Perang Rusia dan Ukraina

Zelensky Muak dengan Barat, Berani Lontarkan Kritik Pedas, Urusan dengan Rusia Dianggap Main-main

Editor: Hendra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul setelah penembakan di kota industri Lysychansk di timur Ukraina pada 3 Mei 2022. Rusia menembaki lebih dari 40 kota di wilayah Donbas, timur Ukraina, menghancurkan belasan bangunan tinggi.

POSBELITUNG.CO -- Pasukan militer Ukraina tak berdaya lagi dikepung oleh pasukan Rusia di wilayah Timur Ukraina yakni Sievierodonetsk dan Lysychansk.

Sementara negara barat atau Uni Erop yang merupakan sekutunya hingga saat ini masih saja tidak menemukan kata sepakat.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pun muak dengan kelakuan negara-negara barat sekutunya itu.

Ia mendesak agar barat serius dan berhenti bermain-main dengan Rusia.

Tak hanya mengirimkan bantuan persenjataan, Ukraina juga mendesak barat agar menjatuhkan sanksi yang lebih berat lagi kepada Moskow.

Menurut Zelensky, dengan sanksi yang lebih berat kepada Rusia, dinilainya bisa menghakhiri perang di Ukraina.

Belakangan ini, Zelensky kerap melontarkan kritik pedas kepada kekuatan Barat.

Terutama karena Uni Eropa yang tidak segera mencapai kesepakatan melakukan embargo minyak Rusia, sementara ribuan pasukan Moskow berusaha mengepung kota utama di timur Ukraina, yakni Sievierodonetsk dan Lysychansk.

Setelah tiga bulan menginvasi, Rusia menghentikan serangannya di wilayah Ibu Kota Kyiv dan berusaha mengambil alih wilayah timur di Donbas.

Wilayah yang dikuasai separatis Ukraina tersebut didukung Rusia sejak 2014.

Analis militer menilai, pertempuran di Sievierodonetsk dan Lysychansk sebagai titik balik potensial dalam perang setelah pergeseran momentum menuju Rusia menyusul penyerahan garnisun Ukraina di Mariupol pekan lalu.

"Ukraina akan selalu menjadi negara merdeka dan tidak akan rusak. Satu-satunya pertanyaan adalah berapa harga yang harus dibayar rakyat kita untuk kebebasan mereka, dan berapa harga yang akan dibayar Rusia untuk perang tidak masuk akal melawan kita ini," kata Zelensky dalam sebuah pidato malam pada Kamis (26/5/2022).

"Peristiwa bencana yang sedang berlangsung masih bisa dihentikan jika dunia memperlakukan situasi di Ukraina seolah-olah menghadapi situasi yang sama, jika kekuatan yang ada tidak bermain-main dengan Rusia tetapi benar-benar mendesak untuk mengakhiri perang," imbuhnya, dikutip dari Reuters. 

Zelensky mengeluhkan lambannya Uni Eropa (UE) untuk mencapai kesepakatan embargo minyak Rusia.

Ia mempertanyakan mengapa sejumlah kecil negara anggota blok tersebut diizinkan memblokir rencana itu.

Halaman
123

Berita Terkini