Meski terlahir dari keluarga yang dikenal, Iqbal lebih memilih untuk menjaga privasi latar belakang keluarganya.
Selama hidupnya, ia juga tak pernah memanfaatkan nama besar ayahnya untuk kepentingan pribadi.
Bahkan, tak terbesit olehnya menggunakan latar belakang keluarganya untuk meminta perlakuan istimewa saat menghadapi aparat.
Ia hanya mengaku sebagai anak yang terlahir dari rahim seorang ibu yang penuh perjuangan.
Ibunya harus bekerja keras mencari nafkah dan merawatnya tanpa kehadiran sosok ayah.
"Saya tidak pernah menggunakan nama besar almarhum ayah saya untuk kepentingan pribadi.
Saya menjaga rapat latar belakang kedua orang tua saya."
"Bahkan, ketika saya berada pada situasi yang sangat mengerikan di hadapan aparat bersenjata yang melecehkan, memukul, menendang kepala saya," ungkapnya.
Dia merasa seperti bagian dari masyarakat kecil ketika ditangkap Polda Metro Jaya saat berdemonstrasi di depan Gedung DPR.
"Hanya satu yang ingin saya ketahui.
Bagaimana rasanya menjadi masyarakat kecil saat mereka ditangkap dan ditahan aparat keamanan karena menuntut hak-haknya.
Hak untuk bebas dari penyiksaan adalah hak semua anak bangsa di atas bumi manusia," tandasnya.
Iqbal menjelaskan, dirinya bukan anak yang hidup dalam kemewahan dan kekuasaan.
Sejak kecil, Iqbal berjuang melawan ketidakadilan.
Katanya, sang ibu selalu menanamkan nilai-nilai keadilan dan welas asih.