Berita Bangka Selatan

Bupati Bangka Selatan Instruksikan Gotong Royong untuk Antisipasi Peningkatan Kasus DBD

Pemkab Bangka Selatan melalui dinas terkait telah mengecek langsung di sejumlah wilayah dengan kasus DBD yang tinggi.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Novita
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Sejumlah petugas kesehatan menenabur bubuk abate di sejumlah rumah warga di Kelurahan Teladan, Kecamatan Toboali, saat sidak pada Jumat (17/5/2024). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Bupati  Bangka Selatan, Riza Herdavid, menginstruksikan seluruh camat, lurah hingga kepala desa dan masyarakat untuk memasifkan program gotong royong, guna mengantisipasi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Yakni melakukan pemberantasan sarang nyamuk alias PSN dan 3M plus. Yaitu mengubur, menguras dan menutup tempat penampungan air dan menggunakan losion atau kelambu saat tidur.

"Saya instruksikan kepada camat, lurah dan kepala desa untuk menggiatkan kembali kegiatan gotong royong di lingkungan masing-masing. Ini sebagai bentuk antisipasi penyebaran kasus DBD," tegas Riza, Jumat (17/5).

Di Kabupaten Bangka Selatan, tercatat 156 kasus DBD dan ada beberapa pasien yang meninggal dunia.

Riza menilai saat ini kasus DBD di Bangka Selatan sudah sangat mengkhawatirkan.

Pemkab Bangka Selatan melalui dinas terkait telah mengecek langsung di sejumlah wilayah dengan kasus DBD yang tinggi.

Saat pengecekan, memang banyak didapatkan jentik-jentik nyamuk yang berkembang di tempat penampungan air milik warga. Karenanya, sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Pemerintah telah menyediakan bubuk abate secara gratis kepada masyarakat. Bubuk tersebut dapat diperoleh dengan mendatangi langsung setiap Puskesmas yang ada.

Sementara fogging atau pengasapan, menurutnya, memang efektif untuk memberantas nyamuk penyebab DBD.

Pengasapan insektisida ini sangat efektif untuk penanggulangan ketika terjadi wabah. Fogging cepat sekali untuk menurunkan populasi nyamuk.

Namun Riza tidak menganjurkan jika pengasapan dilakukan secara rutin, karena dinilai kurang efektif untuk memberantas populasi nyamuk.

"Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, namun tidak dengan jentik nyamuk yang ada di tempat yang menampung air. Fogging ini hanya satu dari bagian penanganan DBD saja sesungguhnya kesadaran menerapkan 3M plus itu yang penting," tuturnya.

Selain itu, pengasapan menggunakan insektisida secara rutin juga mahal, juga dapat mencemari lingkungan, serta bisa membuat vektor penular resisten, dan hanya memberikan keamanan palsu.

Ia menilai masyarakat sering kali merasa aman jika daerahnya sudah dilakukan pengasapan untuk mencegah demam berdarah.

Padahal fogging tersebut hanya membunuh nyamuk dewasa dan masih menyisakan telur dan larva atau jentik nyamuk.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved