Video

Dedi Mulyadi Semprot Sekda Herman Suryatman, Wagub Jabar Bereaksi

Dedi Mulyadi Semprot Sekda Herman Suryatman di Kirab Budaya, Wagub Jabar Bereaksi.

Penulis: Ilham Pratama | Editor: Teddy Malaka

POSBELITUNG.CO - Dedi Mulyadi Semprot Sekda Herman Suryatman di Kirab Budaya, Wagub Jabar Bereaksi.

Kirab Budaya dalam rangka Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung, menyuguhkan pertunjukan sejarah yang seharusnya berjalan khidmat dan teratur.

Namun, acara tersebut mendadak ricuh setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegur secara terbuka Sekretaris Daerah (Sekda) Herman Suryatman.

Insiden ini terjadi di hadapan ribuan warga Bandung yang memadati kawasan Gedung Sate, serta pejabat tinggi daerah, termasuk Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan.

Awalnya, rangkaian karnaval menampilkan kisah Nyi Subang Larang, salah satu bagian penting dalam sejarah Jawa Barat yang tertulis di Carita Purwaka Caruban Nagari.

Seharusnya, setelah penampilan itu, giliran rombongan pemerintah kabupaten dan kota yang melintas di hadapan gubernur.

Namun, justru rombongan Sekretariat Daerah (Setda) Jabar yang tampil dengan arak-arakan kuda, lengkap dengan Herman Suryatman yang menungganginya.

Kehadiran rombongan Setda tersebut awalnya disambut baik, tetapi situasi berubah ketika alur karnaval dinilai melenceng dari susunan cerita yang telah disiapkan panitia.

Melihat kondisi itu, Dedi Mulyadi segera naik panggung dan mengambil alih mikrofon dari pembawa acara.

Dengan suara tegas, ia meminta agar rombongan Setda segera menghentikan aksinya dan memberi jalan bagi kabupaten dan kota yang seharusnya tampil terlebih dahulu.

“Kepada teman-teman Sekretaris Daerah, mohon berhenti dulu kegiatannya. Kita hormati dulu kabupaten dan kota yang akan tampil. Ini karnaval, bukan pawai biasa,” kata Dedi.

Menurut Dedi, karnaval budaya berbeda dari parade, karena setiap bagian memiliki rangkaian cerita yang saling terhubung.

Ia menegaskan bahwa peran Setda bukanlah untuk memotong jalannya cerita, melainkan mendukung agar acara berjalan sesuai konsep.

“Bukan Setda motong di tengah kemudian bikin pawai. Mohon dimengerti. Ini cerita sejarah Jawa Barat yang ditampilkan dalam bentuk karnaval budaya. Harus ngerti seni,” tegasnya.

Pernyataan keras itu sontak membuat suasana panggung berubah hening.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved