Polemik Ijazah Jokowi Asli atau Tidak, UGM Beri Pernyataan Resmi

Editor: Alza
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SKRIPSI JOKOWI - Skripsi Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) saat menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1985. Adapun muncul tudingan ijazah dan skripsi Jokowi adalah palsu, UGM hingga teman angkatan Jokowi memberikan bantahan. 

Namun harus juga melakukan perbandingan dengan ijazah dan skripsi yang diterbitkan pada tahun yang sama di Fakultas Kehutanan.

“Ada banyak skripsi mahasiswa yang menggunakan sampul dan lembar pengesahan dengan mesin percetakan,” katanya.

Soal nomor seri ijazah Joko Widodo yang disebut tidak menggunakan klaster namun hanya angka saja, Sigit menuturkan, soal penomoran ijazah di masa itu, Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas.

Penomoran tersebut, tidak hanya berlaku pada ijazah Joko Widodo namun berlaku pada semua ijazah lulusan Fakultas Kehutanan.

“Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas,” katanya.

Ijazah Jokowi Asli

Lebih lanjut, Sigit menyesalkan tuduhan Rismon lewat konten video yang meragukan ijazah dan skripsi Joko Widodo. 

“Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli.

Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau.

Beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Senat Fakultas Kehutanan, San Afri Awang, mengaku punya pengalaman sendiri soal penggunaan font Times New Roman di sampul skripsi.  

“Saya masih ingat waktu saya buat cover (skripsi), lari ke Prima.

Di zaman itu sudah  ada tempat cetak sampul yang terkenal, Prima dan Sanur."

"Soal diketik pakai mesin komputer, jangan heran di sekitar UGM juga sudah ada jasa pengetikan menggunakan komputer IBM PC.

Saya sempat pakai buat mengolah data statistik,” kata kakak angkatan Joko Widodo itu.

Meski begitu, kata San Afri, tidak semua mahasiswa Fakultas Kehutanan memilih mencetak sampul di jasa percetakan.

Ada juga mahasiswa yang memilih mencetak sampul dan lembar pengesahan menggunakan tulisan dari mesin ketik.

”Kawan saya yang secara ekonomi tidak mampu, banyak yang membuat lembar sampul dan pengesahan dengan mesin ketik,” kenangnya.

(Tribunnews.com)

 

Berita Terkini