Ayah dr Aulia Risma Dengar Curhat Anaknya Tak Kuat Ikut PPDS di Undip, Lalu Sakit dan Meninggal

Dia bercerita pada ayahnya, melalui rekaman suara atau voice note yang dikirim melalui HP.

Editor: Alza
IG Pemkot Tegal
Ucapan duka cita atas meninggalnya dr Aulia Risma 

POSBELITUNG.CO - Aulia Risma Lestari, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mengeluh berat mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Undip Semarang.

Dia bercerita pada ayahnya, melalui rekaman suara atau voice note yang dikirim melalui HP.

Dokter Aulia Risma mengaku program di PPDS tersebut kacau balau.

Dia harus bekerja tanpa henti di luar kesibukannya sebagai peserta kedokteran spesialis anestesi. 

Lalu, dr Aulia Risma Lestari ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya, Senin (12/8/2024).

Di adalah dokter di RSUD Tegal yang ikut PPDS Undip Semarang berbekal biaya Pemkot Tegal.

Akun Instagram Najwa Shihab @najwashihab, Selasa (27/8/2024), membocorkan rekaman suara dr Aulia Risma yang curhat pada ayahnya.

Kisah dr Aulia pada ayahnya tersebut menyiratkan adanya perundungan.

Diduga juga ada pemerasan dan eksploitasi yang dilakukan dokter senior di Undip Semarang.

Korban diduga dipaksa kerja rodi di Rumah Sakit Dr Kariadi, Semarang.

Ini isi rekaman dr Aulia Risma:

"Enggak pah. Tiap aku bangun tidur tu pah badannya sakit semua. Punggungnya sakit semua.

Bangun harus pelan-pelan. Kalau enggak pelan-pelan aku enggak bisa bangun.

Aku aja tadi mau minum susah, di bangsal minumnya ga bisa. 

Akhirnya aku minta tolong CS (customer service), trus aku kasih uang Rp50 ribu. 

Aku minta nitip minum, buat dia beliin minum, karena kan aku ga boleh ke minimarket, ke kantin sama sekali."

"Pah bener-bener ya pah di sini tuh programnya kacau-kacau.

Aku tanya temen yang di UNS itu nggak 24 jam pah. Aku ga tau aku bisa apa enggak pa."

Ayah meninggal dunia

Moh Fakhruri ayah dr Aulia Risma Lestari meninggal dunia pasca 16 hari kepergian sang putri.

Moh Fakhruri meninggal dunia pada hari Selasa, (27/8/2024) di RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pukul 1.30 WIB.

Almarhum dimakamkan berdampingan dengan makam dr Aulia Risma Lestari  di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung Kota Tegal, sekira pukul 13.00 WIB.

Adapun penyebab ayah dr Aulia Risma meninggal dunia adalah karena sakit.

Hal ini diungkapkan oleh adik almarhum Moh Fakhruri, Miftahudin.

"Saya sangat kehilangan, karena beliau kakak pertama yang begitu merangkul adik-adiknya," katanya.

Sebelumnya, Moh Fakhruri dikabarkan jatuh sakit usai pemakaman sang buah hati, dr Aulia Risma pada Selasa (13/8/2024).

Kondisi ayah dr Aulia Risma tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga, Susyanto SH MH.

Ia mengungkapkan, Moh Fakhruri masuk ICU di RSUD Kardinah Tegal setelah jenazah dr Aulia dimakamkan.

Kasus meninggalnya dr Aulia Risma ini menyita perhatian publik, hingga Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin ambil sikap.

Ia diketahui menjenguk ayah dr Aulia Risma yang sakit pada Minggu (18/8/2024).

Kuasa hukum, Susyanto SH MH mengatakan, keluarga tiba-tiba mendapat kunjungan secara langsung dari Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, sekira pukul 14.00 WIB.

Dia hadir bercengkerama layaknya mengunjungi orang sakit dan menanyakan keluhan ayah almarhumah. 

"Alhamdulillah bapak menteri langsung merespon. Bapak almarhumah langsung dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan difasilitasi olej Kemenkes RI. Pukul 19.00 langsung dirujuk kesana," katanya kepada wartawan. 

Susyanto mengatakan, ayah dari almarhumah masuk ke rumah sakit setelah jenazah almarhumah dimakamkan hari selasa, pukul 14.00 WIB.

Malamnya sakit dan langsung dibawa ke RSUD Kardinah. 

"Bapaknya masuk rumah sakit karena kepikiran dan memang punya riwayat penyakit dalam"

"Bapaknya sakit penyakit dalam. Dirawat sejak kematian almarhumah. Setelah dimakamkan, malamnya sakit. Iya karena kepikiran," jelasnya.

Tanggapan Menkes

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membenarkan ayah dari Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi diduga korban bullying, meninggal dunia.

Ia menyampaikan, ayah Aulia masuk rumah sakit setelah kematian putrinya.

"Yang wafat adalah bapaknya. Dia masuknya ke rumah sakit memang sesudah kematian putrinya."

"Sudah, lah, enggak enak kita ngomonginnya," kata Budi di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2024).

Budi mengaku sempat mengunjungi keluarga korban di Tegal, Jawa Tengah, usai mendengar dugaan bullying.

Saat itu, ia melihat kondisi keluarga korban, termasuk kondisi ayah korban yang memburuk dan harus dirujuk ke rumah sakit.

Budi bilang, saat itu pilihannya dirujuk ke RS Kariadi, RS tempat Aulia berpraktik.

Namun, karena masalah dugaan bullying ini, Budi memutuskan menawarkan dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

"Jadi waktu saya pulang langsung bapaknya dibawa ke RSCM. Jadi mereka sudah ada di RSCM sekitar tiga hari karena memang kondisinya berat. Jadi tadi malam sekitar jam 01.00 WIB wafat," tutur dia.

Selain bertemu keluarga, kunjungannya ke rumah korban juga menemukan sejumlah informasi berupa bukti chat WhatsApp perundungan.

Ia pun meminta bukti-bukti itu didokumentasikan dan diserahkan kepada pihak kepolisian.

"Saya minta didokumentasikan biar polisi yang menyelidiki. Sudah, sudah. Diary, Whatsapp, chat, banyak sekali."

"Itu nanti bisa tanya polisi (apakah terbukti korban bullying atau tidak)," ucap Budi.

Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ditemukan tewas di kamar kosnya, Senin (12/8/2024) malam.

Polisi menyebutkan, korban, Aulia Risma Lestari, tewas usai menyuntikkan diduga obat penenang ke tubuhnya sendiri.

Warga asli Kota Tegal itu ditemukan meninggal pada Senin (12/8/2024) sekitar pukul 22.00 WIB di kamar kos yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Benar bunuh diri, yang bersangkutan menyuntikkan obat ke badannya sendiri," ujar Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena melalui pesan singkat, Rabu (14/8/2024).

Catatan:

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tidak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.

Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling.

(Bangkapos.com/TribunJateng.com/Kompas.com)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved