Berita Belitung

Inflasi Tahunan 2023 Kota Tanjungpandan Belitung Membaik, Tapi Masih Jadi Tertinggi se-Sumatera

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi tahunan Kota Tanjungpandan Belitung pada 2023 sebesar 3,80.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Novita
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Ilustrasi aktivitas di Pasar ikan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Minggu (7/1/2024). Kepala BPS Kabupaten Belitung Baiq Kurniawati mengatakan, pengendalian inflasi ini memang bisa dilakukan dengan mengetahui pola konsumsi masyarakat. Seperti beras dan ikan-ikanan yang dominan dikonsumsi masyarakat Belitung. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi tahunan Kota Tanjungpandan Belitung pada 2023 sebesar 3,80.

Dibandingkan tahun sebelumnya, inflasi ini tergolong membaik karena angka inflasi tahun pada 2021 sebesar 4,01 dan pada 2022 sebesar 4,17.

Meski begitu, angka inflasi tahunan tersebut berada di posisi tertinggi se-Sumatera dan posisi ke-delapan secara nasional.

"Dibandingkan nasional lebih tinggi Belitung, karena angka inflasi nasional 2,61. Target pemerintah inflasi 3±1. Belitung di posisi plus satu. Kalau memperhatikan Belitung sendiri, 2023 inflasi lebih terkendali," kata Kepala BPS Kabupaten Belitung Baiq Kurniawati, Senin (8/1/2024).

"Target pemerintah 3 persen, karena mungkin asumsi pakar ekonomi angka yang wajar, dari sisi pengusaha tidak dirugikan, dari sisi masyarakat daya beli masih terjangkau," ujarnya.

Terkendalinya inflasi tahunan ini, lanjutnya, tak terlepas dari peran pemerintah.

Terutama dari tim pengendali inflasi daerah (TPID) yang gencar melakukan pertemuan dan concern dalam penanggulangan inflasi.

Memperhatikan inflasi tahunan ini, ada tiga komoditas yang memiliki andil besar.

Yaitu kenaikan harga beras, tarif tiket pesawat atau angkutan udara yang belum bisa dikendalikan, dan cabai merah yang harganya lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Baiq mengatakan, pengendalian inflasi ini memang bisa dilakukan dengan mengetahui pola konsumsi masyarakat.

Pemerintah harus memperhatikan item-item yang memiliki andil besar dalam konsumsi masyarakat, seperti beras dan ikan-ikanan yang dominan dikonsumsi masyarakat Belitung.

Angka inflasi kerap dikaitkan tak berpengaruh terhadap daya beli masyarakat Belitung.

Menanggapi hal ini, Baiq mengatakan inflasi memang bergantung dengan perekonomian daerah, gaya hidup, dan pola konsumsi.

"Di sini (Belitung) memang tidak terlalu bergejolak, misal cabai naik masyarakat tidak sampai demo. Kalau dilihat dari sisi garis kemiskinan memang angkanya tinggi, sekarang garis kemiskinan Rp896 ribu per orang," jelasnya.

"Gaya hidup melihat dari pola konsumsi maunya yang segar, sehingga dari sisi masyarakat tidak bergejolak karena mampu membeli. Tapi program pemerintah harus menjaga jangan sampai melebihi batas kewajaran inflasi," tutur dia.

(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved