Traveling

Wisata Religi, Peziarah dari Malaysia pun Datang ke Makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalan menuju makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah.(Tribunjabar/Yudha Maulana)

POSBELITUNG.CO -- Gesekan daun bambu yang digerakkan angin mengiringi perjalanan Tim Tribun ke tempat peristirahatan terakhir Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah di Cikabuyutan, Pasirjambu, Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar).

Untuk mencapai lokasi itu, Tim Tribun meniti jalan setapak berpagar bambu sepanjang 150 meter dari gerbang masuk di Kampung Kabuyutan.

Sebelum tiba ke makam waliyullah tersebut, akan ditemui empat makam para sahabat yang setia menemani dakwah Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah .

Dimulai dari Eyang Geleng Pangacingan, Eyang Jaga Satru, Eyang Kumis Bereum, kemudian Eyang Mangku Bumi yang letak makamnya berdampingan dengan makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah.

Makam Eyang tak ditutupi oleh kelambu, hanya ada bebatuan berukuran sekepalan tangan dan sebuah batu nisan yang menandakan bahwa disitu terdapat makam.

Makam para sahabatnya pun tak jauh berbeda.

Juru kunci Makam Karomah Kabuyutan, Utar Muhtar (67), bercerita bahwa Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah berada pada masa perjuangan para Wali Songo pada ke-15.

Hanya, walau berdarah ningrat, Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah tak segan untuk turun langsung kepada masyarakat.

Tak hanya ilmu agama, leluhur Eyang Santoan Kobul itu juga mengajarkan bekal kehidupan.

"Beliau itu (Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah -red) istilahnya wali di lapangan, syiar Islamnya turun ke masyarakat, kemudian mengajarkan bagaimana cara bercocok tanam, berdagang, berdoa," kata Utar kepada Tribun di Cikabuyutan, seperti dikutip pada Laman Tribunjabar.id.

Eyang kata Utar, tak segan untuk menyiarkan Islam kepada para bandit atau penjudi secara damai.

Perlahan tapi pasti, perubahan pun tampak, hingga akhirnya mereka bersedia menunaikan salat dan taat kepada ajaran Islam. Beliau pun kerap dijadikan tempat bertanya dan menjadi pencari solusi, jika di tengah masyarakat terjadi perkara.

"Mungkin berbeda cara dakwah di zaman sekarang, bila sekarang orang tinggal diluruskan saja karena sebagian sudah mengenal apa itu hadits dan Al-Quran, sedangkan Eyang berhadapan dengan berbagai agama kepercayaan, sangat awam sekali masyarakat ketika itu," katanya.

Ikhtiarnya dalam menyebarkan Islam, meluas dari Bandung Selatan hingga ke Utara dengan Cikabuyutan sebagai pusatnya. Napak tilasnya dalam menyebarkan Islam kemudian diteruskan oleh anak cucunya, antara lain adalah Eyang Santoan Kobul dan Eyang Ibrahim di Kabupaten Bandung Barat.

Karena keikhlasannya itu, kata Utar, masyarakat hingga kini masih menaruh hormat kepada Eyang.

Halaman
12

Berita Terkini