Rekam Jejak Dewi Astutik, Eks TKW Asal Ponorogo Bos Narkoba Internasional, Terungkap Nama Aslinya
Meski berasal dari kampung, namun sepak terjang Dewi Astutik di dunia internasional tak main-main.
POSBELITUNG.CO - Inilah rekam jejak Dewi Astutik, seorang perempuan desa di Ponorogo, Jawa Timur.
Meski berasal dari kampung, namun sepak terjang Dewi Astutik di dunia internasional tak main-main.
Bahkan namanya jadi perhatian khusus pihak Interpol.
Lebih tepatnya, Dewi Astutik menjadi buronan internasional atas kasus narkoba.
Bisnis narkoba yang dikelola wanita berusia 42 tahun itu, bukan kelas eceran.
Tak tanggung-tanggung, Badan Narkotika Nasional (BNN) membongkar sabu dua ton senili Rp5 triliun, yang merupakan jaringan gembong narkoba Dewi Astutik.
Dewi Astutik awalnya adalah seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong dan Taiwan.
Namun, kini kelihaiannya di dunia internasional justru sebagai bandar narkoba.
Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengungkapkan Dewi memang sejak lama menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Sudah lama jadi PMI," ungkap Andin, Rabu (28/5/2025), dilansir Kompas.com.
Hal serupa turut disampaikan Kepala Dusun domisili Dewi sesuai Kartu Tanda Penduduk, Gunawan.
Diketahui, berdasarkan KTP, Dewi berdomisili di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Menurut Gunawan, Dewi pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan.
Kabar terbaru, Dewi berpamitan kepada keluarganya bekerja di Kamboja.
"Memang bekerja di luar negeri dan sudah lama berangkat.
Ia pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, terakhir ini katanya di Kamboja," jelas dia, Selasa (27/5/2025), dilansir Surya.co.id.
Namun, keberangkatan Dewi ke Kamboja ternyata menyisakan sejumlah kejanggalan.
Ia diketahui menggunakan identitas palsu milik keluarganya.
Dewi diketahui bernama asli PA.
"Kalau foto dan alamat yang beredar itu kenalnya adalah PA, memang warga sini.
Tapi, kalau nama Dewi Astutik, kita tidak kenal," ungkap warga Dusun Sumber Agung, Sri Wahyuni.
"Ibu itu (Dewi Astutik) memang KTP-nya Ponorogo. Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya.
Orang situ (Ponorogo), tapi kartunya (KTP) dipalsukan," kata Andin terpisah.
Muncul nama Dewi Astutik
Nama Dewi Astutik mencuat ketika Badan Narkotika Nasional berhasil membongkar peredaran heroin seberat 2,76 kilogram di Bandara Soekarno-Hatta.
Heroin itu diamankan dari seorang pria berinisial ZM pada 24 September 2024, ketika ia baru tiba di Terminal 3 Kedatangan Bandara.
ZM sendiri diketahui menumpang pesawat dari Singapura.
Saat pemeriksaan, ZM mengaku heroin yang dibawanya akan diserahkan kepada SS.
BNN lantas bergerak menangkap SS dan didapati nama pelaku lain, yakni AH.
Ternyata, AH adalah orang yang memerintahkan ZM dan SS untuk mengambil heroin dari Dewi Astutik di Kamboja.
Berdasarkan petunjuk itu, BNN akhirnya mengamankan AH di Medan, Sumatra Utara.
Bos Kurir Narkoba
Dewi Astutik diketahui telah bergabung dengan jaringan narkoba internasional, Golden Triangle.
Dalam organisasi itu, Dewi memiliki peran signifikan dalam hal peredaran narkoba.
Ia merupakan pemimpin sekaligus perekrut kurir-kurir yang kebanyakan berasal dari Indonesia.
Hal ini diketahui setelah BNN bersama Bea Cukai dan TNI AL mengamankan dua ton sabu dari kapal MT Sea Dragon Tarawa di Kepulauan Riau pada 22 Mei 2025.
Empat awak kapal yang berstatus warga negara Indonesia (WNI), diketahui terkait dengan Dewi.
"Kita bisa pastikan kurir-kurir ini tiketnya dipesan oleh orang yang berhubungan dengan Dewi Astutik," ungkap Kepala BNN, Komjen, Marthinus Hukom, dalam tayangan Rosi di KompasTV.
"Dewi Astutik memainkan peran penting dalam proses rekrutmen ini," imbuhnya.
Tak tanggung-tanggung, Dewi, dikatakan Marthinus, saat ini telah mengendalikan ratusan kurir narkoba yang kebanyakan merupakan WNI.
Bahkan, hingga saat ini, ada lebih dari 110 WNI 'asuhan' Dewi yang ditangkap di berbagai negara, seperti Brasil, Kamboja, hingga Korea Selatan.
"Ada 110 lebih orang Indonesia ditangkap di luar negeri, ada di Brasil, Addis Ababa (ibu kota Ethiopia), di India, Kamboja, Thailand, Korea.
Itu semua ketika kita bertanya, mereka bagian dari Dewi Astutik," tutur Marthinus.
Terafiliasi Sindikat Afrika
Karena perannya sebagai pemimpin dan perekrut kurir, Dewi Astutik diduga kuat terhubungan dengan jaringan narkoba lainnya.
Komjen Marthinus Hukom menyebut Dewi termasuk dalam jajaran pimpinan di Golden Triangle, meskipun bukan yang tertinggi.
Sebab, selain membawahi ratusan kurir narkoba, Dewi juga terhubung dengan sindikat Afrika yang beroperasi di Thailand dan semenanjung Malaysia.
"Dewi ini sudah menjadi semacam pimpinan dari jaringan ini (Golden Triangle).
Tapi, saya yakin dia bukan pimpinan tertingginya," ujar Marthinus.
"Dia terhubung dengan sindikat Afrika yang beroperasi di Thailand dan semenanjung Malaya," imbuhnya.
Buron Interpol
BNN telah mengajukan Red Notice untuk nama Dewi Astutik kepada Interpol.
Dewi sudah menjadi buron sejak 2024.
Saat ini, BNN juga bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengejar keberadaan Dewi.
"Kami bekerja sama dengan BIN (Badan Intelijen Nasional) untuk mencari Dewi Astutik di Kamboja dan sekitarnya," kata Komjen Marthinus Hukom.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Otak Penyelundupan 2 Ton Sabu Dari Ponorogo, Dewi Astutik Dikenali di Desanya Tetapi Punya Nama Lain
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fahmi Ramadhan, Surya.co.id/Pramita, Kompas.com)
Rumah Haji Sutar Bak Istana Digeledah BNN, Empunya Diduga Terima Aliran Dana Narkoba |
![]() |
---|
ALASAN Rumah Bak Istana Haji Sutar di Tulung Selapan Dikepung BNN dan Polisi |
![]() |
---|
Satres Narkoba Polres Belitung Amankan 35 Tersangka dan 1,5 Kg Sabu Sepanjang Januari-Juli 2025 |
![]() |
---|
Satres Narkoba Polres Belitung Amankan 7 Tersangka dan Sabu 14,47 Gram Sepanjang Juli 2025 |
![]() |
---|
Satres Narkoba Polres Belitung Ringkus 5 Tersangka Pengguna dan Pengedar Sabu Sepanjang Juni 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.