terang Sugino.

Setelah kejadian itu, korban sempat dibawa ke klinik, namun usai menjalani pemeriksaan, korban pun dinyatakan telah meninggal dunia.

Rumah ikut hancur

Antonika menyebut, rumah yang ditinggali korban rusak parah.

Atap rumah Galez yang terbuat dari asbes tampak jebol karena tersambar petir.

Kaca jendela juga pecah yang serpihannya berhamburan ke mana-mana.

"Rumahnya hancur," katanya, Antonika.

Melihat rumah korban hancur, membuat para tetangga tergerak untuk membantu.

Warga bergotong-royong memperbaiki rumah korban pada Selasa sore.

Atap asbes yang jepol karena tersambar petir diganti yang baru.

Ada Bekas Sambaran petir di dinding rumah

Kakak korban, Fredi Dwi Ariyanto, menyebut insiden tersambar petir tidak pernah terjadi sebelumnya.

Terlihat ada bekas sambaran petir di dinding rumah.

"Saat saya lihat ke dalam, sambaran petir membekas berwarna putih.

Alirannya merambat melalui kabel listrik menuju kasur tempat adik berbaring," ungkap Yogo.

"Baru pertama kali terjadi ada petir menyambar rumah di kampung saya," imbuhnya.

Yogo dalam kesempatannya turut mengenang sosok adiknya itu.

Ia menyebut Galez merupakan anak yang baik sehingga memiliki banyak teman.

"Yang saya tahu, Galez nggak neko-neko, punya banyak teman. Temannya pun baik semua."

"Sepulang sekolah Galez membantu ibunya di rumah. Dia penurut dan tidak punya masalah apa-apa," tambah Yogo.

Galez sendiri diketahui masih duduk kelas VII SMPN 1 Bandar Sakti.

Selain belajar di kelas, ia juga aktif ikut ekstrakurikuler pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

(*/ TribunJateng.comTribunnews.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved