Polemik Ijazah Jokowi Asli atau Tidak, UGM Beri Pernyataan Resmi

Rismon sebagai alumni Jurusan Teknik Elektro UGM, memberikan argumennya terkait sampul skripsi mantan Presiden Indonesia tersebut.

Editor: Alza
Tangkapan layar dari situs Universitas Gadjah Mada (UGM)
SKRIPSI JOKOWI - Skripsi Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) saat menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1985. Adapun muncul tudingan ijazah dan skripsi Jokowi adalah palsu, UGM hingga teman angkatan Jokowi memberikan bantahan.  

POSBELITUNG.CO - Cover atau sampul skripsi Joko Widodo (Jokowi), saat kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi sorotan.

Pasalnya sampul skripsi Jokowi tahun 1985 itu, mirip  skripsi masa kini, menggunakan tulisan komputer.

Mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, meragukan keaslian skripsi tersebut.

Rismon sebagai alumni Jurusan Teknik Elektro UGM, memberikan argumennya terkait sampul skripsi mantan Presiden Indonesia tersebut.

Dia menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Rismon menyebut, lembar pengesahan dan sampul skripsi Jokowi pada tahun 1985 sudah menggunakan jenis huruf atau font seperti Times New Roman.

Menurutnya, tahun 1980 hingga 1990-an belum ada font Times New Roman.

Diketahui, sampul dan lembar pengesahan skripsi Jokowi saat itu dicetak di percetakan.

Namun isi tulisan skripsinya setebal 91 halaman tersebut masih menggunakan mesin ketik.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta angkat bicara soal polemik ini.

Sigit menyesalkan adanya informasi yang menyesatkan yang disampaikan Rismon.

Apalagi mantan dosen ini merupakan alumnus dari Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UGM.

“Kita sangat menyesalkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh seorang dosen yang seharusnya bisa mencerahkan dan mendidik masyarakat dengan informasi yang bermanfaat,” kata Sigit, Jumat (21/3/2025), dikutip dari laman UGM.

Sigit menilai, sebagai seorang dosen, seharusnya Rismon harus mendasari pernyataan pada fakta dan metode penelitian yang baik.

Menurut Sigit, seharusnya Rismon tidak hanya menampilkan ijazah dan skripsi Joko Widodo saja yang ditelaah.

Namun harus juga melakukan perbandingan dengan ijazah dan skripsi yang diterbitkan pada tahun yang sama di Fakultas Kehutanan.

“Ada banyak skripsi mahasiswa yang menggunakan sampul dan lembar pengesahan dengan mesin percetakan,” katanya.

Soal nomor seri ijazah Joko Widodo yang disebut tidak menggunakan klaster namun hanya angka saja, Sigit menuturkan, soal penomoran ijazah di masa itu, Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas.

Penomoran tersebut, tidak hanya berlaku pada ijazah Joko Widodo namun berlaku pada semua ijazah lulusan Fakultas Kehutanan.

“Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas,” katanya.

Ijazah Jokowi Asli

Lebih lanjut, Sigit menyesalkan tuduhan Rismon lewat konten video yang meragukan ijazah dan skripsi Joko Widodo. 

“Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli.

Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau.

Beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Senat Fakultas Kehutanan, San Afri Awang, mengaku punya pengalaman sendiri soal penggunaan font Times New Roman di sampul skripsi.  

“Saya masih ingat waktu saya buat cover (skripsi), lari ke Prima.

Di zaman itu sudah  ada tempat cetak sampul yang terkenal, Prima dan Sanur."

"Soal diketik pakai mesin komputer, jangan heran di sekitar UGM juga sudah ada jasa pengetikan menggunakan komputer IBM PC.

Saya sempat pakai buat mengolah data statistik,” kata kakak angkatan Joko Widodo itu.

Meski begitu, kata San Afri, tidak semua mahasiswa Fakultas Kehutanan memilih mencetak sampul di jasa percetakan.

Ada juga mahasiswa yang memilih mencetak sampul dan lembar pengesahan menggunakan tulisan dari mesin ketik.

”Kawan saya yang secara ekonomi tidak mampu, banyak yang membuat lembar sampul dan pengesahan dengan mesin ketik,” kenangnya.

(Tribunnews.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved