Perang di Palestina

Tegas Jokowi Larang Kapal Israel Lewat Indonesia, Pelanggaran Hukumnya Dinilai Sudah Sangat Berat

Jokowi dengan tegas melarang kapal Israel lewat perairan Indonesia, dinilai pelanggaran hukumnya sudah sangat berat tak bisa diampuni lagi

Penulis: Hendra CC | Editor: Hendra
YouTube Sekretariat Presiden RI
Presiden Joko Widodo 

POSBELITUNG.CO, - Kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel terhadap warga sipil rakyat Palestina sudah tak bisa ditelerir lagi.

Dengan kejamnya zionis Israel membunuh warga sipil, balita, anak-anak, wanita hamil hingga orang tua.

Tak terhitung lagi fasilitas umum, kesehatan, hingga pendidikan dihancurkan oleh bangsa terkejam di dunia tersebut.

Bahkan rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza dihancurkan oleh Israel.

Indonesia dengan tegas hingga saat ini tak akan berhubungan dengan Israel.

Bahkan kini pemerintah Presiden Joko Widodo dengan tegas melarang kapal-kapal Israel untuk masuk ke wilayah perairan Indonesia.

Hal Itu disampaikan Jokowi dalam pernyataan persnya, Jumat (26/1/2024).

"Beberapa waktu yang lalu muncul isu juga mengenai kapal Israel, saya ingin menegaskan bahwa pelabuhan-pelabuhan Indonesia tidak akan digunakan untuk melayani kepentingan Israel, tegas itu," kata Jokowi.

Larangan serupa juga dilakukan oleh kelompok milisi Houthi di Yaman, bagi kapal yang melintas di Laut Merah.

Houthi dengan tegas kapal apapun yang berafiliasi dengan Israel akan ditembak.

Imbasnya Amerika dan Inggris saat ini harus berperang dengan Houthi.

Namun serangan Houthi membuat Amerika dan Inggris kelabakan.

Lebih lanjut, Jokowi juga mengutuk keras serangan terhadap kamp pengungsi Khan Younis di Gaza Palestina.

Serangan tersebut telah memakan banyak korban jiwa dan luka.

"Sudah terlalu panjang daftar pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel," katanya.

Jokowi menentang keras pernyataan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu yang menutup adanya solusi negara atau two state solution dalam konflik Israel-Palestina.

"Pernyataan ini sama sekali tidak dapat diterima," katanya.

Terusan Suez Sepi

Imbas serangan Houthi terhadap kapal dagang dan militer yang berafiliasi dengan Israel melintas di Laut Merah, membuat volume lalulintas kapal komersial dan barang yang melewati Terusan Suez turun sangat drastis.

Dikabarkan dalam 2 bulan terakhir, penurunan mencapai lebih dari 40 persen.

Kelompok Houthi melakukan hal itu sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, sehingga mendorong beberapa pengangkut kargo untuk mengambil rute yang lebih panjang dan lebih mahal untuk menghindari serangan.

“Kami sangat prihatin bahwa serangan terhadap pelayaran Laut Merah menambah ketegangan pada perdagangan global, memperburuk gangguan perdagangan (yang sudah ada) karena geopolitik dan perubahan iklim,” kata ketua Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) Jan Hoffman kepada wartawan pada hari Kamis.

Menurut UNCTAD, kapal-kapal yang beralih dari Laut Merah – yang berlayar mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika Selatan – telah menyebabkan penurunan transit melalui Terusan Suez sebesar 42 persen dalam dua bulan terakhir.

Terusan Suez di Mesir menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah. Lebih dari 80 persen volume perdagangan barang internasional dilakukan melalui laut, kata Hoffman.

“Transportasi maritim benar-benar merupakan jalur kehidupan perdagangan global,” katanya dikutip Arab News.

Jumlah transit kapal kontainer mingguan melalui Suez telah turun sebesar 67 persen dibandingkan tahun lalu, menurut UNCTAD, karena lebih dari 20 persen perdagangan kontainer dunia melewati Terusan Suez.

“Mengingat kapal kontainer berukuran besar yang beralih dari Terusan Suez, penurunan daya dukung kontainer bahkan lebih besar lagi,” kata Hoffman.

Lalu lintas kapal tanker turun 18 persen, transit kapal kargo curah yang membawa biji-bijian dan batu bara turun enam persen, dan transportasi gas terhenti.

Secara keseluruhan, antara 12 dan 15 persen perdagangan dunia – 20.000 kapal per tahun – melewati Laut Merah, sehingga menjadi penghubung antara Eropa dan Asia.

Situasi ini menjadi lebih buruk lagi karena jalur perdagangan maritim global lainnya juga menghadapi gangguan, dengan pembatasan transit melalui Laut Hitam sejak invasi Rusia ke Ukraina dua tahun lalu, sehingga menyebabkan harga pangan global melonjak.

Kekeringan di Amerika Tengah telah menyebabkan turunnya permukaan air di Terusan Panama, sehingga secara signifikan mengurangi jumlah lalu lintas yang dapat melintasi jalur penting tersebut.

“Gangguan yang berkepanjangan pada jalur perdagangan utama akan mengganggu rantai pasokan global, menyebabkan tertundanya pengiriman barang, peningkatan biaya dan potensi inflasi,” UNCTAD memperingatkan.

Perusahaan-perusahaan pelayaran global pun menjadi korban ulah Houthi tersebut.

Beberapa diantaranya adalah perusahaan Malaysia yang mengalami kenaikan biaya pengiriman dari Port Klang ke pelabuhan utama Eropa, Rotterdam.

Hal ini terjadi dari tanggal 15 hingga 31 Desember dan 15 hingga 30 Januari.

Free Malaysia Today (FMT) memberitakan biaya pengiriman kontainer berukuran 20 kaki meningkat dari US$975 (Rp 15 juta) menjadi US$3.300 (Rp 51 juta) atau naik 238 persen.

Sedangkan biaya pengiriman kontainer berukuran 40 kaki meningkat dari US$1.650 (Rp 25,9 juta) menjadi US$5.100 (Rp 80 juta) atau naik 209 persen.

"Harga naik karena risiko, premi asuransi, dan pengalihan rute pengiriman. Hal ini akan diteruskan ke konsumen jika mereka tetap bertahan," kata ekonom setempat, Geoffrey Williams.

"Sekitar 15 % perdagangan global melewati Laut Merah, jadi ini jumlah yang besar. Serangan yang dilakukan Houthi saat ini mengganggu jalur perdagangan penting, termasuk perdagangan Malaysia dan Asean," tambahnya.

Sementara itu, tiga perusahaan pelayaran besar negeri itu mengatakan akan menangguhkan rute melalui Laut Merah, mulai Rabu pekan lalu.

Serangan milisi Houthi di Yaman terhadap kapal-kapal di jalur penting tersebut menjadi penyebab.

"Kami telah menangguhkan navigasi melalui Laut Merah bagi semua kapal yang kami operasikan," kata juru bicara Nippon Yusen atau dikenal sebagai NYK Line, diberitakan AFP.

"Keputusan tersebut adalah untuk menjamin keselamatan awak kapal," tambahnya.

Sementara itu dua perusahaan pelayaran besar Jepang lainnya yang ikut menangguhkan pelayaran adalah Mitsui O.S.K. Lines dan Kawasaki Kisen Kaisha. Juru bicara keduanya juga mengonfirmasi.

"Kapal-kapal yang kami operasikan dan akan memasuki Laut Merah diminta untuk tidak memasuki Teluk Aden di selatan Laut Merah," kata juru bicara Mitsui O.S.K. Lines.

Sedangkan pengusaha asal negeri itu mengatakan gangguan terhadap angkutan di area tersebut mengancam kelangsungan perusahaan.

Han Changming salah satunya. Pendiri Fuzhou Han Changming International Trade Co Ltd yang berpusat di provinsi timur Fujian itu mengatakan bisnisnya terpengaruh karena eskalasi di jalur pelayaran global itu.

Perusahaannya diketahui mengekspor mobil buatan China ke Afrika dan mengimpor kendaraan off-road dari Eropa.

Khusus pengiriman kontainer ke Eropa, biaya telah melonjak menjadi sekitar US$7.000 (sekitar Rp 109 juta) dari US$3.000 pada bulan Desember.

"Gangguan ini telah menghapus keuntungan kami yang sudah tipis," kata Han.

Ia menambahkan bahwa premi asuransi pengiriman yang lebih tinggi juga berdampak buruk pada perusahaan, dikutip Reuters.

(Tribunnews.com/Hendra Gunawan/Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved