POSBELITUNG.CO - Mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) menuntut Taman Safari Indonesia membuka identitas asli mereka.
Ada 60 orang mantan pemain sirkus OCI yang tak diketahui asal usulnya.
Hal itu diungkap Kuasa hukum mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), Muhammad Sholeh.
"Satu, buka asal-usul 60 mantan pemain sirkus ini," kata Sholeh dilansir Kompas.com, Minggu (20/4/2025).
Sholeh menegaskan pembukaan identitas ini sangat penting bagi para mantan pemain sirkus OCI.
Terlebih sejak kecil mereka hidup dengan tertutup dalam lingkungan sirkus, sehingga mereka tak mengerti darimana sebenarnya mereka berasal.
"Ini tidak bisa tidak," lanjutnya.
Selain tuntutan pembukaan identitas, para mantan pemain sirkus OCI juga meminta pembentukan tim investigasi independen.
Tim ini diharapkan dapat meneliti lokasi-lokasi Taman Safari di Indonesia, termasuk di Cisarua, Bogor, Prigen, Jawa Timur, dan Gianyar, Bali.
Menurut pengakuan para pemain sirkus, terdapat bunker dan rumah di bawah tanah di Taman Safari, yang diklaim sebagai tempat tinggal mereka.
"Rumahnya itu ada di bawah tanah tempat mereka tinggal. Di situ lah tempat penyiksaan," tegas Sholeh, merujuk pada pengakuan korban.
Pengakuan mantan pemain sirkus
Salah satu mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia menangis menceritakan dugaan penyiksaan yang dialaminya.
Vivi mengaku sudah sejak kecil berada dan dipekerjakan di sirkus tersebut.
Bahkan, dirinya tidak mengetahui identitas asli serta orang tuanya.
"Saya nggak tau orang tua. Saya kan dari kecil sudah diambil sama yang punya oriental circus itu," katanya, dikutip dari kanal YouTube Forum Keadilan TV, Kamis (17/4/2025).
Vivi melanjutkan ceritanya, selama bekerja sebagai pemain sirkus, ia tinggal di rumah milik Frans Manansang, keluarga pendiri Taman Safari Indonesia.
Vivi mengaku kerap mendapatkan penyiksaan hingga membuat dirinya nekat kabur, juga dipaksa latihan saat teman-temannya istirahat tidur.
"Disuruh latihan, dipukuli gitu. Saya tidak tahan. Jam satu malam nekat kabur," tambahnya.
Vivi ketika itu menembus gelapnya hutan untuk bisa kabur dari rumah Frans.
Ia baru bisa keluar hutan saat waktu memasuki salat Subuh.
"Ada yang nolongin karena ada yang kenal saya. Orang itu kerja di restoran Taman Safari," urai Vivi.
Singkat cerita, Vivi selama tiga hari tinggal sementara di rumah orang tersebut.
Ia kala itu berpikiran tidak bisa tinggal terus di lokasi tersebut.
Vivi takut jika keberadaannya diketahui dan ditangkap kembali.
Saat hendak keluar rumah, sudah ada sekuriti Taman Safari yang siap mengamankan dia.
"Saya dibawa ikut pulang. Pas sampai pos sekuriti. Tidak lama saya dijemput Pak Frans bersama istrinya."
"Di jalan saya sudah dipukul, ditampar oleh Pak Frans. Saya sudah gemetaran," kata Vivi.
Vivi mengaku sampai di rumah, ia diseret dari dalam mobil oleh Frans untuk dibawa ke kantor.
Frans kemudian mengambil alat setrum untuk melukai Vivi.
"Terus saya disetrumin badan saya badan.
Saya disetrum sampai ke dia nyodok-nyodok ke alat kemaluan saya," katanya, sambil meneteskan air mata.
Vivi melanjutkan, penyiksaan yang ia terima tidak berhenti di situ.
Ia lalu dipukuli hingga sempat dipasung selama dua minggu lamanya.
Singkat cerita, Vivi dilepas dan kembali menjadi pemain sirkus.
Vivi yang tidak tahan dengan kondisinya memutuskan kabur untuk kedua kalinya.
Ia meminta bantuan guru silatnya yang kebetulan juga bekerja di Taman Safari.
Vivi kemudian dibawa ke Semarang dan menikah dengan guru silatnya.
Bantahan OCI dan TSI
Founder Oriental Circus Indonesia (OCI) sekaligus Komisaris TSI, Tony Sumampau, mengaku akan membawa kasus tuduhan dugaan praktik eksploitasi ke ranah hukum.
Pihaknya mengklaim tidak pernah melakukan praktik eksploitasi, perbudakan, dan penyiksaan terhadap para pemain sirkus di bawah naungan OCI.
Ia menegaskan, proses latihan di sirkus memang memerlukan kedisiplinan tinggi yang kerap kali melibatkan tindakan tegas, tetapi ia menyebut hal tersebut wajar dalam dunia olahraga dan bukan bentuk kekerasan yang disengaja.
"Betul, pendisiplinan itu kan dalam pelatihan ya, pasti ada. Saya harus akui. Cuma kalau sampai dipukul pakai besi, itu nggak mungkin," ujar Tony saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
"Kalau mereka luka, justru nggak bisa tampil atraksi," ujarnya.
"Kalau dibilang penyiksaan, ya itu membuat sensasi saja.
Supaya orang yang dengar jadi kaget, serius gitu ya. Kalau benar-benar seperti itu, ya tidak masuk akal," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tony juga menjelaskan metode pelatihan di dunia sirkus, termasuk di OCI, tidak jauh berbeda dengan standar pelatihan di cabang olahraga lain, seperti senam atau bela diri.
Tony Sumampau, akan melakukan upaya hukum atas tudingan eksploitasi dan pemerasan yang dilayangkan terhadap pihaknya.
Tony menegaskan, pihaknya justru mencium adanya provokator yang diduga sengaja menggiring mantan pemain sirkus untuk membuat narasi negatif.
"Ya, di belakang semua ini memang ada sosok provokator yang memprovokasi mereka.
Kita sudah tahu siapa, karena sebelumnya juga dia sempat minta sesuatu kepada kami," ujar Tony, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Tony menyebut, pihaknya tidak berniat memperkarakan para mantan pemain sirkus, yang disebutnya sudah seperti anak sendiri.
Namun, berbeda dengan "aktor" yang berada di balik tuduhan tersebut.
"Kalau anak-anak, ya kasihan. Tapi, kalau provokatornya, itu lain cerita.
Kita sedang mengupayakan langkah hukum terhadap pihak yang memanfaatkan mereka," kata Tony.
Menurut Tony, pihaknya telah mengantongi bukti-bukti terkait dugaan adanya upaya pemerasan yang sempat menuntut angka hingga lebih dari Rp 3,1 miliar.
Namun, Tony menegaskan bahwa dari awal pihaknya memilih diam agar tidak melukai perasaan mantan anak didiknya.
"Kita memang tidak merespons, karena mau lihat siapa dalangnya.
Anak-anak itu hanya ‘alat’. Kita enggak mau cederai mereka.
Tapi, siapa yang ada di belakang ini, ya itu yang jadi perhatian kami," ungkap Tony.
Tony mengaku, sebagian bukti sudah dikantongi, meskipun dengan beberapa korban ia belum sempat bertemu langsung.
"Sebagian bukti sudah ada. Kalau mereka (anak-anak) yang kemarin itu, saya belum pernah ketemu lagi. Mungkin karena merasa malu setelah ramai bicara seperti ini," ujar dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Klarifikasi Lengkap Pendiri Taman Safari, Sebut Pengakuan Mantan Pemain Sirkus Disiksa Cuma Bualan
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Sri Juliati/Endra Kurniawan) (TribunJakarta.com)