Terkuak Fauzan Tukang Jagal Selingkuh dengan Sinta, Wanita Tanpa Kepala di Jakarta Utara

Fauzan awalnya tak mengaku telah memutilasi kepala Sinta dan membuangnya 600 meter dari lokasi pembunuhan.

Editor: Alza
Istimewa
Tampang Fauzan Fahmi pelaku mutilasi wanita tanpa kepala di Muara Baru, Jakarta Utara. 

POSBELITUNG.CO - Terkuak hubungan Fauzan Fahmi (43) dengan Sinta Handiyana (40).

Ternyata, Fauzan yang memiliki istri dan anak, berselingkuh dengan Sinta.

Sinta adalah seorang janda yang ditinggal mati suami beberapa tahun lalu.

Fauzan awalnya tak mengaku telah memutilasi kepala Sinta dan membuangnya 600 meter dari lokasi pembunuhan.

Jasad Sinta ditemukan di dermaga Pelabuhan Muara Baru, Jalan Tuna, Penjaringan, Jakarta Utara pukul 10.29 WIB, Selasa (29/10/2024).

Saat ditemukan, jenazah Sinta dalam kondisi mengenaskan, tubuhnya tanpa kepala terbungkus lima lapisan, mulai dari kardus, karung, selimut, kardus lagi lalu busa.

Sedangkan kepalanya ditemukan 600 meter dari TKP penemuan tubuhnya dalam kondisi terbungkus plastik.

Selang beberapa jam melakukan identifikasi korban, polisi langsung menangkap Fauzan Fahmi di rumahnya kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.

Kanit 2 Subdit Jatanras Ditreskrimum Kompol Bara Libra Sagita menerangkan Fauzan dan Sinta memiliki hubungan dekat.

"Korban dan pelaku memang ada kedekatan sehingga korban mau datang ke rumah pelaku," katanya.

Saat ditangkap, Fauzan Fahmi tak mengaku telah membunuh Sinta Handiyana.

Fauzan mengatakan awalnya ia janjian dengan Sinta di hotel.

"Saya gak tahu (Sinta tewas), saya ngasih ikan udah aja gitu.

Jemput pakai motor dari Muara Angke ke sini. Pertama ketemu di hotel Aceh Besar," kata Fauzan.

Katanya, mereka bertemu pukul 18.00 WIB.

"Dia panggil jam 6 magrib, saya ke situ saya mau ambil makan dia nunggu di situ," kata Fauzan Fahmi.

Setelah itu Fauzan mengaku pergi ke pesantren mengantar keperluan anaknya.

Ia kemudian pulang ke rumah dan di sana didatangi Sinta Handiyana untuk meminta ikan.

"Ke pesantren ngasih baju ke anak.

Pulang terus dia ke sini ketemu di depan minta ikan, kasih ikannya pulang dia, (pulangnya) naik grab motor," kata Fauzan.

"Dia katanya mau ada arisan perlu ikan," tambahnya.

Namun keterangan Fauzan Fahmi tersebut terbukti berbohong.

Ia tak bisa mengelak lagi ketika polisi menemukan barang bukti busa.

Pada busa tersebut ditemukan bercak darah.

Dia berkilah busa itu merupakan bekas sofa.

"Ini bekas ini sofa. Bukan (bekas tangan)," katanya.

Ia tetap mengelak meski sudah ditunjukan kesamaan busa yang dipakai membungkus mayat Sinta dengan yang ditemukan polisi.

"Beda lah beda, saya gak punya itu, itu busa sofa pak. ini busa sini sofa sini. Ya gak tahu pak, kan ada istri saya," katanya.

Rupanya Fauzan Fahmi masih memiliki istri.

Dia mengaku pernah bertengkar karena ketahuan selingkuh dengan Sinta Handiyana.

"Tahu, sempat ribut. Gak (tahu ketemu lagi)," kata Fauzan Fahmi.

Tukang jagal

Sosok Fauzan Fahmi (43) sehari-hari adalah tukang jagal.

Dia biasa menyembelih kambing dan sapi di lokasi penjagalan.

Fauzan memotong kepala SH dan membuangnya sekitar 600 meter dari lokasi penemuan tubuh korban di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara.

Saat ditangkap, Fauzan sempat melawan dan terpaksa ditembak kakinya oleh polisi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi memberikan penjelasan.

Anggota Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya tak mau ambil risiko menghadapi pelaku.

Ade Ary menyebutkan Fauzan Fahmi ditangkap di rumahnya di daerah Penjaringan, Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2024).

“FF ini merupakan teman dekat korban usianya 43 tahun, pekerjaan karyawan swasta,” katanya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Kemudian dilakukan pengembangan pencarian barang bukti senjata tajam.

“Dalam pengembangan proses pencarian ini, tersangka FF melakukan upaya penyerangan terhadap petugas akhirnya dengan sangat terpaksa petugas melakukan tindakan tegas terukur terhadap yang bersangkutan,” ungkapnya.

“Akhirnya dengan sangat terpaksa petugas melakukan tindakan tegas terukur terhadap yang bersangkutan,” papar Ade Ary.

Berdasarkan fakta yang ditemukan oleh penyidik, diduga pelaku membunuh korban dengan memotong kepala korban dengan pisau.

Pisau itu biasanya digunakan untuk menyembelih kambing dan sapi.

Setelah dipotong, kemudian pelaku membuang jasad korban ke laut dalam karung.

Bagian kepalanya dibuang secara terpisah yang akhirnya ditemukan 600 meter dari penemuan awal badannya jenazah ini. 

Penyidik Jatanras Ditreskrimum PMJ sedang terus melalukan pendalaman untuk mendalami motif atau alasan tersangka melakukan perbuatan yang sangat keji tersebut.

Sebelumnya diberitakan, seorang wanita bernama Sinta Handiyana alias SH (40) tewas mengenaskan.

Tubuhnya terpisah dari kepala, saat ditemukan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2024).

Warga di tempat SH tinggal heboh.

Termasuk Ketua RT tempat tinggal korban, yakni di Kabupaten Tangerang, Banten.

Ketua RT Kelurahan Binong, Kecamatan Curug bernama Muhammad mengaku sempat melihat Sinta Handiyana untuk terakhir kalinya.

Saat itu, tiga hari sebelum korban tewas, Muhammad masih bertemu SH, Minggu (27/10/2024).

Muhammad sempat melihat SH berangkat kerja menjelang Maghrib.

Saat bertemu SH, Pak RT tampak tak menangkap gelagat mencurigakan.

"Terakhir saya lihat korban itu minggu sore hari," kata Muhammad, dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Tangerang, Kamis (31/10/2024).

Selama ini Muhammad tahu SH bekerja di Jakarta dan selalu pulang ke rumah sekira pukul 06.00 Wib.

Perihal pekerjaan korban, Muhammad mengaku tidak tahu rinciannya.

"Korban itu kerja di Jakarta tapi saya enggak tahu sebagai apa.

Cuma memang (korban) kalau berangkat sore menjelang maghrib.

Sekitar jam 6 nanti pulang pagi-pagi," pungkas Muhammad.

Terkait sosok korban, Muhammad rupanya mengenal baik keluarga SH sejak lama.

Diungkap Pak RT, SH sudah tiga tahun tinggal di kontrakan RT 03 RW 04 Kelurahan Binong.

Namun sebelum tinggal di kontrakan, SH sempat menetap bersama suaminya di daerah lain.

"Pas anaknya (Sinta) sudah menikah, dibawa suaminya kan.

Pas suaminya (Sinta) meninggal, kembali ke sini sekitar tiga tahun lalu dan tingal di kontrakan dekat sini.

Jarak rumah orang tua (korban) ke kontrakan (Sinta) kurang lebih 100 meter," cerita Pak RT.

Sebelum tahu kabar tewasnya Sinta, Muhammad sempat syok saat diceritakan oleh keluarga korban.

Korban semalaman tidak ada kabar dan tak bisa dihubungi keluarga sejak Senin (28/10/2024).

Hingga akhirnya, Selasa (29/10/2024), polisi membawa kabar bahwa Sinta tewas dibunuh.

Diwartakan sebelumnya, jasad mayat tanpa kepala ditemukan di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Usai penemuan itu, polisi berhasil menemukan kepala korban yang belakangan diketahui bernama Sinta Handiyana.

Potongan kepala korban itu ditemukan sejauh 600 meter dari lokasi TKP awal penemuan jasadnya.

Berdasarkan hasil autopsi, polisi menemukan sederet luka di tubuh korban.

Yakni luka sayat di bagian leher korban, hingga luka di bagian perut dan jari-jari korban.

Hingga kini pihak kepolisian masih menyelidiki kasusnya seraya mencari terduga pelaku pembunuhan.

Polisi menduga kasus penemuan mayat tanpa kepala ini adalah pembunuhan berencana.

Nasib pilu yang menimpa Sinta Handiyana sontak membuat anak-anaknya nelangsa.

Untuk diketahui, Sinta memiliki empat anak.

Status perkawinan Sinta adalah cerai mati dengan suaminya.

Hidup sebagai single parent sejak tiga tahun lalu, Sinta kini harus kehilangan nyawanya secara keji.

Karenanya, nasib anak-anak Sinta yang kini yatim piatu pun membuat saudaranya ikut merasakan kesedihan.

Dalam postingan di akun media sosial korban, ada akun netizen yang mengaku adik ipar Sinta.

Sembari bercerita, ia mengaku syok saat mendapatkan telepon dari anak-anak korban.

Dari curhatannya kepada sang bibi, anak-anak korban mengaku pilu karena kini berstatus yatim piatu.

"Mohon doa nya ya teman2 online, itu (korban) kk ipar sy, dia ninggalin anak 4, sy ditelpon anaknya shock bngt ampe lemes dngr kabarnya," imbuh Alni dalam komentar di postingan akun Sinta.

Mengenang kehidupan keluarganya, Alni menyebut anak-anak korban bernasib malang sejak kecil.

Sebab ayah mereka meninggal dunia karena sakit, sementara ibunya tewas dibunuh.

"Ini kk ipar sy. Suaminya kk sy, udah meninggal jg karena sakit.

Dia (Sinta) ninggalin anak 4. Anakny skrg yatim piatu," kata Alni.

(tribunnews.com/tribunbogor.com)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved