Pos Belitung Hari Ini
Kisah Sukses Pemilik Usaha Ketam Isi Elcha, Mak Yuli Berangkat ke Tanah Suci Berkat Ketam Isi
Yuliana atau Mak Yuli asal Desa Aik Ketekok, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung ini, merupakan contoh pengusaha kecil yang gigih.
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Yuliana yang akrab disapa Mak Yuli asal Desa Aik Ketekok, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung ini, merupakan contoh pengusaha kecil yang gigih.
Berkat usaha yang ditekuni selama puluhan tahun tersebut, pemilik usaha ‘Ketam Isi Elca’ ini berhasil meningkatkan perekonomian keluarganya, bahkan berangkat ke Tanah Suci.
Mak Yuli mulai merintis usaha semenjak tahun 2009 silam di rumahnya beralamat di Jalan Aik Ketekok, Kecamatan Tanjungpandan atau Jalan Samping Masjid Al Iman.
Berawal dari membuat lauk di rumah, Mak Yuli perlahan mulai menjual ketam isi di beberapa rumah makan.
“Ide awalnya itu untuk lauk di rumah, karena anak-anak itu suka kepiting tapi malas makannya. Karena kan susah ada kulitnya, jadi saya coba buat kepiting isi, ternyata mereka suka,” ujar Mak Yuli kepada Posbelitung.co pada Sabtu (10/8/2024).
Booming atau meledaknya pariwisata Belitung lewat film Laskar Pelangi pada tahun 2012 berperan besar dalam perkembangan usaha Ketam Isi Elcha.
“Jadi pariwisata itu sangat-sangat besar pengaruhnya. Karena waktu itu saya dibantu promosi dari guide wisata juga ke wisatawan,” katanya.
Semenjak 2012 itu, Mak Yuli mulai menerima pesanan yang meningkat drastis dari para wisatawan dan karyawan kantoran.
Bahkan pada saat itu, sempat penjualan Ketam Isi Elcha mencapai 20.000 pieces dengan omzet kotor menembus angka sekitar Rp200 juta.
Tak heran dari keuntungan penjualan, Mak Yuli bisa berangkat umroh ke Tanah Suci bersama keluarganya.
Kemudian, Mak Yuli membangun rumah produksi di sebelah rumahnya serta membeli mobil untuk mempermudah operasional.
“Alhamdulillah waktu itu bisa dikatakan puncaknya lah. Adik saya juga bisa menguliahkan anaknya dari hasil bantu-bantu membuat ketam isi ini,” ungkapnya.
Penjualan Turun
Sekarang ini, Mak Yuli tak menampik angka penjualan menurun dan produksi ketam isi hanya sekitar 5.000-an pieces per bulan. Namun dirinya tetap bersyukur karena masih dapat bertahan di tengah kondisi ekonomi yang begitu sulit.
Mak Yuli mengatakan sebenarnya semenjak awal dirinya sudah memperhitungkan biaya produksi. Sehingga di saat badai pandemi Covid-19 melanda, ditambah kondisi ekonomi sekarang ini, usaha Ketam Isi Elcha masih bertahan.
Ia menjelaskan, produksi skala rumahan ditambah pekerjanya yang melibatkan keluarga, mampu menekan biaya produksi.
Dengan kecilnya biaya produksi, otomatis Mak Yuli juga bisa menurunkan harga jual produknya.
Satu pak ‘Ketam Isi Elcha’ berisi 10 ketam isi lengkap dengan sambalnya dibanderol dengan harga Rp100 ribu.
“Pekerja di rumah ini semuanya keluarga dan penjualan juga tetap di rumah tidak sewa ruko. Alhamdulillah bebannya jadi berkurang, makanya kami tidak terlalu berpengaruh dengan kondis sekarang ini,” katanya.
Mak Yuli berharap kondisi pariwisata Belitung dapat kembali normal. Sehingga ekonomi kembali membaik dan kehidupan masyarakat lebih sejahtera.
(Posbelitung.co/dol)
Sidang Perdana Eks Ketua dan Bendahara KONI Belitung, Amin & Mardani Didakwa Rugikan Negara Rp2,3 M |
![]() |
---|
Warga Belitung Jadi Korban Investasi Risetcar, Modal Puluhan Juta Raib |
![]() |
---|
Tangis Tiga Anak Prof Udin Pecah, Istri Saparudin Ungkap 12 Tahun Perjuangan |
![]() |
---|
LIPSUS - Demi Pilkada Ketua KPU Pangkalpinang Menginap di Kantor, Satu Jam Beralaskan Kain Tipis |
![]() |
---|
LIPSUS - Menata Kota Jauh Lebih Sulit, Pemkot Pangkalpinang Berharap RTRW Baru Segera Disahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.