Perang di Palestina

Israel Merampok Money Changer di Palestina, Tentara Cadangan Tak Dibayar, Jatuh Miskin dan Kelaparan

Tentara IDF merampok Money Changer, tentara cadangannya mundur karena tak dibayar, bisnis hancur jatuh miskin dan anak-anaknya kelaparan

Penulis: Hendra CC | Editor: Hendra
middleeastmonitor
Israel jatuh miskin, warganya banyak yang kelaparan seperti yang terjadi di Gaza. Warga Israel banyak yang terlilit hutang dan mereka harus membeli sayuran tak layak konsumsi. 

POSBELITUNG.CO, - Dalih memerangi dan memutuskan pasokan dana ke Hamas, pasukan IDF Israel menggerebek sejumlah tempat penukaran uang atau money changer di Tepi Barat atau West Bank, Palestina.

Namun faktanya dari penggerebekan tersebut pasukan IDF malah merampok uang yang ada di Money Changer yang digrebeknya.

Dari tempat penukaran uang di Tepi Barat, IDF menyita dana miliaran, yang diduga digunakan untuk membiayani perlawanan kelompok militan Palestina, dikutip dari Al Jazeera.

Selama penggerebekan tersebut, IDF menyita 10 juta shekel atau Rp 43 miliar, dikutip dari The Cradle.

IDF menuduh kantor penukaran uang tersebut mentransfer uang ke gerakan perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ) di Gaza.

Press TV pertama kali melaporkan kejadian ini pada Kamis (28/12/2023).

Radio Tentara Israel mengumumkan dana tersebut disita dari sembilan toko di Ramallah, Jenin, dan Hebron pada hari Kamis (28/12/2023).

Toko-toko tersebut merupakan cabang dari lima kantor penukaran uang di Tepi Barat, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menetapkan tempat-tempat tersebut sebagai 'organisasi teror' karena diduga mentransfer dana ke Hamas dan PIJ.

Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, tentara Israel membagikan video pasukannya mengebor brankas di salah satu kantor untuk menyita dana tersebut.

Israel juga menyita dokumen, telepon dan alat perekam, serta brankas, serta menculik 21 orang sehubungan dengan dugaan pengiriman uang.

Tentara Cadangan Jatuh Miskin

Seorang pengusaha Israel yang bergabung di pasukan tentara cadangan dibohongi oleh pemerintahannya sendiri dibawah PM Benyamin Netanyahu.

Dijanjikan akan diberikan dukungan peralatan di gaji, justru sebaliknya yang dialami oleh mereka.

Setelah bertempur habis-habisan di jalur Gaza, membunuh warga sipil, bayi, anak-anak, wanita dan orang tua mereka kini malah jatuh miskin.

Bisnis yang ditinggalkannya setelah bergabung ke tantara cadangan hancur dan tutup.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved