Sosok

Menguak Sosok Sertu Hendri, Licin Bak Belut, Lolos Saat Dikepung TNI dan Brimob di Rumah Kakak Ipar

Saat dikepung aparat TNI dan Brimob bersenjata, Sertu Hendri berhasil lolos dari sergapan.

Editor: Alza
Ist
Disertir TNI AD Sertu Hendri kabur saat hendak ditangkap di Belitung, Selasa (14/1/2025). 

Semua mata tertuju pada akhir kisah pelarian Sertu Hendri, yang berawal dari ancaman terhadap istri sirinya hingga menjadi buronan yang paling dicari di Belitung.

Ketegangan dengan Subdenpom

Malam yang mencekam di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, pecah oleh ketegangan antara aparat Subdenpom Persiapan Belitung dan Sertu Hendri, seorang disertir TNI AD yang menjadi buronan sejak 2024.

Insiden ini memuncak pada penyanderaan Serma Rendi, seorang anggota Subdenpom, yang berakhir dengan luka tembak di punggung kiri.

Kejadian itu bermula dari laporan istri siri Sertu Hendri, Minggu (12/1/2025) malam.

"Yang bersangkutan ini diduga menganiaya dan meneror istri sirinya.

Setelah dicek, ternyata dia adalah disertir dan DPO," ujar Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama.

Berbekal laporan tersebut, Letda Jaka memimpin tujuh personel ke kontrakan Sertu Hendri sekitar pukul 00.32 WIB, Senin (13/1/2025).

Sebelum bergerak, Letda Jaka memberikan pengarahan kepada tim, mengingat informasi bahwa pelaku membawa senjata api.

Ketika tiba di lokasi, suasana segera memanas. Rombongan mengetuk pintu kontrakan dan meminta Sertu Hendri keluar.

Bukannya menyerah, pelaku mematikan lampu rumah dan muncul dengan menodongkan pistol ke arah aparat.

"Dia menodongkan senjata kepada saya dan Pratu Aditya. Kami harus berlindung di balik mobil," ungkap Letda Jaka.

Tembakan peringatan sempat dilepaskan, namun tidak menggoyahkan tekad Sertu Hendri. Justru, dalam situasi genting itu, pelaku berbalik mengejar Serma Rendi yang tidak bersenjata.

Sertu Hendri menjadikan Serma Rendi sebagai tameng manusia. Dengan pistol di tangan, ia memaksa anggota Subdenpom untuk mundur.

"Karena alasan keselamatan anggota, saya memutuskan untuk menarik mundur tim," jelas Letda Jaka.

Pelaku memanfaatkan situasi itu untuk kabur dengan memaksa Serma Rendi mengemudikan kendaraan.

Dalam pelarian itu, Serma Rendi mengalami luka tembak di punggung kiri.

Sekitar pukul 01.30 WIB, pengurus sebuah pesantren mengantar Serma Rendi ke rumah sakit.

DPO

Nama Sertu Hendri memang bukan asing bagi aparat militer. 

Ia sudah menjadi DPO sejak 2024 setelah disersi dari Korem 042/Gapu, Jambi.

"Penyebab dia disersi itu karena kasus perampokan di Palembang pada 2023. TKP-nya di Palembang, dan dia dijatuhi hukuman satu tahun penjara serta dipecat dari dinas militer," ungkap Letda Jaka.

Sebelum kasus perampokan itu, Hendri sempat bertugas di Kodim 0414 Belitung sebagai Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya.

Namun, kariernya di militer dinodai dengan berbagai pelanggaran, termasuk dugaan penipuan jual beli tanah.

Laporan dari istri sirinya menjadi kunci dalam mengungkap keberadaan Hendri di Belitung

"Istri sirinya takut karena selalu diancam. Bahkan, pelaku sempat mencarinya ke rumah orang tuanya," kata Letda Jaka.

Setelah tiga minggu bersembunyi di Belitung, jejak Hendri akhirnya terendus.

Namun, dengan senjata api di tangan dan keberanian melukai aparat, ia menjelma menjadi ancaman nyata yang memaksa aparat bekerja ekstra hati-hati.

(posbelitung.co/dede/adel)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved