Kisah Pak Kades yang Ternyata Anak Eks Bupati Cirebon Sunjaya, Dituduh DPO Vina Cirebon

Namun terbantahkan, pasalnya saat peristiwa itu, dia baru berusia 11 tahun dan sekolah kelas 5 SD.

Editor: Alza
wartakotalive/miftahul
Fatimah Azzahra kakak ipar Ramadhani Sastra, anak eks Bupati Cirebon Sunjaya meluruskan terkait pembunuhan Vina Cirebon, Minggu (26/5/2024). 

POSBELITUNG.CO - Dua anak eks Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra membantah terlibat kasus pembunuhan Vina Cirebon dan pacarnya, Eki.

Sebelumnya, Ramadhani Sastra dituduh sebagai pelaku yang buron.

Namun terbantahkan, pasalnya saat peristiwa itu, dia baru berusia 11 tahun dan sekolah kelas 5 SD.

Lalu, tuduhan dialamatkan kepada Satria Roby Saputra putra sulung Sunjaya.

Satria mengatakan, awalnya netizen mencocoklogikan nama adiknya dengan terduga pelaku pembunuh Vina bernama Dani.

"Yang jelas nama saya adalah Satria Roby Saputra tidak ada kaitannya dengan DPO yang dirillis Polda Jawa Barat," kata Satria.

Dia kemudian mengajak netizen untuk mengawal kasus tersebut sampai tuntas.

Baca juga: Gara-gara Pegi Pakai Masker Saat Pulang Kampung ke Cirebon, 8 Tahun Sulit Ditangkap Polisi

Sehingga, kata Satria, kasus kematian Vina bisa menjadi terang menderang dan tidak ada tuduhan lagi kepada keluarganya.

"Kita harus membuka ini secara fakta hukumnya, jadi seperti yang kemarin disampaikan oleh beberapa pakar hukum memang kasus ini sedikit rumit karena selain fakta hukum yang dipakai dikaitkan dengan fiksi dalam arti ini film," ujarnya.

Meski film yang dibuat mirip 80 persen, Satria meminta agar tidak ada pihak yang mencocoklogikan dengan keluarganya.

Apalagi, dalam kematian Vina ini ada keterlibatan makhluk halus yaitu arwah korban yang merasuki tubuh Linda.

"Bahwa Pegi ini adalah misal nanti dirilis oleh Polda Jabar bukanlah orang yang asli atau yang disebut salah sasaran tentunya mari kita sama-sama kawal fakta-fakta hukum apa yang berlaku dan semoga saja bahwa memang itu tidak salah sasaran," tuturnya.

Menurutnya, netizen selama ini mencocoklogikan nama keluarganya dengan Daftar Pencarian Orang (DPO) kematian Vina.

Satria mengaku, saat ini dirinya merupakan kepala desa di salah satu kabupaten yang ada di Cirebon.

Ia mengatakan, fenomena geng sepeda motor sudah ada sejak zaman dahulu hingga sekarang.

"Sampai saat ini pun, peristiwa geng motor itu masih sering terjadi dan itu sangat mengerikan," tuturnya di Perumahan Aneka Elok, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (26/5/2024).

Menurut Satria, geng motor yang ada di Cirebon sudah meresahkan masyarakat, khususnya di desa yang dia pimpin.

Bahkan, ia meminta bantuan kepada masyarakat dan Linmas untuk berjaga setiap malam Minggu agar tidak ada aksi geng motor.

"Kami minta bantuan juga dengan Bhaninkamtibmas, Babinsa untuk berjaga-jaga.

Karena wilayah kami itu cukup rawan karena pusat ekonomi dan rentan sekali banyak kejadian geng motor," tegasnya.

Satria melanjutkan, pelaku geng motor di Cirebon rata-rata usianya masih di bawah umur atau sekolah SMP dan SMA.

Dia juga memastikan tidak pernah mengenal apalagi mengetahui geng motor yang menewaskan Vina Cirebon.

Kendati begitu, ia merasa bersyukur karena masih diberi kepercayaan oleh warganya sebagai kepala desa. 

"Ya, namanya juga di desa atau di kampung, ya isi kepala orang berbeda-beda ya ada yang gampang kemakan berita hoax, tapi tentunya ada yang juga enggak percaya juga.

Tapi Alhamdulillah sebagian besar masyarakat desa saya itu percaya saya tidak terlibat dalam kasus itu karena mereka tahu betul di lingkungan saya itu pada saat 2016 bagaimana," ungkapnya.

"Mungkin latar belakang saya seperti apa, lingkungan desa itu kan sangat kecil ya, ini mereka tahu betul gitu loh jadi ya menganggap ini sebagai ujian saja, ya untuk menaikkan derajat gitu," imbuhnya. 

Bahkan, ada salah satu pria diakui Satria warga Cianjur, Jawa Barat ikut terkena dampak serangan netizen.

Pria yang disebut sebagai Pegi alias Apunk itu sudah membuat pernyataan bahwa dirinya bukan warga Cirebon melainkan Cianjur, Jawa Barat.

"Marilah sama-sama kalau memang netizen ini ingin mengawal agar cepat selesai dan menemukan keadilan, saya berpendapat dan agar tidak makin buramkan kasus ini jadi marilah kita sama-sama dukung apapun yang dirilis oleh Polda Jabar, kita berharap bahwa itulah beberapa pelaku yang DPO," imbuhnya.

Sebelumnya, Fatimah Azzahra menantu mantan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra ikut bersuara.

Dia membela adik iparnya, Ramadhani Sastra yang dituduh sebagao pembunuh Vina Cirebon pada Sabtu, 27 Agustus 2016 lalu.

Menurut Fatimah, tuduhan netizen sudah terlalu jauh sehingga dia perlu meluruskan fakta sebenarnya.

"Beritanya terlalu simpang siur dan banyak menganggu kehidupan sehari-hari," ucapnya di Perumahan Aneka Elok, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (26/5/2024).

Menurut Fatimah, teror netizen setiap hari membuat ia dan keluarga besar mantan Bupati Cirebon resah.

Bahkan, ketika berada ruang publik seperti di mall dan lainnya, banyak yang menuduh keluarganya sebagai pembunuh Vina.

"Kalau kami itu pertamanya bukan enggak mau tahu, karena film (7 hari sebelum kematian Vina) ramai di kota dan Kabupaten Cirebon," kata Fatimah.

Wanita berparas cantik itu mengaku, hal yang kebetulan adalah nama adik iparnya yaitu Ramadhani sama seperti salah satu DPO kepolisian yakni Dani.

Namun, Fatimah memastikan bahwa sejak kecil adik iparnya dipanggil dengan sebutan Rama bukan Dani.

"Setelah tuduhan ke Rama tidak terbukti, netizen mencari-cari lagi nih yaitu suami saya," imbuhnya.

Namun, informasi terbaru dari Polda Jawa Barat, meralat jumlah DPO kasus Vina Cirebon.

Menurut polisi, DPO Dani dan Andi tidak ada, itu hanya fiktif. 

DPO sesungguhnya hanya Pegi Setiawan, yang sudah ditangkap polisi.

(Tribunjabar.id/posbelitung.co/wartakotalive.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved