POSBELITUNG.CO - Pengakuan mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) sangat mengejutkan.
Kisah mereka menjadi viral setelah bertahun-tahun mengalami penyiksaan.
Sebenarnya, kasus ini sudah diusut pada 1997 silam.
Namun, tak ada penyelesaian hingga beberapa pemain sirkus muncul ke publik.
Sementara sosok Jansen Manansang, pemilik sekaligus Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group jadi sorotan.
Diketahui, eks pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI) melaporkan dugaan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) kepada Kementerian HAM.
Sejumlah eks pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI) menyebut para pemilik OCI dan Taman Safari Indonesia melakukan tindak kekerasan, perbudakan, dan eksploitasi anak.
Mereka mengaku menerima berbagai bentuk penyiksaan, seperti dipukul, disetrum, dipisahkan dari anaknya, dipaksa bekerja dalam kondisi kurang sehat, hingga dipaksa makan kotoran gajah.
Namun, pihak TSI membantah semua pernyataan yang disampaikan para mantan pemain sirkus OCI saat audiensi dengan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugiyanto, di Jakarta, Selasa (15/4/2025) lalu.
Usai tuduhan eksploitasi tersebut sosok Jansen Manansang menjadi sorotan.
Mengacu pada laman resmi TSI, Jansen Manansang mendirikan Taman Safari bersama saudara-saudaranya yakni Frans Manansang dan Tony Sumampau.
Pria kelahiran Jakarta tahun 1942 dan dua saudaranya ini rupanya adalah anak dari seorang pemain sirkus keliling, Hadi Manansang.
Saat masih berusia 7 tahun, Jansen bersama kedua adiknya selalu ikut rombongan sirkus keliling bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik.
Sepak terjang Hadi Manansang dan ketiga anaknya dalam membangun Taman Safari Indonesia dituangkan dalam buku berjudul Tiga Macan Safari yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2 Desember 2019.
Dalam buku tersebut, Frans Manansang berkisah, sang ayah memulai perjalanannya dari nol dan sebatang kara karena Perang Dunia.