Berita Belitung
Ketemu Anak Panti Asuhan yang Ngadu Karena Disetubuhi Bapak Asuh, Brigadir Akmal Malah 'Menambahnya'
Penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Belitung menyerahkan Brigadir Akmal kepada Kejaksaan Negeri Belitung, Jumat (13/9/2024).
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Belitung menyerahkan Brigadir Akmal kepada Kejaksaan Negeri Belitung, Jumat (13/9/2024). Kasus oknum polisi Polres Belitung yang melakukan kejahatan asusila itu memasuki tahap dua.
Pantauan posbelitung, Brigadir AK hadir mengenakan kemeja dan celana jeans hitam didampingi penasehat hukum dari LKBH Belitung ketika diserahkan ke Kejaksaan.
Setelah beberapa jam, Brigadir AK dikawal petugas kepolisiam keluar ruangan mengenakan rompi tahanan dan digiring menaiki mobil tahanan.
"Iya tadi tahap dua sudah selesai. Penyidik Polres Belitung menyerahkan tersangka dan barang bukti," ujar Kasi Intelejen Kejari Belitung Riki Guswandri didampingi Kasi Pidum Benni Wijaya.
Ia mengatakan pasal yang disangkakan terhadap tersangka dugaan asusila ini masih sama dengan yang diterapkan penyidik kepolisian.
Tersangka diancam pasal berlapis yaitu Pasal 82 Ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Tap Perpu Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 76E Undang - Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Dan/Atau Pasal 6C Undang - Undang RI Nonor 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
"Iya untuk pasal masih sama tidak ada perubahan," katanya.
Sementara itu, kronologis kejadian bermula pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2024 sekira pukul 19.00 WIB.
Waktu korban NJ yang baru berusia 15 tahun bertemu dengan teman sekolahnya GA dan PU untuk mengerjakan tugas sekolah.
Dua rekannya menanyai korban terkait dugaan persetubuhan yang dilakukan seorang oknum pengurus panti tempatnya tinggal.
Setelah korban mengaku, GA menghubungi tersangka Brigadir AK dengan maksud melaporkan kejadian tersebut.
Kemudian sekitar pukul 20.00 WIB, ketiganya bertemu tersangka.
Karena alasan ruangan berbau cat, tersangka mengajak tiga orang tersebut berpindah ke ruangan lain.
Tetapi, tersangka hanya mengajak korban masuk, sedangkan dua rekannya menunggu di luar.
Di dalam ruangan itu, diduga tersangka melakukan perbuatan asusila terhadap korban.
Kasus ini kemudian dilaporkan korban ke pihak berwajib.
Korban Merupakan Anak Panti Asuhan
Kejadian tersebut bermula ketika korban, bersama rekannya, datang ke Mapolsek Tanjungpandan dengan tujuan melaporkan dugaan pencabulan yang dialaminya di panti asuhan tempatnya tinggal.
Setibanya di Mapolsek Tanjungpandan, korban bertemu dengan tersangka yang kemudian memintanya masuk ke salah satu ruangan.
Setelah mendengarkan cerita korban, Brigadir AK mengajak NJ pindah ke ruangan lain dan mengunci pintu dari dalam, sementara dua rekan korban menunggu di ruangan berbeda.
Di ruangan itulah, diduga tindak pencabulan terjadi.
Usai perbuatan tersebut, tersangka meminta korban untuk tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapa pun.
"Singkat cerita, di dalam ruangan itulah diduga terjadi tindak pencabulan. Setelah selesai melakukan perbuatan tersebut, pelaku meminta korban tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orang lain," ungkap KBO Satreskrim Polres Belitung Ipda Wahyu Nugroho Satrio saat menggelar konfrensi pers pada Rabu (17/7/2024).
Ketakutan dan trauma yang dialami korban menyebabkan NJ melaporkan kejadian ini kepada Komnas Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Babel.
Kasus ini akhirnya dilaporkan ke SPKT Polres Belitung pada 10 Juli 2024, dan setelah serangkaian pemeriksaan, Brigadir AK ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Belitung sejak Selasa malam (16/7/2024).
Penyidik menahan dan menetapkan Brigadir AK sebagai tersangka kasus pencabulan. Dia sebelumnya dituduh melakukan pencabulan kepada dua anak di bawah umur, satu di antaranya adalah anak panti asuhan korban pencabulan.
Mengenakan cebo, anggota yang bertugas di Polsek Tanjungpandan dihadirkan dalam jumpa pers yang digelar oleh Satreskrim Polres Belitung, Rabu (17/7/2024).
Brigadir AK ditahan oleh penyidik sejak Selasa, 16 Juli 2024 malam.
"Iya yang bersangkutan sudah berstatus tersangka semenjak Selasa kemarin dan sudah ditahan," ujar KBO Satreskrim Polres Belitung Ipda Wahyu Nugroho Satrio saat menggelar konfrensi pers pada Rabu (17/7/2024).
Ipda Wahyu Nugroho Satrio mengatakan sejak dilaporkan oleh Ketua Komnas Perlindungan Anak pada 10 Juli lalu, Unit PPA Satreskrim segera bertindak dengan memeriksa saksi-saksi, mengumpulkan barang bukti, dan meminta keterangan dari tersangka.
Kemudian untuk penanganan perkara, lanjutnya, dikarenakan tersangka anggota Polri, tetap penanganannya dari sisi.
Pertama, penanganan perkara dari sisi tindak pidana umum yang ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Belitung.
Kedua, penanganan kode etik Polri yang ditangani Komisi Kode Etik dari Propam Polres Belitung.
"Kami punya Komisi Kode Etik Polri yang menangani masalah etiknya tetap berjalan dan pidana umumnya tetap berjalan. Jadi dua-duanya tetap berjalan," kata Wahyu.
Sementara ini, lanjutnya, penanganan perkara masih fokus pada korban pertama berinisial NJ.
Korban merupakan anak panti asuhan yang sebelumnya menjadi korban tindak asusila dari pengurus panti.
Sedangkan laporan keduanya, masih tahap pendalaman.
Bukan Satu Korban
Dari laporan yang diterima posbelitung.co, korban dari oknum polisi itu bukan cuma Nj.
Tetapi ada korban lain yang juga anak di bawah umur berinisial G.
Anak G diduga disetubuhi pelaku.
Saat ini wartawan posbelitung.co, sedang melakukan upaya konfirmasi ke Kapolres Belitung untuk penanganan kasus ini.
Sementara itu Ketua Komnas Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Babel Imelda Handayani turun langsung melaporkan kasus dugaan pencabulan anak di bawah umur yang diduga dilakukan oknum personel Polres Belitung.
Imelda membuat laporan polisi ke Mapolres Belitung usai menerima aduan dari masyarakat pada Rabu (10/7/2024).
Ia berharap pihak kepolisian bisa bertindaktegas karena perbuatan tersebut merupakan tindak kejahatan yang luar biasa melecehkan anak yang baru berusia 15 tahun.
"Harapan kami sebagai pelapor tentu saja berharap pihak aparat hukum bisa bertindak tegas terhadap anggota nya yg telah melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap anak tersebut. Kami berharap banyak karena memang tugas Polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat," ujarnya kepada posbelitung.co pada Kamis (11/7/2024).
Ia menjelaskan kasus tersebut terungkap ketika korban sedang berada dalam pengawasan UPT PPA Dinas Sosial Kabupaten Belitung atas kasus dugaan persetubuhan yang menimpanya di panti asuhan Desa Air Raya, Kecamatan Tanjungpandan.
Pada proses tersebut, korban juga bercerita ternyata dirinya juga pernah mendapat tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oknum polisi.
Imelda menambahkan selain laporan korbannya, oknum polisi tersebut juga diduga melakukan persetubuhan terhadap korban lain yang juga masih di bawah umur.
Akan tetapi, perbuatan tersebut langsung dilaporkan orang tua korban sendiri pada hari yang sama.
"Kami mengapresiasi atas dukungan penuh provinsi melalui UPTD dan UPTD Belitung mendampingi kami dengan melibatkan advokat pendamping yang konsen terhadap kasus anak," katanya.
Imelda menambahkan saat ini korban sedang menjalani proses trauma healing yang di tangani oleh psikolog.
Menurutnya beberapa kasus yang sama, ada anak yang bisa cepat pulih dan bisa melanjutkan hidupnya kembali.
Tapi trauma sebagai korban biasanya sulit bisa hilang sepenuhnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak takut melaporkan jika mengetahui ada kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak.
"Saat ini pihak kepolisian khususnya Unit PPA dan pemerintah daerah dalam hal ini UPTD PPA selalu merespon cepat terhadap laporan yang masuk," katanya.
Nj Adalah Korban Asusila Pengurus Panti Asuhan
Sebelumnya di bulan Mei 2024, Njmerupakan korban perbuatan asusila pengurus Panti Asuhan berinisial BS (53).
Kejadian tersebut bahkan diduga sudah terjadi beberapa kali, sehingga korban tidak tahan dan melarikan diri.
"Setelah terdapat alat bukti berupa keterangan saksi, surat dan petunjuk, mengarah kepada pelaku yang merupakan pengurus tempat tersebut. Lalu, Unit PPA berkoordinasi dengan Unit Opsnal untuk mengamankan pelaku," ungkap Kasat Reskrim Polres Belitung AKP Deki Marizaldi pada Rabu (22/5/2024).
Ia menjelaskan kronologis kejadian berawal saat korban sedang tidur di kamarnya bersama anak-anak lainnya.
Kemudian sekitar pukul 00.01 WIB tengah malam, tersangka meminta korban pindah ke kamar belakang
Ketika sedang tertidur, korban merasakan wajahnya ditutup secara paksa menggunakan bantal dan pelaku melakukan tindak asusila.
Setelah melakukan aksinya, tersangka diduga mengancam korban tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapapun dan memberi uang Rp100 ribu.
"Kejadiannya berulang kali mulai tahun 2022 sampai Mei 2024," bebernya.
Atas kejadian tersebut, korban merasa takut dan trauma hingga melarikan diri ke rumah warga.
Kemudian, korban dibawa ke UPT PPA Dinas Sosial untuk melaporkan kejadian tindak asusila itu ke Mapolres Belitung.
Setelah menerima laporan, Unit PPA Satreskrim Polres Belitung melakukan visum terhadap korban di RSUD.
Selain itu juga meminta keterangan para saksi dari kejadian tersebut. Hasilnya, kata Deki, terdapat luka robekan dan luka lecet di organ intim korban.
Setelah alat bukti dirasa cukup, Unit PPA bersama Unit Opsnal Satreskrim Polres Belitung mengamankan tersangka di rumahnya pada Senin (20/5/2024) sekitar pukul 21.00 WIB.
Atas perbuatannya, tersangka diancam dengan Pasal 81 Ayat (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 juncto Pasal 76D UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Deki tak menampik kabar yang beredar tentang dugaan masih terdapat korban lainnya di tempat asuhan tersebut
"Ada diduga informasi seperti itu, tapi kami belum sampaikan berapa karena masih kami dalami," kata Deki.
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Kelakuan Brigadir AK jadi sorotan. Dia tak hanya disangka melakukan tindakan asusila kepada anak panti korban kekerasan seksual, tetapi diduga melakukan persetubuhan dengan rekan korban yang masih anak di bawah umur.
Kabid humas Polda Kepulauan Babel, Kombes Pol Jojo Sutarjo saat dikonfirmasi terkait adanya oknum polisi di Polres Belitung yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur.
“Apabila nanti terbukti bersalah kita lakukan PTDH (Pemberhentian Dengan Tidak Hormat),” tegas Jojo kepada Bangka Pos Group, Rabu (17/7/2024).
Menurut mantan Kapolres Belitung Timur (Beltim) ini, pihaknya menghormati proses hukum yang sedang berjalan terhadap oknum polisi tersebut.
“Kita ikuti dulu sampai mana proses hukumnya, kalau memang terbukti bersalah tetap kita lakukan PTDH dan tidak ada ampunan bagi dia (oknum),” tegasnya.
Sebelumnya Polres Belitung mengadakan konferensi pers untuk mengungkapkan kasus dugaan tindak asusila yang dilakukan oleh seorang oknum polisi terhadap anak di bawah umur. Brigadir AK, yang menjadi tersangka dalam kasus ini, dihadirkan dengan penutup kepala saat konferensi pers pada Rabu (17/7/2024).
KBO Satreskrim Polres Belitung, Ipda Wahyu Nugroho Satrio, menjelaskan bahwa Brigadir AK diduga melakukan pencabulan terhadap NJ (15) di area Mapolsek Tanjungpandan pada Rabu (15/5/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.
"Iya untuk lokasi kejadian di Mapolsek Tanjungpandan yang beralamat di Jalan A Yani, Keluruhan Pangkal Lalang, Kecamatan Tanjungpandan," ungkap KBO Satreskrim Polres Belitung Ipda Wahyu Nugroho Satrio saat menggelar konfrensi pers pada Rabu (17/7/2024). (Posbelitung.co/Dede Suhendar/Adi Saputra)
| DPRD Belitung Sampaikan Raperda Inisiatif Tentang Penertiban SKT |
|
|---|
| Bawaslu Belitung dan Kwarcab Gerakan Pramuka Teken Perjanjian Kerja Sama |
|
|---|
| Muda Mudi FC Juara Turnamen Sepak Bola Trofeo Intern Permega FC |
|
|---|
| 176 Wisatawan dari Eropa Kunjungi Pulau Belitung |
|
|---|
| Satgas PKH Amankan Truk Engkel Didiuga Angkut Timah di Pelabuhaan Tanjung Ru |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/20240717-Polres-Belitung-gelar-konferensi-pers-ungkap-kasus-oknum-polisi-terlibat-kasus-asusila.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.