ASN di Bangka Belitung Diamankan

Densus Tangkap 3 Terduga Teroris di Gorontalo dan Bekasi, 1 ASN di Babel Ikut Diamankan

Tiga terduga teroris yang diamankan itu masing-masing inisial YLK di Gorontalo, serta DF dan FNA di Bekasi.

Editor: Kamri
Tribunjabar/isep heri
Ilustrasi Densus 88 saat penangkapan terduga teroris. 

POSBELITUNG.CO – Selain polisi mengamankan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, momen kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Selasa (3/9/2024) juga diwarnai dengan penangkapan tiga terduga teroris di dua tempat berbeda.

Tiga terduga teroris itu masing-masing inisial YLK di Gorontalo, serta DF dan FNA di Bekasi.

Sedangkan di Bangka Belitung, seorang ASN diamankan polisi terkait postingan di media sosial.

Kasus yang dialami ASN ini masih dalam proses penyelidikan polisi.

Dalam penangkapan terduga teroris di Gorontalo, YLK disebut-sebut pernah mengikut pelatihan di Yaman.

Bahkan dia pernah merencanakan aksi teror di Singapura.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengungkapkan YLK merupakan pentolan dari kelompok teror Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP).

Ia disebut pernah berencana melakukan aksi teror di Bursa Efek Singapura.

"Betul, dilaksanakan penegakan hukum terhadap YLK di Desa Mongolato," kata Kombes Aswin saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (3/9/2024).

Menurut Aswin, YLK merupakan anggota AQAP yang pernah ikut pelatihan di kamp Hudaibiyah, Filipina dari tahun 1998-2000.

Setahun berselang, YLK mengikuti Muqoyama Badar tahap II di Jawa Timur.

Pelatihan ini merupakan program yang digelar oleh kelompok teroris, Jamaah Islamiyah (JI).

Disebutkan, YLK  juga pernah ditangkap polisi pada 2003 saat terbukti memiliki senjata api laras panjang yang merupakan titipan dari narapidana teroris (napiter) Bom Bali I berinisial UM.

"Di tahun 2012, YLK bergabung dengan kelompok Jamaah Anshor Tauhid (JAT) dan mengikuti program pengiriman personal ke Yaman sebagai bagian dari jihad global AQAP," kata Aswin.

Mengenai rencana teror ke Bursa Efek Singapura, jelas Aswin, gagal dilakukan oleh YLK lantaran berakhir dideporatasi oleh pihak Imigrasi Singapura.

"Pasca 2016, YLK berupaya menghilangkan jejak dengan mengganti identitasnya hingga ditangkap pada Agustus 2024," jelasnya.

Sementara di Kota Bekasi, Jawa Barat, Densus 88 Antiteror menangkap dua orang terduga teroris berinisial DF dan FNA (25).

DF diamankan di sebuah ruko di Rawalumbu, Kota Bekasi pada Selasa (3/9/2024).

Sedangkan FNA ditangkap di Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Dikutip dari Kompas.com, DF merupakan seorang pedagang donat.

Ketua RT 05 RW 04, Suminta mengungkapkan DF tinggal di salah satu ruko di Jalan Makrik, Rawalumbu.

DF tidak pernah melapor kepada pengurus RT, sehingga Suminta tidak mengenalnya.

"Tadi sekitar jam 07.00 WIB, saya ditelepon Binmaspol terkait salah satu warga yang bermasalah dengan kasus terorisme.

Saya ditanya, kenal enggak sama warganya?

Saya bilang enggak kenal, karena mereka enggak laporan sama saya," ujar Suminta di depan lokasi penangkapan.

Suminta membenarkan bahwa lokasi penangkapan sesuai dengan alamat yang ditunjukkan, tetapi DF bukan warga asli Bekasi, melainkan warga Banten.

DF tinggal di ruko tersebut bersama tetangga kampungnya dan berjualan donat di tempat lain.

Dari penggeledahan ruko tersebut, Densus 88 membawa beberapa barang bukti, termasuk tiga buku dan satu kartu keluarga (KK).

Montir di Bekasi Ikut Diangkut Densus 88

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Dani Hamdani membenarkan penangkapan terduga teroris di bengkel motor Jalan Pahlawan, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Terduga teroris yang berprofesi sebagai montir tersebut ditangkap Densus 88 Antiteror pada Selasa (3/9/2024).

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJakarta.com, pria terduga pelaku teroris berinisial FNA berusia 25 tahun warga Perumahan Margahayu, Bekasi Timur.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Dani Hamdani membenarkan penangkapan terduga pelaku teroris tersebut.

"Iya (ada penangkapan) untuk rilis oleh Densus," kata Dani saat dikonfirmasi.

Seorang saksi di lokasi penangkapan bernama Pendi (55) mengatakan, penangkapan terjadi sekita pukul 08.00 WIB.

"Saya lihat sudah ramai di sini, waktu pas ramai itu saya belum tahu ada apa, pokoknya ada tiga mobil," kata Pendi.

Pendi merupakan pemilik showroom motor di depan lokasi penangkapan, dia melihat detik-detik FNA dibawa masuk ke dalam mobil.

Anggota Densus 88 tidak ada yang menggunakan seragam, hanya polisi Bhabinkamtibmas dan TNI Babinsa yang terlihat menggunakan pakaian dinas.

"Enggak pakai seragam pakaian preman semua, ada banyak, itu si anaknya duduk di sini (tunjuk bengkel) karena pas banget baru buka," jelas dia.

Tidak ada perlawanan saat Densus 88 melakukan penangkapan, FNA dibawa menggunakan mobil begitu juga ayahnya yang berada di lokasi.

FNA merupakan montir di bengkel sepeda motor milik ayahnya, mereka berdua menjalankan usaha dengan mengontrak ruko satu petak.

"Kalau bapaknya udah lama buka bengkel di sini, terus anaknya diajak kerja belum lama ini si, setiap hari buka jam 8 sampai sore biasanya," jelas dia.

Seorang ASN Bangka Belitung Diamankan Polisi

Sementara itu, seorang aparatur sipil negara (ASN) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikabarkan diamankan polisi terkait dugaan unggahan di media sosial.

Kasus yang dialami oknum ASN Bangka Belitung ini saat ini masih dalam proses penyelidikan kepolisian. 

Kabid Humas Polda Bangka Belitung, Kombes Pol Jojo Sutarjo membenarkan adanya satu orang ASN yang diamankan polisi terkait postingan di medsos.

Jojo mengatakan kasus ini saat ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

"Iya, diamankan polda dan masih dalam penyelidikan," kata Kombes Pol Jojo Sutarjo kepada Bangkapos.com, Rabu (4/9/2024).

Namun, Jojo belum dapat memberikan penjelasan secara rinci terkait diamankannya seorang ASN Bangka Belitung tesebut.

"Nanti kita infokan lagi karena masih proses penyelidikan," ujarnya.

Sebelumnya, beredar kabar ada seorang ASN yang diamankan polisi terkait postingannya di media sosial (medsos).

Postingan itu diduga terkait ujaran kebencian berkenaan dengan kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. 

(Kompas.com/Tribun Jakarta/Tribunnews.com/Bangkapos.com)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved