Perang di Palestina
Israel Rasakan Ekonominya Babak Belur Imbas Perang, 60 Persen Wilayahnya Kini Listriknya Padam
Ekonomi Israel kini hancur imbas Netanyahu tak mau setop perang lawan Hamas, kini 60 persen wilayahnya alami listri padam
POSBELITUNG.CO, TEL AVIV - Perekonomian Isreal merosot drastis akibat masih terus melayani peperangan melawan Hamas di Jalur Gaza Palestina.
Apalagi saat ini perang yang dihadapi oleh Israel sudah melebar. Selain Hamas, Israel pun harus berhadapan dengan pejuang Hizbullah.
Belum lagi milisi Houthi di Yaman yang turut membantu Hamas Palestina dengan memerangi kapal dagang sekutu Israel di Laut Merah.
Dilaporkan saat ini kondisi perekonomian Israel dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) ukuran utama kesehatan suatu negara yang turun sebesar 19 persen secara tahunan pada kuartal keempat 2023.
Penurunan ini setara dengan penurunan 5 persen antara Oktober dan Desember.
PDB Israel "terkena dampak langsung" dari pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023, menurut Badan Pusat Statistik negara tersebut.
Badan Pusat Statistik Israel pada Senin (19/2/2024) mengeluarkan data justru jauh lebih buruk dari yang diperkirakan.
Perkiraan median dalam survei analis Bloomberg adalah penurunan tahunan sebesar 10,5 persen.
Badan Pusat Statistik Israel menyatakan, perang secara tajam membatasi pengeluaran, perjalanan atau wisata, dan investasi pada akhir tahun silam, Pengeluaran swasta juga mengalami penurunan 26,3 persen, sedangkan ekspor turun 18,3 persen dan investasi aset tetap anjlok 67,8 persen terutama untuk bangunan tempat tinggal.
Sektor konstruksi kewalahan karena kurangnya tenaga kerja karena panggilan wajib militer dan pengurangan pekerja Palestina.
Di sisi lain, pengeluaran pemerintah terutama untuk perang dan kompensasi untuk sektor bisnis dan rumah tangga naik tajam 88,1 persen.
Ekonomi Israel memang tumbuh 2 persen untuk satu tahun penuh sekalipun PDB turun tajam antara Oktober dan Desember 2023.
Akan tetapi, sebelum serangan 7 Oktober, perekonomian Israel sebenarnya diprediksi tumbuh 3,5 persen.
Liam Peach, pakar ekonomi bidang pasar negara berkembang dari Capital Economics, mengatakan penyusutan ekonomi Israel "jauh lebih buruk dari perkiraan dan ini sangat mencerminkan efek serangan Hamas dan perang di Gaza".
Peach menambahkan, perkiraan pertumbuhan ekonomi Israel tahun 2024 "sepertinya akan tercatat menjadi salah satu yang terlemah."
Israel Krisis Listrik
Imbas masih terus ingin melanjutkan perangnya, Israel kini sedang mengalalami krisis listrik alias listrik padam.
Total 60 persen di wilayah pendudukan Israel yang menampung 120.000 rumah kini hidup gelap gulita selama beberapa hari, imbas terputusnya aliran listrik yang berkepanjangan di seluruh wilayah Utara .
Menurut laporan yang dirilis Situs web saluran Israel Kan 11, pemadaman listrik terjadi setelah milisi Pro-Palestina asal Lebanon, Hizbullah melakukan serangan dengan menargetkan pusat pembangkit listrik terbesar di Israel Utara.
Adapun serangan ini dilakukan Hizbullah sebagai bentuk protes atas agresi Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 29.000 jiwa.
Serta balasan atas tembakan rudal yang telah lebih dulu di lontarkan Israel ke kota pesisir Ghaziyeh Lebanon hingga memicu kebakaran besar.
“Di Bnei Brak, Petah Tikva, dan Be’er Sheva dilanda pemadaman listrik karena satu pembangkit listrik rusak akibat serangan Hizbullah . Skenario yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Israel,” jelas Kan 11, dikutip dari Almayadeen.
Belum dapat dipastikan seberapa parah kerusakan pembangkit listrik Israel akibat rudal Hizbullah, namun Menteri Kesehatan Uriel Buso dan Direktur Jenderal Kementerian, Moshe Bar Siman Tov, memperkirakan pemadaman akan diberlakukan selama tiga minggu kedepan.
25 Pasien Israel Terancam Tewas
Lebih lanjut, selain memicu pemadaman listrik massal di 60 persen wilayah pendudukan, rusaknya salah satu pembangkit listrik terbesar di Israel juga membuat nasib 35.000 pasien di rumah sakit wilayah Israel Utara yang bergantung pada alat pernapasan terancam kekurangan oksigen.
“Pasien yang bergantung pada alat bantu pernapasan buatan karena memiliki kondisi pernapasan yang tidak stabil akan terdampak pemadaman listrik yang meluas dan berkepanjangan akibat krisis listrik,” ujar Kan 11.
Sebelum pemadaman terjadi, para pejabat Israel telah memperingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi krisis listrik karena Hizbullah mungkin akan menargetkan kekuatan entitas tersebut.
Untuk mencegah runtuhnya layanan kesehatan di Israel akibat krisis listrik, Kementerian Kesehatan Israel mengungkap bahwa pihaknya tengah berupaya melakukan pengadaan generator dalam skala besar pada individu yang bergantung pada alat bantu pernapasan buatan.
Selain itu, kementerian telah mendesak pihak berwenang untuk mendirikan pusat energi dan oksigen di tengah ancaman suhu panas yang ekstrim di wilayah Israel Utara.
(Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti)(Kompas.com)
Tentara IDF Tewas Jadi Sasaran Tembak Hamas di Gaza, Hizbullah Berhasil Tembus Pertahanan Israel |
![]() |
---|
Kelakuan Bejad Militer Israel Dibeberkan Pakar PBB, Perempuan dan Anak Ditelanjangi hingga Diperkosa |
![]() |
---|
Viral di Medsos Presiden Argentina Minta Masjid Al Aqsa Dihancurkan dan Dibangun Kuil Yahudi |
![]() |
---|
Joe Biden Disebut Pikun, Minta Maaf ke Hamas hingga Presiden Meksiko Disebutnya Bernama El Sisi |
![]() |
---|
UEFA Datang Bela Israel saat Negara Timur Tengah Minta FIFA Larang Israel Berlaga di Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.