Berita Belitung Timur

Angka DBD di Belitung Timur pada Januari-April 2024 Turun, Namun Naik Dibandingkan Tahun 2023

Angka DBD di Belitung Timur dilaporkan menurun terus dari periode Januari hingga April 2024.

Penulis: Bryan Bimantoro | Editor: Novita
Pixabay.com
Foto ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Angka Demam Berdarah Dengue (DBD) di Belitung Timur dilaporkan menurun terus dari periode Januari hingga April 2024.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DInas Kesehatan Kabupaten Belitung Timur, Supardi, kepada Posbelitung.co, Jumat (7/6/2024).

Supardi mengungkapkan, pada Januari 2024 kasus DBD berjumlah 35 kasus dengan 1 kematian, lalu menurun di Februari di angka 23 kasus.

"Di Januari itu, pasien meninggal diikuti dengan penyakit bawaan. Di bulan Februari hingga April tidak ada kematian karena DBD, namun tren kasusnya terus menurun," jelasnya.

Di bulan Maret, angka DBD yaitu 17 kasus dan di bulan April yaitu 16 kasus.

Supardi menyebut, kasus DBD di Belitung Timur masih menjadi PR baginya dan teman-teman puskesmas seluruh kecamatan.

Karena ada sejumlah lokus yang menjadi tempat berkembangnya DBD yang harus terus diedukasi.

"Kami dari Dinas Kesehatan beserta puskesmas di tujuh kecamatan, terus melakukan langkah-langkah preventif dan pencegahan supaya DBD tidak berkembang di area tersebut," tuturnya.

Meski periode Januari-April berangsur menurun, akan tetapi jumlah kasus di empat bulan pertama tahun 2024 sudah 91 kasus, atau naik lebih 2 kali lipat dibandingkan periode tahun 2023 yang hanya ada 41 kasus DBD.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik menghadapi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) saat musim hujan.

Hal ini dilakukan karena tingkat kecemasan masyarakat di Belitung Timur sangat tinggi akan persoalan itu.

Menurutnya, masalah utama muncul dari penegakan diagnosa DBD di masyarakat Belitung Timur.

Kebanyakan dari masyarakat belum memahami soal tersebut, sehingga setiap gejala demam mereka beranggapan bahwa itu adalah demam berdarah dengue.

"Mereka langsung beranggapan bahwa itu murni DBD. Padahal kadang-kadang kasus yang terlaporkan itu baru sebatas demam dengue. Kalau demam dengue itu gejalanya masih sama, tapi tingkat kefatalannya tidak seperti DBD," kata Supardi.

(Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved