Kisah Nia Gadis Penjual Gorengan Juara 1 Silat di Sumbar dan Juara Kelas, Dibunuh dan Dirudapaksa

Fakta baru terungkap dalam kasus pembunuhan dan rudapaksa Nia Kurnia Sari (18).

Editor: Alza
Istimewa
Nia Kurnia Sari (18) korban pembunuhan adalah pesilat yang juara tingkat Provinsi Sumbar. 

Reni Fatma Yunita mengenang perjuangan Nia berjualan gorengan sejak kelas X SMA.

"Nia setiap pagi selalu terlambat saat apel pagi, karena memesan gorengan dulu.

Dia selalu minta disanksi bersih-bersih kelas karena terlambat," kata Reni.

Mesi seorang atlet, kata Reni, Nia tidak pernah menyepelekan pelajaran akademisnya.

Meski berasal dari keluarga kurang mampu, kata Reni, Nia selalu membantu temannya yang kesusahan.

"Nia sering menolong temannya, kalau ada yang kesusahan dia yang kasih jajan.

Nia tidak pernah meminjam atau minta belas kasihan," kata dia.

Dari hasil jualan Nia setiap hari, kata Reni, gadis penjual gorengan itu sudah bisa membeli perhiasan sendiri.

"Dia pas SMA sudah nabung, cincin emas sudah di tangannya," kata Reni.

Reni pun menangis mengenang sosok siswinya itu.

Ia berharap pelakunya segera ditangkap dan diberi hukuman setimpal.

"Harapan saya pelakunya segera ditangkap, karena saya sendiri tidak ikhlas, anak yang begitu baik dibikin keji seperti ini.

Segeralah ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," kata Reni sambil menangis.

Jadi tukang ojek

Sementara itu sahabat Nia, Yuka menceritakan perjuangan gadis penjual gorengan saat berjualan.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved