Berita Belitung Timur

Perumdam Belitung Timur Sulit Mengelola Sumber Air Baku, Ini Masalahnya

Direktur Perumdam Belitung Timur mengatakan, kondisi lokasi yang merupakan daerah pesisir dan tambang, sebabkan pihaknya sulit kelola sumber air baku.

|
Penulis: Sepri Sumartono | Editor: Novita
Posbelitung.co/Sepri Sumartono
Direktur Perumdam Belitung Timur, Muhammad Zubair 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Direktur Perumdam Belitung Timur (Beltim), Muhammad Zubair mengatakan, kondisi lokasi yang merupakan daerah pesisir dan tambang, menyebabkan pihaknya sulit mengelola sumber air baku.

"Daerah pesisir itu kan pH-nya rendah, maka pengelolaannya beda dengan masalah kekeruhan. Permasalahannya sumber air baku bekas kolong tambang timah zaman dahulu ,sehingga harus ada perlakuan berbeda," kata Muhammad Zubair, Rabu (31/7/2024).

Menurutnya, mengatasi masalah kekeruhan air lebih mudah ketimbang persoalan kimia seperti sumber air di Manggar yang perlu menjadi perhatian khusus.

Permasalahan kimia yang dimaksud oleh Muhammad Zubair adalah tingginya kandungan besi, karat atau korosif.

"Permasalahan kimia ini yang biasa disebut kandungan besinya, karat atau korosif tinggi. Ini menjadi perhatian kita yang sering disampaikan," sebutnya.

Persoalan sumber air baku Perumdam Belitung Timur pernah dipresentasikan ke BRIN yang sebelumnya bernama LIPI.

Lalu, dari presentasi tersebut, BRIN telah melakukan peninjauan. Akan tetapi karena faktor-faktor tertentu, menjadi terkendala sehingga sampai sekarang belum ada solusi.

"Setahun yang lalu kita sudah menjadi perhatian nasional juga dari kementerian, ada konsultan yang telah merancang bagaimana suatu alat atau instalasi pengolahan yang tepat untuk sumber-sumber air baku bermasalah," jelasnya.

Rata-rata permasalahan sumber air baku yang dimiliki oleh Perumdam Belitung Timur hampir sama, yakni adanya kandungan logam yang tinggi.

Tapi, di setiap sumber air baku memliki kandungan tinggi yang berbeda, misalnya di Kelapa Kampit dan Gantung yang tinggi kandungan aluminiumnya tidak seperti di Manggar.

Diaku Muhammad Zubair, kondisi air baku tersebut tentu ada pengaruhnya kepada pelanggan yang telah mengonsumsinya sebagai air bersih untuk mandi dan cuci.

"Kita juga sudah melakukan beberapa kali mengubah instalasi pengolahan. Aduh, macam-macam (usaha) lah, tapi hasilnya belum, makanya konsultan itu sudah merancang, sudah dipresentasikan juga, kita lihat ke depan bagaimana karena tidak gampang," tuturnya.

(Posbelitung.co/Sepri Sumartono)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved