Video
Polisi Ungkap Bullying, Kelalaian hingga Dugaan Pelecehan di Kasus Zara
Investigasi kematian siswi kelas satu, Zara Qairina Mahathir, terus berkembang dengan temuan mengejutkan.
Penulis: Ilham Pratama | Editor: Teddy Malaka
POSBELITUNG.CO - Investigasi kematian siswi kelas satu, Zara Qairina Mahathir, terus berkembang dengan temuan mengejutkan.
Polisi Malaysia menemukan adanya unsur perundungan (bullying), kelalaian, dan dugaan pelecehan seksual dalam kasus tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri, Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, dalam sidang Dewan Rakyat, Senin (18/8/2025).
Saifuddin menjelaskan, kesimpulan itu diperoleh dari keterangan 195 orang saksi yang sudah diperiksa penyidik.
Menurutnya, sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak, bukan justru menjadi ruang terjadinya intimidasi.
Ia menegaskan tidak boleh ada upaya menutup-nutupi kasus perundungan.
Selain unsur bullying, penyelidikan juga menemukan adanya kelalaian pihak sekolah, karena Zara sempat melaporkan pengaduan sebelum kematiannya.
Saifuddin menambahkan, polisi kini menyelidiki pula dugaan pelecehan seksual yang dialami korban.
Keputusan berikutnya berada di tangan Jaksa Agung untuk menentukan langkah hukum lebih lanjut.
Kasus Zara Qairina memicu keprihatinan luas dan menimbulkan desakan agar keamanan siswa di sekolah lebih diperhatikan.
Sementara itu, Departemen Integritas dan Kepatuhan Standar Kepolisian Malaysia (JIPS) membuka penyelidikan terhadap tiga perwira polisi.
Ketiganya adalah kepala polisi distrik, kepala divisi investigasi kriminal, dan seorang inspektur penyidik.
Mereka diduga melanggar prosedur operasi standar (SOP) dalam penyelidikan awal kasus Zara.
Wakil Inspektur Jenderal Polisi, Ayob Khan Mydin Pitchay, mengatakan petugas JIPS Bukit Aman akan datang ke Sabah untuk memeriksa mereka.
Jika terbukti lalai, ketiganya akan dikenakan tindakan disipliner.
Meski begitu, saat ini mereka masih aktif bertugas.
Sebelumnya, Direktur Departemen Investigasi Kriminal Bukit Aman, M. Kumar, juga menegaskan ada ketidakpatuhan SOP dalam penyelidikan awal.
Selain masalah internal kepolisian, muncul pula kasus baru di media sosial.
Polisi memburu seorang pengguna TikTok yang mengaku sebagai dokter bedah dan terlibat dalam otopsi Zara.
Dalam siaran langsung, pria itu menyebut Zara meninggal karena melompat sendiri dari gedung sekolah.
Namun, Kementerian Kesehatan Malaysia memastikan orang tersebut bukan dokter spesialis dan tidak terlibat dalam autopsi.
Menteri Komunikasi, Datuk Fahmi Fadzil, menyebut akun TikTok tersebut telah menyebarkan informasi palsu yang memicu kebingungan publik.
Polisi menyatakan, perbuatan itu melanggar hukum dan dapat mengganggu proses penyelidikan.
Akun dengan nama @berjuanguntukzara kini berubah ke mode pribadi untuk menghindari interaksi publik.
Pihak berwenang menegaskan bahwa hanya tim medis resmi di Rumah Sakit Queen Elizabeth I yang menangani autopsi Zara.
Masyarakat diminta lebih waspada terhadap berita tidak terverifikasi dan berhenti menyebarkan informasi menyesatkan.
Kasus kematian Zara Qairina kini tidak hanya menyangkut dugaan bullying, tetapi juga kelalaian institusi, dugaan pelecehan seksual, hingga penyebaran hoaks di media sosial.
Publik mendesak agar kebenaran diungkap sepenuhnya dan keadilan ditegakkan bagi korban.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Polisi Temukan Adanya Bullying, Kelalaian dan Pelecehan Seksual dalam Kasus Kematian Zara Qairina
Dedi Mulyadi Semprot Sekda Herman Suryatman, Wagub Jabar Bereaksi |
![]() |
---|
Satpol PP Belitung Timur Amankan Lansia Diduga Sering Minta Uang |
![]() |
---|
Fakta di Balik Peristiwa Bayi Sukabumi Meninggal Otak Penuh Cacing, Dedi Mulyadi Murka |
![]() |
---|
Kisah di balik dirobohkannya THM Marcopolo, DPRD Sumut Minta Gubsu Bobby Selektif |
![]() |
---|
Viral Video Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara, Kemenkeu Bantah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.